Chapter 5

21 3 0
                                    

Di perjalanan pulang, gue menahan untuk tidak nangis

"Diem aja neng"

"Ah engga pak gapapa" jawab gue sambil ngeliat ke arah luar

Gak lama gue ngeliat dan merasakan mobilnya berenti di pinggir jalan

"Loh pak kok berenti?" tanya gue

I know where this is going

"Neng sekarang coba diem ya, bapak kelonin biar tenang"

"Pak anjing apaan sih, saya laporin bapak ya" bilang gue sambil pegang hp

"Udah mending diem deh neng, gak usah gak mauan" bilang si supir taksi sambil mengeluarkan pisau lipat

Supir taksi itu terus nodong pisaunya ke gue sambil dia pindah ke kursi tengah.

I have to play this game right

"Sekarang neng, buka baju dan celananya" bilang si supir taksi sambil nodong pisaunya ke gue

"Pak please deh pak, think this through. Engga pikirin istri apa pak dirumah, anak – anak bapak gimana kalau bisa tau bapaknya bejat begini" bilang gue sambil confront si supir taksi

"Lu tuh ya susah banget dibilang. Gak usah deh lo bawa – bawa keluarga gue" jawab si supir taksi

Dan dia, si supir taksi bejat itu, sengaja tampar gue dan ngelukain pipi gue

oh bitch you pick the wrong person to deal with

Dan gue nendang si supir taksi itu sekuat tenaga dan gue langsung ambil pisaunya dan nodong ke dia

"Please mbak. Saya minta maaf, saya cuma bercanda. Saya punya keluarga, anak saya masih kecil mbak" bilang si supir taksi, meminta ampun

"LIAT KAN SEKARANG LO MIKIRIN KELUARGA LO. DASAR BEJAT" bilang gue, kesal


8 jam kemudian, gue bangun dari tidur, dan melakukan aktivitas biasa gue. Setelah semuanya selesai, gue langsung ngelukis sambil nonton berita. And turns out, they found the body and the car faster than I thought. Kalau kalian pengen tau what happened to that guy. Lemme tell you.

Basically, I kill him dan gue ngerusak dia, meaning gue membelek – belek orang bejat itu. Dan gue nulis tulisan di kaca mobilnya 'Saya hampir di perkosa oleh ORANG BEJAT ini. Jadi saya BUNUH DIA'. Of course gue nulisnya dengan darah dia. Dan 8 jam kemudian mereka sudah menemukan tubuh dan mobilnya. Have fun berburu sang pembunuhnya.


*bell rumah*

"Iya sebentar" teriak gue sambil jalan ke pintu depan

Dan gue buka pintu, and I see him.

"Shit Gwyn, pipi lo kenapa?" tanya Felix

"Oh ini, I got into a fight" jawab gue sambil nutupin luka gue

"Oh c'mon, that's some bullshit right there. Sini let me take care of you" bilang Felix sambil jalan menuju dapur

okay I wasn't expecting that. does he care about me? or just my wound in general?

"Lu punya kotak p3k gak?" tanya Felix

"Oh ada, di kamar mandi bawah tangga" jawab gue sambil nunjukin arah ke kamar mandi

and I see him jalan dari kamar mandi, bawa kotak p3k nya. looking like a fucking snack. 

shit get that shit out of my head.

"Sini, gue liat dulu lukanya" bilang Felix sambil memeriksa luka yang ada di pipi gue

"Shit Gwyn, kok bisa lu sampe gini. Berantem sama siapa lo?" tanya Felix sambil ngobatin luka gue

"Oh gue berantem, sama diri gue sendiri" jawab gue sambil tertawa kecil

"Serius gue Gwyn. You know you can tell me everything right, I'm your friend" bilang Felix

friend

"Okay, I'm gonna tell you the truth" bilang gue

Dan gue liat dia langsung menatap gue.


Eventually

The Art KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang