Chapter 6

3.9K 329 8
                                    

Haiii!!

Selamat membaca!!><3
.
.
.

Photoshoot

3 hari setelah pertemuan antara Qi'labels dan Nara Studio. Sejak saat itu Aydan tidak lagi menemui Qiana ataupun sebaliknya.

Pesan yang Qiana kirimkan waktu itu hanya di baca saja oleh Aydan, membuat Qiana overthingking berkelanjutan.

Acara muslimah fashion week dilaksanakan 3 hari lagi. Segala sesuatu sudah dipersiapkan oleh masing-masing anggota kerja sama. Namun belum ada lagi komunikasi diantaranya.

Qiana saat ini sedang sibuk mempersiapkan pakaian mana saja yang akan dipamerkan nanti. Besok adalah hari photoshoot untuk majalah mereka, namun sampai saat ini Qiana masih kelimpungan mencari model pria yang akan mewakilkan butik mereka.

"Lin, dari pihak Nara Studio kira-kira ada gak ya yang mau jadi model kita?" tanya Qiana kebingungan.

"Lah au nanya gue," jawab Galina sekenanya.

"Tanya coba sama Aydan," tambahnya.

Pemilik Qi'labels itu mengetuk-ngetukan jarinya ke meja. Sudah tidak ada kabar, ya kali dia menghubungi Aydan duluan. Gengsi dong, pikirnya.

Kringgg

Kedua gadis itu dikagetkan dengan bunyi ponsel yang terletak di meja. Qiana pemiliknya.

Mengambil ponsel yang masih berbunyi lalu melihat siapa yang menelpon. Qiana sedikit terkejut karena orang yang menelpon adalah orang yang ada dipikirannya saat ini.

"Halo Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam, kamu dimana?"

Qiana mengernyitkan dahi. Kenapa tiba-tiba Aydan bertanya keberadaannya?

"M-maaf Pak, seperti biasa saya sedang berada di butik, ada apa ya pak?"

"Ehm baiklah, saya segera kesana."

Tut.

Panggilan diputuskan sepihak.

Galina yang sejak tadi memperhatikan mengangkat kedua alisnya bertanya.

Qiana hanya menggeleng pelan. "Gatau, katanya mau kesini."

Kedua gadis itu pun bergegas merapikan ruangan.

"Kenapa sih tiba-tiba? Orang mah janjian dulu, udah ngilang 3 hari sekalinya mau ketemu dadakan," gumam Qiana kesal.

"Hah? Kenapa Qi?" tanya Galina yang sedang berada di toilet.

"Ngga gak apa apa, gc lo kedepan, takutnya mereka udah dateng,"

"Iyaa sabar!"

Tak lama akhirnya Galina keluar dari kamar mandi lalu bergegas ke meja kerjanya yang berada di depan butik. Qiana sendiri menunggu di ruangannya.

Aydan akhirnya sampai di butik. Dia datang sendiri dengan mobil hitamnya.

"Mari Pak, saya antar ke ruangan Mbak Qiana," ujar Galina seformal mungkin, meskipun dalam hatinya dia ingin sekali tertawa.

"Terimakasih," jawab Aydan.

Tok tok tok

Galina mempersilahkan Aydan masuk, dia juga ikut masuk lalu Aydan dipersilahkan duduk di sofa. Qiana menghampiri keduanya.

AYNA ; The Perfect Couple [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang