Chapter 9

3.6K 288 3
                                    

Part ini hampir 1900++ kata, lumayan lah ya.


Selamat membaca-!

.
.
.

Berkunjung

Satu bulan setelah acara Muslimah Fashion Week, Qiana kini kembali mengurus butiknya, dibantu oleh Galina tentunya. Aydan juga sudah kembali lagi ke Jakarta mengurus perusahaannya, begitupun juga Malik yang kembali bekerja. Sebulan belakangan ini, mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Hubungan –kerja sama– Aydan dan Qiana juga semakin dekat, alih-alih bekerja sama, lelaki itu sering sekali bulak balik Jakarta-Bogor hanya untuk bertemu dengan Qiana. Proyek kerja sama mereka juga berjalan lancar, terkadang alasan itu yang dipakai Aydan untuk bertemu dengan Qiana.

Tidak, tidak setiap hari. Aydan menemui Qiana hanya seminggu sekali.

Minggu ini, rencananya Qiana yang akan mengunjungi kantor Aydan yang berada di Jakarta, dia tidak enak juga dengan Aydan yang harus bulak-balik setiap minggunya dengan alasan proyek kerja sama mereka.

"Tidak apa-apa Pak, saya juga tidak keberatan. Lagi pula Bapak juga sering berkunjung ke sini, jadi sesekali saya juga boleh dong mengunjungi kantor bapak,"

Di balik telepon, Aydan terlihat bimbang. Pria itu keras kepala memang, harus dia yang menemui Qiana bukan malah sebaliknya. Tapi bukan Qiana kalau tidak handal dalam perihal bujuk membujuk, Aydan akhirnya mengiyakan permintaan gadis itu.

"Yasudah kamu boleh kesini, tapi saya jemput ya?"

"Saya bisa berangkat dengan Galina Pak. Lagi pula saya takut merepotkan," jawab Qiana mantap.

Entah mengapa keduanya kini nyaman menggunakan bahasa formal, berbicara dengan bahasa santai terlihat aneh sekaligus canggung sepertinya.

"Sama sekali tidak merepotkan Qiana. Saya hanya khawatir di perjalanannya saja. Bogor-Jakarta lumayan jauh kan?" Alasan sekali Bapak ini, bilang aja mau modus pak.

"Ck. Tidak masalah, pokoknya saya berangkat dengan Galina. Bapak tidak usah jemput saya ya?"

"Oke baiklah, saya tunggu kehadiran kamu. Hati-hati di jalan."

"Baik terimakasih Pak, saya tutup teleponnya ya, assalamualaikum,"

"Iya waalaikumussalam."

Lumayan capek juga bicara dengan orang keras kepala seperti Aydan. Batin Qiana.

Setelah menutup teleponnya, Qiana dikejutkan dengan kedatangan Galina yang datang tiba-tiba ke ruangannya.

"Astaghfirullah, kaget gue! Bisa gak kalau masuk ketuk pintu dulu,"

"Hihi sorry Qi, Alin nguping dikit tadi penasaran deh jadi masuk aja, lagi teleponan sama Aydan ya?" goda Galina.

Qiana merotasikan bola mata. "Kepo lo!"

"Yaudah lo berangkat sendiri sono ke Jakarta!"

Qiana mendelik. "Heh ngga ada ya! Lo ikut!"

Kini giliran Galina yang merotasikan bola mata. Gadis itu kemudian dengan santainya duduk di kursi yang berada di hadapan kursi Qiana.

"Jam berapa?"

AYNA ; The Perfect Couple [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang