30. Sebuah Flashdisk

14.4K 1.4K 68
                                    

Double up.

Follow akun gua biar makin semangat buat updatenya, jangan sider ya maniezz🌬️

300 vote 50 komen gua up mingdep. Kalo gak nyampe, gua up mingdepnya lagi.

Happy Reading~

BRAKK!!

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka dengan kasar yang membuat kedua orang didalam sana terdiam, terutama Lino.

Disana terlihat Tom, ayah dari Erick yang berdiri diambang pintu sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Sama sekali tidak merasa bersalah ketika sudah membuat pintu ruangan kerja Erick rusak karena tendangannya.

Lino langsung berdiri dari duduknya lalu membungkukkan tubuhnya hormat kepada seseorang yang baru saja datang tanpa di undang.

"Apa yang kau lakukan di sini, Lino?" ucapnya dengan tatapan menyelidik. Lino menelan saliva kasar saat Tom, Tuannya itu mendekati tubuhnya dengan langkah pasti.

Ia menoleh kearah Erick yang masih terdiam di tempat, pasti pria itu sangat shook dengan pernyataan yang ia lontarkan tadi.

Tom menaikkan sebelah alisnya saat tak kunjung mendapat jawaban dari tangan kanannya itu.

"Kau tuli?"

Lino menunduk gugup, "m-maaf Tuan saya hanya berbincang ringan dengan Tuan Erick, karena sudah lama tidak bertegur sapa" ucapnya berusaha menghilangkan kegugupan agar tidak dicurigai oleh Tom.

Tom melirik sekilas kearah anak bungsunya itu, ia mengernyitkan alis saat Erick hanya terdiam di tempatnya tanpa menatap tajam kearahnya seperti biasa.

Tom beralih meletakkan kedua tangannya kedalam saku celananya dan berjalan keluar dari ruangan Erick.

"Ikut saya" perintah Tom yang langsung dituruti oleh Lino, tetapi sebelum itu ia mengeluarkan benda kecil dari saku celananya dan melemparkan benda itu kearah Erick dan benda tersebut langsung mendarat di lantai tak jauh dari Erick berada.

Erick menatap diam kepergian sahabat kecilnya itu kemudian beralih menatap sebuah benda yang dilempar oleh sahabatnya tadi.

Erick beranjak dari duduknya kemudian mengambil benda tersebut.

Sebuah flashdisk.

"Tidak mungkin kan dia bukan putriku? Jika bukan lalu siapa anakku, dimana dia sekarang?" tanya Erick kepada dirinya sendiri.

Ia menyimpan flashdisk tersebut di laci meja kerjanya. Erick tau jawaban dari pertanyaannya berada di flashdisk ini, dia akan memastikan isi dari flashdisk itu nanti, sekarang ia ingin bersama dengan putra bungsunya sebelum mereka berpisah kembali.

"Kenyataan pahit apa lagi ini, tidak bisakah aku hidup seperti keluarga harmonis pada umumnya..."

***

"ARRRGGHH!!"

Seorang remaja belasan tahun itu tampak meraung kesakitan saat punggungnya lagi lagi dicambuk tanpa belas kasih.

Kulit punggungnya terasa koyak. Bahkan bekas luka yang kemarin belum sembuh sekarang ia kembali mendapatkan luka untuk kesekian kalinya.

"LEPASIN GUA ANJING, BABI, MANUSIA BIADAP LO SEMUA SETAN!!"


Ctarr!


"ARRRGHHTT!! GUA BUNUH LO MONYET!!"

Teriakannya menggema di penjuru ruangan, orang-orang berbaju hitam disana sampai memakai penutup telinga setiap menyiksa tubuh remaja itu.

Narengga||✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang