13 - Suami (babu) Pulu

2.1K 336 365
                                    

Warning :
Untuk membaca buk ini diperlukan pemahaman tingkat dasar setara satu semester mata kuliah bersama Prof. Dr. Drs. Heerman Wiyahya, S.pd., M.EA. mengenai pelajaran ilmu pemahaman dasar bahasa kesukuan pulu. Bagi yang bisa mentranslate dengan baik dan benar, akan mendapatkan voucher makan subuh bersama Pak Heerman sendiri di hotel bintang kecil dilangit yang biru.
Sekian. Terimakasih samasama.
Salam kechop manjah,
Donu.
😘












🏝🏝🏝





















"Suami, pijitin dong,"

Perintah Jake. Cowok itu kemudian tersenyum simpul waktu melihat suaminya—ralat, babu✨ nya itu dengan nurutnya mulai pijetin kaki dia setelah tersenyum tipis.

Sudah satu bulan. Satu bulan semenjak Jake memutuskan untuk nggak menceraikan Pak Pulu, buat manfaatin dia. Cowok primitif itu juga udah dia cetak jadi lebih "beradab". Well setidaknya Jake pikir begitu sih. Padahal, yang dia maksud dengan "beradab" sebetulnya nggak betul betul beradab, tapi dia cuma mau mengubah Pak Pulu sesuai yang dia mau aja, sih.

Kayak sekarang ; Pak Pulu yang pake baju (walaupun dari kain keramat), dengan nama yang baru dan kebiasaan yang baru. Kebiasaan kebiasaan yang harus dia terapkan sebagai syarat dari Jake, yang katanya cowok itu demi menjaga keharmonisan hubungan mereka berdua. Salah satunya adalah Pak Pulu harus menghentikan kebiasaannya mengonsumsi makanan kesukaannya, yaitu bekicot goreng yang dilimpahi taburan garam dan sambel cobek. Makanan paling enak sedunia bagi Pak Pulu, yang sudah satu bulan dia terpaksa nggak makan.

Pak Pulu menengadah, memandangi wajah terpejam Jake sembari terus memijat. Cowok yang kotekanya tenggelam dibalik kain merah dengan bordir ijo itu berfikir, semenjak menikah, dia jadi lebih sibuk karna ternyata istrinya itu agak manja, dan banyak maunya. Sebetulnya Pak Pulu juga merasa kalau Jake terkadang keterlaluan, tetapi dia cuma memaklumi saja. Karna kalau Pak Pulu ingat tentang Jake yang jatuh dari tebing, dia jadi merasa bersalah lagi. Dan itu yang bikin dia berfikir bahwa dia harus nyenengin Jake sekarang.

Oleh karena itu dia mau berubah demi Jake. Pake kain walaupun nggak nyaman, nggak makan becikot goreng walaupun ngeces, pakai nama 'Sunghoon' walaupun dia masih ngerasa aneh, dan belajar mati matian bahasa Jake supaya bisa komunikasi dengan istri kesayangannya itu. Dia sudah belajar satu bulan, dan entah Sunoo juga heran kenapa Pak Pulu bisa belajar secepet itu, tetapi sekarang Pak Pulu sudah bisa komunikasi walaupun sedikit sedikit. Sedikit sedikit paham, sedikit sedikit gapaham. Kalau lagi nggak paham, dia cuma bisa senyum aja sih. Tapi sekiranya cukup, baginya begitu.

"Pulu uoh?,"

Gumam Pak Pulu waktu dia melihat Jake yang ternyata ketiduran. Cowok itu tersenyum dan bangkit, mendekat kearah Jake dan memandangi wajah damainya yang kelihatan lembut.

Tangan Pak Pulu naik untuk mengelus rambut hitam Jake perlahan,

"Pulu u, Jakey,"

Ucapnya sambil tersenyum lembut. Pak Pulu suka diam diam memperhatikan Jake kalau cowok itu tertidur kayak sekarang. Karna, wajah Jake kalau sedang tertidur itu kelihatan berbeda sekali. Wajahnya kelihatan tenang dan lembut. Beda sama wajah Jake yang biasanya ditunjukkan ke dia, yaitu muka julidnya yang aga aga judes.

Tangan cowok itu terangkat untuk menyentuh rambut hitam Jake yang tertiup angin. Merapihkannya.

Satu senyuman timbul setelah merasakan rambut istrinya itu yang terasa begitu lembut. Baru kali ini dia pegang rambut cowok itu. Ternyata begitu lembut. Terasa lebih lembut dari rambutnya sendiri,

The Cringe Island Gets Me Too Emotional √ Sungjake | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang