17. Mau Sekolah

29.6K 2.5K 44
                                    

Maaf banget baru up, author sangat sangat sibuk..

Yang lupa alur boleh baca chap sebelumnya, soalnya author juga lupa😅

Enjoy~

Sepulang dari kantor abangnya, lagi lagi Narengga merasa bosan karena dia hanya di perbolehkan untuk berbaring dikasur saja. Katanya sih istrahat biar gak capek. Kan dia udah sembuh masa gak dibolehin main.

Narengga mendongak melihat suara yang datang dari arah jendelanya, dengan malas ia beranjak dan berjalan menuju sumber suara.

"Awas aja, Nalen bakal lompat lewat jendela kalo gak dibolehin sekolah besok"

Hari masih sore, ia sudah di suruh tidur. Bukannya tidur maghrib gak boleh ya, katanya nanti di gondol genderuwo. Itu kata neneknya dulu.

Setelah melihat tidak ada apapun di luar jendela sana, Naren kembali membaringkan tubuhnya dengan posisi telentang.

"Nenek.. Nalen seneng bisa ketemu sama mommy daddy, papi mami, abang sama kakak. Tapi kayaknya kak Lin gak suka sama Nalen"

Ia tau bahwa Caroline, kakaknya itu sama sekali tidak suka padanya. Dengan cara apa dia harus menarik perhatian sang kakak?

"Ishh! Kenapa sih kak Lin gak suka sama Nalen. Nalen kan anak baik, ganteng, sama gak sombong. Bosaaan~"

Naren yakin saat ini keluarganya masih sibuk dengan urusan masing-masing, kadang ia heran. Keluarganya udah kaya kok masih kerja ya.

"Baby Naren udah bangun?"

Pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang sudah berumur hampir kepala empat, namun masih kelihatan cantik dan anggun, tatapan lembut itu terkadang membuat Narengga berkhayal pengen punya istri kayak Mommy-Nya.

"Mommy"

Reina menghampiri sang anak yang tengah mencebikkan bibir, dengan gemas ia menarik bibir bawah sang anak dan hasilnya mendapatkan delikan tajam dari putra bungsunya.

Bukannya terlihat galak malah terlihat manis di mata Reina.

"Kenapa sayang? Baby nya mommy menginginkan sesuatu?"

Reina tau sang anak sedari tadi tak tidur, terlihat dari mata anaknya sayu dan sedikit memerah.

Ia mendudukkan diri ke kasur dan menyandarkan punggung ke headboard, Reina meletakkan kepala sang anak keatas pahanya sebagai bantalan.

"Nana bosen mommy tapi sama Daddy nda boleh kelual"

Tanpa sadar ia menyebut namanya sendiri dengan nama "Nana", Reina tersenyum kecil mendengar nama baru yang disebut sang anak terdengar manis dan gampang di sebut oleh lidah anaknya yang cadel.

Reina mengusap lembut Surai sang anak membuat Narengga terserang kantuk dengan tiba-tiba, padahal ia yakin tadi tidak mengantuk.

"Daddy hanya khawatir dengan keadaan baby yang belum sepenuhnya pulih. Baby tau bagaimana frustasi nya Daddy saat tau kamu tenggelam saat itu? Daddy hampir terkena serangan jantung"

Naren terkekeh dengan mata setengah tertutup, ia menenggelamkan wajah ke perut sang ibu.

"Daddy udah tua, kumis sama jenggotnya udah ada uban tapi masih kelja, mommy nda takut jadi janda ya?"

Erick yang berada di depan pintu kamar Narengga melototkan kedua matanya lebar, yang benar saja. Ia memang memiliki kumis dan jenggot tipis yang sengaja tak dicukur supaya terlihat maskulin, sayangnya sudah sedikit beruban ya karna faktor usia. Tapi visual tampannya tak luntur sedikitpun, bahkan ia terlihat seperti Sugar Daddy dengan tubuh atletisnya.

Narengga||✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang