sebelas

52 31 122
                                    

[VOTEMENT, JANGAN JADI PEMBACA GHOIB]

Alvino dan Akbar baru saja sampai di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvino dan Akbar baru saja sampai di sekolah. Sekolah sudah sepi dikarenakan bel masuk sudah berbunyi lima belas menit lalu. Dan sebenarnya gerbang sudah di tutup, tapi mereka lewat pagar belakang, manjat pohon mangga yang ada di sana. Masalah motor di tinggal di sembarangan tempat, yang penting sudah dikunci stang. Kalau masih bisa dicuri, ikhlaskan saja, mereka masih bisa membelinya lagi. Grosir motor masih adakan?

"Aman kok, Vin!" Kata Akbar. Alvino mengangguk lalu melompat diikuti Akbar.

"Kantin dulu nggak sih? Laper banget gue!" kata Alvino. "Gas lah, gue juga nih!" jawab Akbar.

Keduanya pun sepakat untuk pergi ke kantin dulu, namun, baru beberapa langkah. Tiba-tiba saja ada seseorang memanggil nama mereka.

"Alvino, Akbar. Murid ibu yang paling baik, sopan dan patuh. Ke sini ganteng," ucapnya lembut dari belakang.

Alvino dan Akbar berhenti dengan mata yang membulat. "Siapa Vin?" tanya Akbar.

Alvino menaikan bahunya tidak tahu. "Mana gue tahu, coba lo lihat," suruh Alvino. Akbar menoleh pelan, begitu melihat siapa yang ada di belakang, dirinya menyengir lalu menghadap Alvino lagi.

"Lo lihat sendiri aja, Vin ... Serem," ucap Akbar.

Alvino mengernyit heran, karena penasaran, ia pun menoleh ke belakang, sosok yang di belakang, melambaikan tangannya ke Alvino.

"Ehh ... Ibbuk Sanaz. Good morning," ucap Alvino menyengir.

Bu Sanaz adalah guru Bk, guru yang selalu menghukum mereka berdua.

"Salim dulu bu, monggo," ucap Alvino menyalim punggung tangan bu Sanaz.

"Gini banget punya teman, selalu ngajak gue kejalan yang sesad. Kenapa sih? setiap bareng Alvino gue selalu apes," batin Akbar.

"Kenapa lewat sini? Hm?" tanya bu Sanaz.

"Ya, karena pintu depan udah ditutup bu," jawab Alvino santai.

"Benar, Bu. Pintu depan udah ditutup, daripada kami boloskan, bagus lewat sini aja," jawab Akbar.

"Anak IPA pintar pintar, ya. Sampai berceceran di luar kepala kalian," ucap bu Sanaz.

"Apanya bu?" tanya Akbar dan Alvino serentak.

"KEPINTARAN KALIAN!" teriak bu Sanaz. Alvino dan Akbar menutup telinga mereka masing-masing.

"Saya bosen lihat wajah kalian terus. Kalian nggak bosen apa, dipanggil keruangan Ibu mulu?" tanya bu Sanaz.

"Lumayan bu, bisa mabal beberapa menit," jawab Akbar asal.

"Jalan pikiran kalian ini sebenarnya kayak apa sih, hah? Kalian datang ke sekolah ini buat apa?" tanya bu Sanaz.

"Jalan pikiran kami, belok-belok bu. Masalah datang ke sekolah buat apa, ya pasti buat cari calon binik," jawab Alvino.

PREMAN SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang