RADEN AYU KEMUNING

1.4K 159 5
                                    

GARIS DARAH WARISAN
BAB-21
RADEN AYU KEMUNING

Amanda tak lagi mampu menahan tangisnya. Dia pikir Arjuna adalah lelaki yang akan melindunginya. Nyatanya, dia hanya lelaki jahat yang bersembunyi dibalik wajah tampannya. Amanda tak menyangka jika dalang di balik semua yang tengah terjadi pada dirinya adalah Arjuna. Amanda menangis tersedu sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Arjuna berusaha menenangkan Amanda dengan memeluknya. Namun tubuhnya didorong oleh Amanda.

"Aku mengaku, aku memang salah karena telah memanggilmu kemari, bahkan aku berniat memanfaatkan tubuhmu demi kepentingan pribadi. Aku sangat menyesal, Diajeng. Tapi aku tak bisa berbuat banyak karena semua takdir yang kau alami itu terikat dengan beliau, Amanda. Maafkan aku, Diajeng."

Amanda mengerutkan dahi mendengar kata yang baru saja diucapkan oleh lelaki yang telah membawanya ke dunia ini.

"Beliau? Beliau siapa maksudmu, Mas?"

"Beliau. Sesembahan keluargaku, keluarga Nitis Sukma. Raden Ayu Kemuning."

Bertepatan dengan ucapan Arjuna. Tiba-tiba angin berhembus dengan kencangnya. Membuat kobaran api unggun meliuk-liuk hampir padam. Di mulut gua samar-samar terlihat sosok wanita berdiri dan sesekali wajahnya yang ayu seperti Ratu Keraton Jawa terlihat tatkala kilatan cahaya petir melintas di luar gua.

"Anakku, kenapa kau melalaikan tugasmu." Terdengar suara lembut menggema ke penjuru gua. Suara halus seorang perempuan yang sedari tadi berdiri di hadapan Arjuna dan Amanda. .

"Arjuna, anakku. Keturunanku. Kau telah mengingkari janjimu."

Wanita yang dipanggil Raden Ayu oleh Arjuna terlihat melangkahkan kaki pelan menuju Arjuna dan Amanda yang mematung. Kobaran api unggun membesar. Menerangi gua hingga terlihat dengan jelas wajah dari sosok yang bernama Raden Ayu Kemuning itu.

Amanda yang penasaran mencoba mengintip dari balik punggung suaminya dan alangkah terkejutnya gadis ayu itu saat tahu jika Raden Ayu yang disembah oleh keluarga suaminya adalah sosok perempuan yang ada di lukisan Griya Utami Nitis Sukma yang pernah dilihat olehnya. Sosok itu jugalah yang menunggunya di puncak candi saat melakukan ritual jarik perawan tempo hari.

Raden Ayu Kemuning tersenyum sambil menatap Arjuna. Arjuna sekuat tenaga mengumpulkan keberaniannya menghadapi makhluk yang keluarganya sembah itu.

"Anakku, menyingkirlah. Aku harus mengambil santapan yang kau persembahkan kepadaku."

Arjuna tak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Hatinya bertekad akan melindungi Amanda sebagai bentuk permohonan maaf karena telah menyeret Amanda ke masalah keluarganya. Namun tindakan Arjuna itu telah memicu murka Raden Ayu Kemuning. Senyum di wajahnya memudar berganti dengan wajah datar yang mengerikan.

"Pergi! Cepat telah pergi, Diajeng! Jangan sampai kau mati" Arjuna terus menyuruh Amanda pergi sehingga dia kembali menarik Perhatian Raden Ayu Kemuning.

Raden Ayu Kemuning menatap sangar ke arah Arjuna. Setelahnya tangan kanan sang Raden Ayu terangkat diikuti oleh Arjuna yang melayang, ditarik paksa oleh kekuatan Raden Ayu Kemuning. Arjuna meronta berusaha melepaskan cekikan tangan Raden Ayu Kemuning di lehernya namun sia-sia saja.

"Pergi sekarang juga, Diajeng!" Arjuna masih terus menyuruh Amanda pergi dengan sisa-sisa tenaganya.

Saat Amanda bersiap kabur, Raden Ayu Kemuning mengangkat tubuh Arjuna tinggi-tinggi. Amanda yang melihatnya berteriak histeris.

"Keluarga Nitis Sukma. Agaknya perjanjian kita akan selesai sampai di sini. Akan aku ambil semua yang kuberi pada kalian. Ha-ha-ha" Raden Ayu Kemuning tertawa mengerikan.

"Lari, Diajeng!" Arjuna bersuara dengan nafas terakhirnya sebelum tubuhnya hangus terbakar ditangan makhluk yang keluarganya sembah.

***
Cerita lengkap di PF KARYAKARSA

GARIS DARAH WARISAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang