4 - Teman Baru

863 69 5
                                    

H A P P Y
R E A D I N G

*****

Disinilah Zura berada. Ditengah tengah anak jalanan. Tadi Zura kelimpungan sendiri dengan jumlah ketoprak yang lumayan banyak tersebut. Apa iya, semuanya akan ia makan sendiri?

Saat berfikir, ia melihat beberapa kelompok anak jalanan. Ada yang sedang memungut sampah plastik, ada yang ngemis, dan ada juga yang jualan seperti plastik atau tisu. Rasa iba dan kasihan tiba-tiba tumbuh di dalam diri Zura.

Ia lantas langsung memarkir motornya di sebuah taman dekat danau. Kemudian berlari menuju anak anak jalanan tersebut, dan mengajaknya untuk ke suatu tempat. Ia tidak bilang, kalau mereka akan makan bersama.

Lantas, anak anak tersebut memanggil teman temannya untuk ikut berkumpul. Semuanya terhitung. Kira kira ada 45 anak jalanan yang kondisinya sangat memprihatinkan.

"Kalian udah pada makan belum?" tanya Zura sesudah menata bungkusan ketoprak.

Dengan kompak, semuanya menggeleng.

"Sekarang mari kita pesta. Maaf ya, cuman ada ketoprak sama air putih," seru Zura dengan kekehannya.

"Eits! Berdoa dulu, ya," tegur Zura saat melihat seorang anak laki-laki akan memakan ketopraknya lebih dulu.

Anak yang ditegur itu hanya tersenyum canggung karena ketahuan.

"Ya udah, sekarang kalian berdoa menurut kepercayaan kalian masing-masing," titah Zura.

"Mari kita makan!" teriak semuanya setelah selesai berdoa. Diam-diam, Zura menitihkan air mata, ia merasa sedih sekaligus terharu.

Pesta ketoprak tersebut di temani canda tawa yang membuat suasana menjadi ceria. Mereka terlihat sangat bahagia. Hati Zura tiba-tiba menghangat. Seperti ada kebahagiaan tersendiri saat bersama mereka.

Pesta ketoprak telah usai, dengan kenangan yang akan Zura ingat selamanya. Sebagian besar anak anak jalanan tersebut kembali ke tugas masing masing. Hanya tersisa tiga anak. Satu perempuan, dan dua anak laki-laki. Anak perempuan tersebut yang bernama Cleo. Memiliki kulit hitam tapi manis. Rambut panjang sebahu dan lesung pipi. Kira kira, berusia satu tahun lebih muda dari Zura.

Yang kedua, anak laki-laki seumuran Cleo bernama Dio. Dio sendiri memiliki wajah manis dan gigi gingsul. Kulit coklat sawo. Yang ketiga, kira kira masih 14 tahunan. Bernama Julio. Ia memiliki wajah yang selalu terlihat ceria dan bahagia.

Mereka bertiga seakan-akan menyihir Zura untuk menemani mereka duduk di pinggir danau tersebut. Mereka saling bertukar canda tawa dan saling melemparkan senyum sesama. Membuat sebuah kenangan yang tidak bisa diulang. Sampai mereka lupa waktu, tentunya.

Hari sudah menunjukan pukul 16.34 yang berarti sudah Ashar. Tadi mereka sempat sholat jamaah di rumah kardus milik ketiganya. Dengan Dio yang menjadi imam nya. Setelah itu, mereka kembali bersantai dan menjalin silaturahmi yang baru tercipta.

***

"Ini Adek kalian entah kemana, kalian malah asik santai santai sendiri?! Gak khawatir sama sekali ha?!" pekik Lala memarahi kedua putranya. Sedangkan Fatir sedang sibuk dengan tugas kantornya.

"Kalo kalian gak segera cari Adek kalian, Mama gak segan segan potong jatah jajan kalian sebulan!!" perintah Lala tak mau dibantah. Keduanya mengangguk lalu beranjak pergi meninggalkan Lala yang memijit pelipisnya.

Hari sudah malam, tapi Zura belum juga pulang. Lala takut, kejadian beberapa tahun silam akan kembali terjadi. Ia tidak rela.

Lala kemudian beranjak menuju dapur untuk membuatkan kopi kesukaan suami. Setelah selesai, ia langsung ke ruang kerja Fatir.

ZU(I)RA [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang