H A P P Y
R E A D I N G*****
Di sebuah ruangan, terdapat seorang gadis yang tengah tertidur pulas dengan posisi yang sangat tidak sopan. Bagaimana tidak sopan? Ia tidur dengan tengkurap, kaki kanan yang hampir menempel dinginnya lantai, dan kedua tangan sama seperti kaki kanannya. Jangan lupa dengan suara dengkuran halus, dan ilerannya yang terus menetes hingga mampu membuat sebuah pulau.
Ceklek...
Pintu terbuka, menampakkan sepasang suami istri yang tercengang melihat putrinya. Mereka saling tatap lalu beralih menatap seorang gadis yang masih tertidur pulas. Setelahnya, seorang pria berjas putih datang menghampiri mereka.
"Ini beneran anak saya, Dok?" tanya Ibu tersebut setengah tidak percaya. Juga, ia tidak melihat wajah gadis itu dengan jelas karena tertutup oleh rambut panjangnya.
"Benar Bu, namanya Fazura Tesalonika Smith, kan?" jawab Zidan seraya menatap kedua suami istri yang ada didepannya.
"Oh, kalo begitu terimakasih karena sudah berkenan menjaga putri saya saat kami tidak ada," Sang suami menyeletuk.
Zidan tersenyum, "Itu sudah menjadi tugas kami, Pak. Kalau begitu, saya pamit undur diri." Setelahnya, Zidan melangkah keluar dari ruangan VVIP itu.
Gadis yang sudah terjaga itu mengerjapkan matanya guna menyesuaikan cahaya lampu yang masuk ke indra penglihatan. Gelap. Satu kata yang membuat ia panik sendiri.
"ARGH GUE BUTA..., TOLONG!!!" teriak gadis itu panik setengah mati hingga ia terjatuh.
BUGH!
"HUA... BOKONG TEPOS GUE!" teriaknya lagi sembari mengusap usap bokongnya yang terasa sakit. Ia mengedipkan matanya, oh, ternyata ia tidak buta.
Lala dan Fatir terdiam menyaksikan kelakuan putrinya yang sangat asing di mata mereka. Setelah itu, mereka langsung membantu sang anak bangun dan duduk di ranjangnya kembali. Banyak pertanyaan yang ingin mereka utarakan, namun mengingat Zura baru bangun dari tidur panjangnya, mereka memiliki diam.
"Sayang, kamu gapapa?" tanya Lala khawatir. Zira menatap manik mata wanita paruh baya itu dan mampu menangkap kekhawatiran yang sangat besar.
"Sayang, kok bengong?" tanya Fatir heran. Tatapan Zira beralih menatap pria paruh baya yang juga menatapnya, ia melihat ada sedikit rasa khawatir di mata itu.
Zira terdiam, ia sedang berusaha mencerna kejadian yang sedang ia alami ini. Asing, ia benar-benar tidak mengenal sepasang suami istri yang menatap khawatir kepadanya. Apakah ia harus menendang mereka agar pergi dari ruangannya?
"Kalian siapa? Sok kenal kali sama gue," sinis Zira yang membuat Lala dan Fatir terdiam saling pandang.
"Z-zura? Kamu lupa sama Mama?" tanya Lala dengan air mata yang sudah siap meluncur.
Zira berdecak kesal. 'GUE ZIRA YA, ANJING!' batinnya emosi.
"Sayang? Ini Mama sama Papa, kamu lupa?" tanya Lala lagi yang mampu menambah rasa pusing Zira.
Zira menatap malas wanita yang mengaku sebagai Mama nya itu. Perutnya tiba-tiba mulas, ia ingin berak. Tanpa aba-aba, ia langsung turun dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi yang ada disana. Namun, baru tiga langkah pertama tangannya dicekal oleh Lala.
"Kamu mau kemana, Nak?" tanya Lala dengan mata sendunya.
Zira menatap tajam tangan Lala yang masih menahan lengannya. "Lepasin tangan gue!" desisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZU(I)RA [revisi]
Teen Fiction[ ALUR BERUBAH. MOHON BACA ULANG AGAR TIDAK BINGUNG ] *** Ketika seorang remaja bar-bar dan tengil bertransmigrasi ke dalam tubuh putri bungsu keluarga kaya raya. Zira harus menyelesaikan semua masalah yang terjadi di kehidupan Zura tanpa tahu apa a...