9 - School

564 43 3
                                        

H A P P Y
R E A D I N G

*****

Hari senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad, hari yang ingin dibenci karena ada upacara, tapi tak bisa membenci karena hari istimewa Nabi kita. Hari senin saatnya anak-anak SMA Tunggal Jaya sibuk mempersiapkan ini itu agar tampil sempurna dan tidak ada celah untuk dinista. Zura juga sibuk dengan kegiatannya, sibuk tidur pulas maksudnya.

Sudah puluhan ketukan pintu yang Lala lakukan, tapi putrinya belum menyahut sama sekali. "Zura Sayang, bangun! Kamu gak sekolah?" seru Lala berusaha sabar.

Zura bergerak, ya bergerak, bergerak mencari selimut yang sudah ada dibawahnya, lalu membalut tubuh dan tidur lagi tanpa menjawab seruan sang Bunda. Didalam mimpinya, ia sedang asik mendaki gunung, menikmati perjalanan yang tak bisa dibilang mudah demi sebuah puncak.

Diluar kamar, Lala yang sudah habis kesabaran pun lebih memilih turun dan ikut membantu dibagian dapur. Biarlah Zura tidur, mungkin putrinya itu masih lelah. Jam sudah menunjukkan pukul 06.16 WIB dan Zura masih betah di posisinya. Deringan ponsel yang ada disebelah bantal, membuat Zura berdecak dan meraih ponselnya.

Melihat nama 'Ka Shasya' yang tertera dilayar, Zura langsung bangun dari tidurnya dan mengangkat telfon itu.

"SEKOLAH ZI!!"

"Ngapain? Mending tidur."

"Ingat, ya, lo sekarang itu adek gue! Masih bocah,"

"Kendo, gue lupa! Hehe."

"Mandi sana, sekolah!"

"Hm,"

"Lo masih ingat password ATM lo, kan? Gue udah transfer,"

"Oke, gue makasih,"

"Ha?"

"Gue mandi, bye!"

Dengan gerakan kilat, Zura pun segera menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Tak sampai tiga puluh menit, Zura sudah rapi dengan balutan seragam OSIS yang ketat. Ia berkacak pinggang seraya menatap pantulan dirinya di cermin. "Bajunya ketat sekali! Kek jamet," monolognya.

Karena tak nyaman dengan seragam yang ketat itu, Zura beranjak kedepan lemari dan memilih seragam apa yang akan ia kenakan. Melihat pakaian seragam berwarna hitam putih, Zura mengambil seragam yang mencolok itu. Dengan santai, ia mengganti pakaiannya dan kembali berdiri di cermin yang ada dipojok kamar.

Rambut hitam yang ia biarkan tergerai bebas, alis tebal, mata tajam, hidung sedikit mancung, bibir pink alami, dan dagu indah. Lalu, atasan pendek dominan putih dengan lengan yang ada sedikit warna hitam, dan celana panjang dominan hitam. Terdapat lambang sekolah didada kiri dan tulisan 'Semangat, Sehat, Siap Berkeringat' dibelakang baju.

Setelah puas mengamati pakaian yang ia pakai, Zura langsung terbelalak ketika melirik jam dinding yang ada di kamarnya. Tanpa mereview sepatu yang ia pakai, Zura langsung meraih tas ransel dan berlari menuju lantai satu. "Bunda, mana kunci motornya?" tanyanya setelah berdiri didepan Lala yang kini berkacak pinggang.

"Ini. Kamu itu ya, udah Bunda bangunin dari subuh lho, malah gak nyaut sama sekali. Sekarang jadi terlambat kan, gak sempat sarapan-,"

ZU(I)RA [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang