"Kenapa memangnya?" tangkasku kebingungan saat melihat tingkah mereka yang aneh. Raut wajah mereka berubah dari bahagia menjadi khawatir sekaligus takut? Aku tidak tahu namun aku bisa merasakan bahwa mereka menemukan kejanggalan dari ucapanku.
"Kau tidak pernah mendengar rumor terkait posisi itu di Axcell Company?" balas Chelsea yang kurespon dengan gelengan kepala. Pertanyaan itu seakan memancing bulu kudukku berdiri. Sepertinya posisi sekretaris di Axcell menjadi posisi keramat. Tapi kenapa? Serasa dalam otakku tidak dapat menemukan jawaban yang tepat atas pertanyaan itu.
"Katanya setiap orang yang bekerja sebagai sekretaris dari Axcell Company hanya akan bertahan dalam hitungan hari karena boss pimpinannya yang sangat perfeksionis dan kaku. Sedikit saja kesalahan, maka kau akan langsung dipecat. Dan aku juga mendengar saat kau dipecat, maka masa depanmu juga dipastikan akan hancur tak bersisa. Tidak akan ada lagi perusahaan yang mau menerimamu." urai Alice.
"Bahkan, aku tidak menyangka kau bisa diterima di posisi itu karena sepengetahuanku, dia hanya menerima karyawan yang memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun sebagai sekretarisnya, bagaimana bisa kau diterima padahal kamu masih belum memiliki pengalaman sama sekali?" imbuh Chelsea.
"Aku tidak tahu. Mungkin menurutnya aku pantas?" celetukku singkat dengan raut wajah tidak yakin.
Setelah mendengar ucapan dari mereka aku menjadi panik dan merinding sendiri. Bagaimana jika cara kerjaku salah dimata dirinya dan aku dipecat? Terlebih aku sudah membuat impression yang jelek terhadapnya, dia juga tidak akan segan-segan memecatku.
"Jangan membuat lelucon disini, Fio. Katakan! Apa yang sebenarnya terjadi?!" desak Alice tidak percaya.
"Tidak terjadi apa-apa, aku hanya......." terangku yang langsung terpotong karena bunyi dering handphone-ku.
Aku-pun mengambil handphone-ku dan melihat identitas penelepon dan seperti yang sudah kuduga, yang menelponku adalah ibuku. Aku lalu mengangkat teleponnya dan bertanya ada apa dirinya menelpon.
"Apa kamu lupa?! Hari ini kita ada perayaan pulangnya kakakmu dari Australia. Dimana kau sekarang?! Apa kau hanya keasyikan main diluar sehingga melupakan keluargamu sendiri? Memang anak tidak tahu diuntung, Cepat pulang! kakakmu sudah menunggumu dari tadi." bentak mamaku melalui saluran telepon.
"Tapi ma........ Aku ingin merayakan....." bantahku.
"Merayakan apa?! Tanggal hari jadian?! Atau hari pertemanan?! Hari-harimu memang diisi dengan melakukan hal yang tidak penting, Fio. Mama tidak mau mendengar alasan apa-apa. Pulang sekarang atau kau mama kurung di rumah selama 1 minggu." marah mamaku.
"Baik ma.... Aku pulang." pungkasku yang kemudian diputuskan telepon secara sepihak.
Sambil tersenyum getir, akupun mengatakan, "Sepertinya aku harus pulang sekarang, mereka mencariku."
"Apa kau baik baik saja, Fio? Apa mereka tidak tahu tentang kabar bahagia ini?" tanya Alice.
"Untuk apa juga mereka tahu? Lagipula tidak ada hal yang kulakukan yang bisa membanggakan mereka. Aku tidak apa-apa, sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini. Kalau begitu aku pergi dulu ya... Daripada aku kembali di telepon untuk mendengarkan ocehannya." paparku dan berjalan keluar dari cafe itu.
Karena jarak antara cafe dan rumahku, tidak terlalu jauh, aku pun memutuskan untuk berjalan kaki pulang ketimbang menunggu bus ataupun taxi, tentu akan memakan biaya dan waktu yang lebih banyak. Sesampainya aku dirumah, sesuai perkiraanku, kedua orang tuaku telah menyiapkan sebuah acara kecil khusus hanya untuk kakak perempuanku. Tidak ada ucapan selamat atas pencapaianku saat ini. Begitupun tatapan hangat yang ditunjukkan untuk diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Fall
RomansaFio yang notabenenya mahasiswa akuntansi semester akhir, mengharuskan dirinya untuk mengikuti program magang sebagai syarat kelulusan. Bermula masuk ke salah satu perusahaan ternama menggunakan jalur orang dalam, Fio harus merasakan namanya terjebak...