Chapter 10

3 0 0
                                    

3 hari sudah di Bandung, kita semua sudah berpergian ke berbagai tempat disini, mulai dari yang go to nature sampe ke berbagai museum disini, well karena gue bule, jadi banyak orang yang mau foto sama gue, I feel famous here haha. And juga kita ke ice cream parlor yang ada di jalan Braga, which is so good, well at least for me it's good. Dan selama 3 hari tersebut, kita juga banyak mengunjungi museum – museum yang ada disini.

And today, it's day 4 here in Bandung, dan kita memutuskan untuk pergi ke daerah Bandung Utara, and lemme tell you the scenery is beautiful, it's amazing.

"Sini Gwyn gue fotoin lo" bilang Felix, sambil nunjuk spot buat foto

"Ihhh sumpah temen gue cakep banget" bilang Ruth

Dan gue hanya bisa tertawa.

Lalu, gak lama kemudian, Bunga jalan menuju kita sambil membawakan jagung bakar, dan kami makan dengan lahap, it was amazing.

Malam hari pun tiba, dan kami sudah berada dikamar masing – masing, tetapi cewek – cewek mengadakan nonton film bareng di kamar laki – laki.

"Shit, gue lupa beli snacks sama minumnya" bilang Aditya

"Udah gue aja yang beli, sekalian gue cari angin di luar" cetus gue

"Yaudah hati – hati kamu Gwyn" bilang Felix

I'm always careful


Gue pun keluar dari daerah hotel, dan mencari minimarket dekat sini. Akhirnya, gue pun jalan sejauh 1km baru gue menemukan minimarket yang masih buka. Gue pun beli beberapa snacks dan minuman. Saat gue pulang menuju hotel, gue pun di catcalling oleh beberapa pria.

"Hey bule, what are you doing?" tanya salah satu pria

"Please leave me alone" bilang gue sambil jalan menjauh dari mereka

Dan out of nowhere, muncul lagi beberapa pria dan menghadang jalan gue.

"Please jangan ganggu gue" bilang gue

"Wihh ternyata bisa bahasa Indonesia. Mau kemana sih buru – buru banget neng"

"Gue mau balik, tolong jangan ganggu gue"

Dan jalan gue masih dihadang sama mereka.

Motherfucker

Dan tiba – tiba, my vision goes black.


"Kok Gwyn lama ya" bilang Aditya

"Perasaan gue gak enak nih" bilang Felix
"Coba lo call Gwyn, Ruth"

"Okay sebentar gue call"

*calling*

"Shit, straight to voicemail" bilang Ruth


Ah fuck my head. Where the fuck am i?

Gue pun mencoba untuk bangun, but gue di ikat di bangku, dan gue melihat seseorang masuk.

"Gimana tidurnya nyonya?" tanya seorang pria

"Gue dimana anjing?" tanya gue, kesal

"Weshhh, jangan ngamuk dulu. Jangan buat gue ngapa ngapain lo"

"Show me what you got you motherfucker, get me out of here" bilang gue, sambil mencoba untuk melepas ikatan

"Wahh nantangin lo? Okay kalau itu mau lo"

Dan orang tersebut langsung keluar ruangan, dan kembali membawa teman – temannya.

Fuck I don't like this

And I'm blackout again.


Ahhh where am I now?

"Mom? Is that you?"

"Yes honey, how are you babygirl?"

"I don't know mom, I got kidnapped. I'm scared"

"Don't be scared honey. You are my daughter, my strongest daughter"

"I don't know mom, I feel like I'm becoming a monster. I'm becoming the daughter that maybe you don't want"

"Whatever you've become, I always love you. You always be my daughter"


Dan gue tersadar.

It's showtime

Saat salah satu dari mereka mendekat ke gue, gue langsung nendang dia dengan sekuat tenanga gue. Yeah I know what y'all thinking bodohnya mereka, mereka hanya iket tangan gue doang. Gue berdiri, dan langsung menghancurkan bangku tersebut dengan menabrakan belakang gue ke tembok. And it worked. Gue langsung ambil pisau yang jatuh.

"You boys can dance?" tanya gue, intimidasi

"5 lawan 1. Lo bakal kalah cewek"

"Bitch try me"

Salah satu dari mereka, maju lari kearah gue dan gue langsung menyilet leher dia.

"Well now 4 lawan 1" bilang gue

2 orang maju right now. Dan gue langsung melempar pisau yang gue pegang ke salah satu dari mereke. Headshot. Satu lagi gue tendang di area kemaluan, make him weak first dan gue ambil pisau yang dia pegang dan langsung tusuk di bagian dada dan gue langsung ambil lagi pisaunya.

Sisanya, kabur. But, gue langsung lempar pisau ke mereka, satu kena leher, satu lagi kena kaki. Dan gue mendekati mereka.

"Please mbak, saya gak mau mati" bilang pria tersebut, menangis

"Then pick the right target next time" bilang gue, dan langsung gue tusuk di bagian dada.

Saat gue membuka pintu, ternyata gue gak begitu jauh dari terakhir gue berdiri. Dan gue menyeret satu per satu, untuk membuat seakan akan, mereka saling bunuh. Lalu gue telepon emergency dan meminta ambulance, seakan – akan gue menemukan mereka. Lalu gue pergi dari tempat tersebut, dan menunggu di ujung jalan.

*sirene ambulan*

Orang – orang berkumpul, suasana pun menjadi ramai...

and there's me berdiri di ujung jalan melihat suasana ramai disana. emotionless.

Gue pun langsung kembali ke hotel sambil membawa barang yang gue beli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Art KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang