Mau gue rajin-rajin up kalian sering vote sama komen makannya, gue nulis kalian vote. Tuh baru readers idaman 🥱
Happy reading~
Hari ini adalah hari pertama Narengga kembali masuk ke sekolah setelah izin tak masuk selama beberapa hari.
Antusias pastinya, bahkan Narengga bangun terlebih dahulu daripada anggota keluarganya yang lain. Ia punya alasan untuk itu, alasannya takut ditinggal oleh abang-abangnya lagi.
Saat ini bocah itu tengah berada di pinggir lapangan, Narengga tidak diizinkan mengikuti upacara sebab keadaannya yang baru saja pulih. Jadi ia berada di pinggir lapangan hanya melihat murid-murid tengah melakukan upacara wajib yang diadakan setiap hari Senin.
"Huhhh... Pengen beli bakso bakal, boleh gak ya" gumamnya pelan.
Matanya mencari keberadaan Abang dan kakaknya yang ternyata para saudaranya itu tidak melihat kearahnya lagi, itu memberikan kesempatan bagi Narengga untuk kabur ke kantin.
Narengga berjalan mengendap-endap supaya tak ada satupun orang yang melihatnya kabur ke kantin.
Setelah berhasil dari acara kabur dari pengawasan Abang dan kakaknya, Narengga langsung memesan makanan yang dari tadi di idam-idamkan nya.
"Mamang pesan bakso bakal yang pedes banget itu, sepuluh libu aja"
"Siap lah kalo gitu, tunggu bentar yak"
Narengga mengangguk kecil, matanya menelusuri setiap sudut ruang kantin yang baru kali ini ia datangi sendirian, biasanya dia harus ditemani oleh seseorang, ntah itu Abang dan kakaknya atau orang kepercayaan dari keluarga Ferdinand.
Setelah menunggu beberapa menit, Narengga mendapatkan pesanannya. Retinanya berbinar menatap lapar bakso bakar yang berada di dalam kantong plastik sekali pakai.
"Makasih mamang, jangan bilang Abang kalo Nalen beli bakso bakal ya"
Penjual bakso bakar itu melongo sembari menatap punggung Narengga yang kian menjauh dari pandangan. Jadi bocah itu membeli bakso bakar super pedasnya tanpa izin dulu?
Mampus, setelah ini pasti keluarga Ferdinand akan membakar tempat jualannya.
Tapi ia yakin tuan Erick tak akan melakukan hal tersebut kepada orang yang tak bersalah.
Namun, bocah pendek itu adalah kesayangan keluarga Ferdinand dan mereka akan melakukan apapun untuk membalas orang-orang yang telah berani menyakiti kesayangan Ferdinand itu.
"Huahhh pedesnya shh hahh mau minum hiks hahh"
Setelah memakan beberapa pentol bakso, sekarang pedasnya benar-benar terasa. Narengga kelimpungan di dalam kelas mencari botol berisi air yang biasanya dia bawa. Tapi tak ada di mana pun.
Untung ada satu kotak susu di dalam tasnya, pedasnya memang sedikit berkurang tapi hanya sedikit dan susunya sudah habis.
"Pedas hiks lidah Nalen gak belhenti pedas hiks mommy tolong.. mau pulang aja hiks mommy"
"NAREN"
Tubuh Narengga tersentak kaget kala suara Abang sepupunya berteriak memanggil namanya.
"Abaaang huwaaa" bocah itu langsung berdiri dari duduknya dan menerjang tubuh Garren, untung Garren sigap menahan tubuhnya agar tak limbung"
"Kenapa hey?"
Garren menelisik seluruh keadaan Narengga yang terbilang cukup kacau, mata sembab, hidung memerah, dan mulut yang mengeluarkan air liur terus-menerus.
"Mangap dulu dek, Tante dulu ngidamnya selalu di turutin kok" ntah darimana kedua kembar Nia dan Mia tiba-tiba sudah berada di sebelah Garren.
"Nda bisa! Kalo mangap mulutnya kebakal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Narengga||✓ [END]
Ficção AdolescenteNarengga F. bocah cadel yang memiliki wajah menggemaskan ini memiliki sifat manja dan cengeng kepada orang-orang yang sudah dekat dengannya. Bocah polos ini selalu menjadi bahan bullyan oleh murid di sekolah karena neneknya menyuruh Narengga untuk s...