delapan

79 52 177
                                    

[VOTEMENT GAYS, JANGAN JADI PEMBACA GHOIB]
Maaf ya kalau engga nyambung n ngebosenin.

Rara kembali ke kelas tanpa Linda, izinnya ke toilet tapi kok engga balik-balik, dia pergi ke toilet Korea atau toilet sekolah? Terpaksa Rara kembali ke kelas sendirian, Alvino dan Akbar sudah pergi dari tadi, tapi engga tahu kemana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rara kembali ke kelas tanpa Linda, izinnya ke toilet tapi kok engga balik-balik, dia pergi ke toilet Korea atau toilet sekolah? Terpaksa Rara kembali ke kelas sendirian, Alvino dan Akbar sudah pergi dari tadi, tapi engga tahu kemana.

Sepanjang jalan menuju kelas, banyak mata yang menatap dirinya, sama halnya seperti hari pertama Rara pergi ke sekolah ini, tapi ini jauh lebih menyeramkan, Rara benar-benar risih sebenarnya ada apa sih, kok mereka ngeliatnya sampai kayak gitu? Rara punya hutang ya sama mereka?

Rara juga mendengar bisik-bisik dari mereka, seperti sedang membicarakan dirinya.

"Jorok banget dia."

"Lagi dapat atau gimana sih?"

"Kasih tahulah bego."

"Eh, lo lagi dapat ya?" tanya salah satu siswi.

"Tembus tuhh."

Rara mulai mencerna perkataan mereka, dan sepertinya Rara masih belum paham, lalu siswi tadi mengfoto rok bagian belakang Rara.

"Lo lihat ini," suruhnya, Rara langsung membulatkan mata, ternyata itu yang di maksud mereka, dengan cepat Rara menyentuh rok bagian belakang,ini benar-benar seperti darah haid.

"Lo ganti sana, jorok banget."

"Cantik tapi jorok."

Rara langsung pergi dari sana dengan langkah kaki yang cepat, malu sekali rasanya. Rara pergi ke toilet perempuan ia bercermin di kaca wastafel. "Kok bisa sih, gue sampai tembus gini?" tanya Rara kepada dirinya sendiri.

"Tapi kalau dilihat lihat, kayak bukan darah haid." Rara kembali menyentuh rok bagian belakangnya untuk memastikan.

"Nah kan benar, kalau emang darah pasti cuma basah doang, kayak air, engga mungkin sampai kental gini."

"Ini kayaknya saus deh, tapi siapa yang naruh ini di rok gue?" Rara mulai mengingat siapa yang melakukan ini, dipikirannya hanya ada Alvino, ia merasa laki-laki itu yang sudah melakukan ini semua.

"Gue yakin pasti sih songong itu yang ngelakuin ini. Gak bisa dibiarin, gue mesti cari dia," ucap Rara, sebelum pergi mencari Alvino, ia membasuh roknya dengan air.

Rara mulai mencari keberadaan Alvino, sekolah mereka cukup besar, jadi ia sedikit kesulitan menemukannya. Jika ke kelas, sudah pasti Alvino tidak ada di sana, apalagi ini masih jam istirahat.

"Lo liat Alvino?" tanya Rara pada siswa cowok, ingat Alvino itu cukup terkenal di sekolah, dan hanya dia yang memiliki nama itu. So, Rara tidak perlu menjelaskan seperti apa rupa Alvino yang menyebalkan baginya.

Mereka semua hanya diam sambil melihat rok bagian belakang Rara, ya ampun kurang kerjaan banget sih. Karena tak kunjung menjawab, Rara pun pergi dari sana, dan bertanya kepada yang lain.

"Kalian lihat Alvino?" tanya Rara, kali ini kepada siswi. Sepertinya itu adik kelas.

"Kak Alvino? Dia ada di toilet kak," jawabnya.

"Terima kasih."

"Kakak tembus ya?" tanya mereka.

"Engga kok, rok kakak kena saus," jawab Rara seraya pergi dari sana menuju toilet laki-laki. Dan benar cowok itu ada di sana sedang mengepel.

"Kurang ajar banget lu jadi cowok," ujar Rara, Alvino pun langsung mendongak menghentikan aktivitasnya.

"Maksud lo apa?" tanya Alvino.

"Jangan pura-pura engga tahu deh, emang pengecut lo," ujar Rara kesal.

"Apaan dah tiba-tiba lu, orang lagi ngepel juga," jawab Alvino.

"Lo kan yang ngelakuin ini?"

Alvino kembali menghentikan aktivitasnya, lalu menatap Rara, Rara yang di tatap seperti itu langsung memalingkan wajah.

"Iya kenapa?" jawab Alvino karena dia sudah paham apa maksud Rara.

"Kok lo tega banget sih sama gue, emang gue salah apa sama lo, hah?" tanya Rara.

"Salah lo itu banyak," jawab Alvino dengan nada rendah.

"Gara-gara lo ngadu ke guru BK, gue jadi di hukum bersihin toilet, kalau lo engga ngadu,   mungkin gue nggak bakal ada di sini, NGERTI LO!" ucap Alvino dengan nada sedikit tinggi.

"Jadi lo balas dendam sama gue? Lagian yang gue lakuin itu benar, lo mukulin cowok itu, kalian bertengkar di sana," ujar Rara.

"Iya gue balas dendam, kenapa emang?"

"Makanya lain kali jangan ikut campur sama urusan orang, apalagi gue."

"Tapi cara lo itu salah, gara-gara lo gue diejekin sama mereka semua, lo engga tahu gimana rasanya di giniin, lo cuma balas dendam tanpa mikir apa yang bakal gue rasain, sebenarnya lo cowok terbuat dari apa sih? Engga punya hati banget."

"Mikir lo lain kali," ucap Rara mengetuk pelipis Alvino dengan telunjuknya lalu pergi dari sana.

TBC :

Ahhh mangkin kesini mangkin engga nyambung..... Maafin aku ya, makasih sudah mau baca:)

Jangan lupa mampir ke part selanjutnya.

PREMAN SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang