Chapter 4

686 76 2
                                    

Memasuki kantor aku melihat banyak tumpukan kertas yang harus ditandatangani.

'sepertinya aku benar-benar tidak bisa libur'

-
-
Seharian itu aku lembur bekerja. Dan ini berlangsung selama beberapa hari. Selama sela waktu aku menyempatkan diri untuk mengunjungi Tol Tori(Dialuria). Dia adalah anak dari Dialugia, kalau bertanya kenapa bisa dia menggapku ayahnya itu dikarenakan keputusan sepihak dari Dialugia yang berada di ujung tanduk kematiannya yang memutuskan menjadikan aku pasangannya. Akhir-akhir ini Tol-tori juga semakin penurut, tidak seperti sebelumnya dia sangat menempel padaku seperti Jung Hayan.

Hari-hari terus berlalu, bahkan aku tidak pernah bertemu dengan Hyunsung setelah insiden malam itu. Kerinduanku serta rasa stress dari perasaan yang membengkak ini terus bertambah.

'Dia pergi lagi tanpa sepengetahuanku, aku merindukannya'

"Setidaknya kalau kau ingin pergi berikan aku salam atau semacamnya!".

Aku berteriak histeris karena puncak dari stress ini. Berbagai pemikiran mulai muncul dari yang positif hingga negatif.

'tidak, dia pasti sangat sibuk makanya tidak bisa mengunjungiku'

'apakah dia tidak merindukanku?'

'apakah dia hanya bermain-main dengan perasaanku hanya agar aku tetap disisinya?'

'apakah semua pernyataannya hanya agar diriku tidak tersakiti?'

'apa kau benar-benar sangat mencintaiku?'

Walaupun aku tahu jawabannya bahwa Hyunsung sangat mencintaiku dan membutuhkanku, tapi pemikiran itu tidak bisa pergi begitu saja.

'mungkin inilah yang selalu dirasakan Hayan ketik melihatku bersama perempuan lain'

'aku benar-benar ingin melihatnya, brengsek'

Perilaku aneh Hayan mulai memengaruhiku sampai batas tertentu, seperti aku yang mulai seenaknya masuk dan tidur di kamarnya Hyunsung selama ini.

'Ia bahkan tidak sempat untuk tidur di blue!'.

Bayangkan itu, dia setiap hari hanya mampir mengurus data-data dan saat sore ia kembali berkelana entah pergi kemana dan kembali keesokan paginya. Sungguh pola hidup yang padat. Aku bahkan mulai membenci semua kesibukan yang dia alami. Kesibukan itu terus mencuri waktuku bersamanya. Aku cemburu untuk alasan yang tidak jelas.

Bergegas kembali ke kamar Hyunsung yang selalu kutiduri akhir-akhir ini aku pun meninggalkan kantor. Tindakanku agak aneh namun sampai saat ini Hayan yang selalu memerogokiku bahkan tidak berbicara apa pun mengenai ini, ia benar-benar hanya diam meskipun aku tahu dia selalu memasang pelacak pada tubuhku. Masuk ke dalam kasurnya aku pun berbaring dan tertidur.

-
-
-
Tengah malam pukul 12.00

-krieekk-

Aku mendengar suara pintu terbuka. Terganggu oleh suara aku pun berbalik dan mencoba bangun. Mataku masih terpejam tidak melihat orang tersebut. Mendegar suara dengan nada yang lembut aku tahu itu Kim Hyunsung

"tidurlah lagi, kau perlu beristirahat."

"hmmm"

Menggangguk dengan kata-katanya aku kembali berbaring dan menepuk bagian kasur disebelahku.

"Kau juga kesini"

"ehh, Kiyoung bisa tidur saja aku akan tidur ditempat lain"

Merasa kesal dengan jawabannya aku bangun dari kasur dan menarik dirinya untuk tidur disebelahku.

"ini kasurmu, kau seharusnya yang tidur disini".

"Kalau kau tak mau tidur bersamaku aku akan pergi dari kamarmu"

"Ehhhh, bukan begitu maksudku"

Hyungsung panik mengira aku berpikir dia mengusirku dari kamarnya. Menahanku dari bangkit berdiri Hyunsung memegang tanganku.

"Aku hanya berpikir mungkin Kiyoung merasa kurang nyaman tidur berdua"

"Aku tidak pernah mengatakan itu padamu dan lagi kau bahkan yang terlihat seperti benar-benar menghindari diriku belakangan ini"

Terlihat seperti aku menyalahkan karena tidak pernah menemuiku, hatiku terasa sakit melihat ekspresinya yang berisi terkejutan atas pernyataanku.

"i-itu,... maafkan aku Kiyoung aku tidak bermaksud melukai dirimu"

"sudah lupakan saja yang kukatakan barusan, aku tahu itu bukan salahmu"

Bersiap untuk kembali tidur aku mendengar guggaman Hyunsung didekat telingaku.

"terima kasih Kiyoung"

"..."

"Apakah aku boleh memelukmu?"

"Terserah padamu"

Aku menjawab dengan ketus sekaligus sangat ngantuk. Merasakan tangan Hyunsung meraih pinggangku, aku membenamkan diri dalam pelukannya. Malam itu berlalu tanpa terjadi apa-apa. Pagi hari aku terbagung dan melihat Hyunsung yang ada disebelahku menatapku.

'seperti dia menungguku bangun dari tadi'.

"Kenapa kau tidak membangunkan ku?"

"Ahh itu karena Kiyoung terlihat sangat nyaman ketika tidur"

"..."

Bangkit dari kasur Hyunsung mulai bangkit juga, dia terlihat sangat serius.

"K-kiyoung, jika boleh aku ingin meminta sesuatu"

Hyunsung terlihat sangat gugup ketika memintanya.

"Apa itu?"

" I-itu... Bisakah aku meminta satu hari libur pada jadwalmu?"

Menyembunyikan kesenangan yang timbul dari permintaan Hyunsung aku berusaha menjaga wajah pokerfaceku, tapi sepertinya aku tidak bisa menahannya.

"K-kau bisa"

Berbalik dari pandangannya aku mengganti pakaianku dan lansung keluar dari kamarnya menuju kantor. Sehari itu aku terus berpikir apa yang akan Hyunsung rencana pada hari itu. Aku tidak bisa menahan senyum yang terus melayang di wajahku.





Note penulis: makasih yang sudah membaca( ꈍᴗꈍ).
kurang lebih cerita mungkin hanya beberapa chapter dan kagak jelas updatenya. Tiap chapter isinya juga kurang panjang.
Kalau ada saran atau masukan bisa komentar (. ❛ ᴗ ❛.)

Be with you: FANFIC REGRESSOR INSTRUCTION MANUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang