Emthya berjalan pelan menyusuri trotoar di kawasan dekat rumahnya, dia baru saja pulang kerja dan tadi di sempatkan nya untuk membeli nasi goreng langganan di pertigaan tak jauh dari gang. Langkah kecil nya terhenti saat mendengar isakkan samar yang entah dari mana.
Kepala Emthya menoleh ke kanan dan ke kiri, pandangannya jatuh ke taman yang ada di sampingnya. Tampaknya isakkan itu dari sana, dia dengan cepat masuk ke taman berpagar melalui pintu masuk. Mata Emthya menajam saat suara yang di dengarnya semakin nyaring.
Dia mendekat ke arah tangisan itu, benar saja suara yang di dengarnya adalah suara isakkan seorang anak kecil. Dia berjongkok di depan anak tersebut, anak itu memeluk kakinya sendiri sembari membenamkan wajahnya di lipatan tangan satunya.
"Hey," panggil Emthya pelan.
Kepala kecil itu terangkat dan memperlihatkan wajah chubby dan mata bundar dengan bola mata berwarna hitam pekat.
"Huaaa pelgi," teriaknya anak itu dengan badan yang gemetar, matanya tertutup rapat dan langsung kembali menyembunyikan wajahnya di tangannya lagi.
"Hey, hey aku tidak akan menyakiti mu." Emthya mengulurkan tangannya dan mengelus lembut surai hitam itu.
Perlahan tubuh kecil yang gemetar diam, dia kembali mengangkat kepalanya dan menatap tepat di mata Emthya yang berwarna cokelat kayu.
"Huaaa," tangis anak itu pecah, dia beranjak dari posisi nya dan langsung memeluk Emthya erat.
"Tenang, tenang." Tangan kanan Emthya mengelus surai anak itu sedangkan tangan kirinya mengelus punggung nya berusaha memberikan ketenangan.
"Siapa nama mu?" tanya Emthya saat suara tangisan sudah mulai pelan.
"G," jawab anak yang di panggil G itu.
"G?" Emthya mengerutkan keningnya bingung. Jarang sekali ada orang yang memiliki hanya satu huruf untuk nama, meskipun ada itu sangat jarang.
"Glov hiks ain ad... Adinata, daddy panggil G," jelas Glovain dengan suara yang agak tersendat karena menangis tadi.
Emthya mengangguk mengerti, dia mendorong pelan tubuh Glovain yang masih memeluknya. Wajah Glovain dan hidungnya memerah, bahkan kini hidungnya mengeluarkan cairan bening.
Melihat itu Emthya mengeluarkan tisu yang ada di tasnya, dia tanpa rasa jijik mengelap ingus yang keluar dari hidung Glovain. Glovain berhenti menangis dia menatap lekat wajah Emthya yang ada di depannya.
"Kakak siapa? hiks," tanya Glovain.
"Emm gak tau, tadi aku lewat terus dengar kamu nangis." Emthya menggaruk kepalanya yang tak gatal. "G sama siapa di sini?" tanya Emthya.
Glovain menunduk, dia menggigit bibir bawahnya. "Tadi G naik mobil telus tulun di sini, G kila tiang di sana itu tiang dekat lumah G. Tapi bukan," ucap Glovain menjelaskan.
Benar dia tadi naik angkutan umum, saat sudah setengah jalan dia bingung harus turun di mana. Namun melihat tiang lampu merah yang biasa di lihatnya saat lewat akhirnya Glovain memilih turun di sini, namun dia tak mendapati halte bus di dekat tiang itu malah dirinya mendapati taman ini.
Karena takut dan tak tau harus apa akhirnya dia menangis, Glovain takut bertemu dengan orang jahat. Karena hidup nya selama ini selalu dalam pengawasan ketat dari daddy nya, kata daddy nya di dunia ini banyak orang jahat yang tidak akan segan menyakitinya untuk mendapatkan apa pun.
Entah dapat inisiatif dari mana untuk pulang sekolah menggunakan angkutan umum tanpa mengetahui alamat rumahnya, yang jelas anak berusia 5 tahun itu kini tak tau harus apa karena inisiatif nya sendiri itu.
"Emm," Emthya berpikir keras harus apa, dia menatap baju seragam TK Glovain yang tak lagi bersih. "Baik lah sekarang kakak akan membawa mu pulang dulu, besok kita akan memikirkan bagaimana memulangkan mu," putus Emthya.
Dia mengambil tubuh kecil itu lalu membawanya ke gendongannya, sebelum kembali ke rumahnya Emthya mengajak Glovain ke toko baju yang ada di seberang taman itu.
Bagaimana pun anak di gendongannya ini membutuhkan baju baru untuk berganti, Emthya tak memiliki baju anak kecil. Tak mungkin Emthya membiarkan Glovain menggunakan baju ini lagi.
Setelah mendapatkan baju untuk Glovain dengan cepat mereka kembali ke rumah sederhana milik Emthya, saat sampai di depan rumah Emthya Glovain sudah tertidur dalam pelukannya padahal perjalan dari toko itu Samapi ke rumahnya tak sampai 5 menit berjalan kaki.
Emthya menepuk pelan pipi Glovain setelah membaringkan nya di sofa, dia harus segera memandikan anak ini agar tak kedinginan nanti karena hari sudah sore.
"G bangun, kau harus segera mandi," kata Emthya.
Anak bersurai hitam itu menggeliat lalu membuka matanya pelan, tangannya terangkat mengusap matanya beberapa kali. Emthya tersenyum kecil, entah lah hatinya terasa hangat melihat pemandangan di depannya.
"Lapal," kata Glovain pelan sembari menatap Emthya dengan suara pelan dan cadelnya.
"Baiklah sekarang kita mandi dulu lalu makan, G tau kakak tadi membeli nasi goreng." -Emthya
Senyum manis terbit di wajah Glovain. Dia dengan semangat merentangkan tangannya minta untuk di gendong oleh Emthya.
"Anak tampan ini sangat manja," ucap Emthya dengan tangan yang mencubit pelan hidung milik Glovain lalu menggendong nya mengajak anak laki-laki itu untuk segera mungkin ke kamar mandi.
Dua puluh menit berlalu dan kini Emthya dan Glovain keluar dari kamar mandi dengan posisi Emthya menggunakan gaun mandi sedangkan Glovain di balut handuk besar.
Glovain memeluk erat leher Emthya yang menggendong nya, dia terkekeh kecil menatap wajah cantik Emthya. Sudah lama dia tak merasakan mandi dengan seseorang apa lagi itu seorang perempuan. Ah meskipun dirinya memiliki baby sitter namun dia adalah seorang pria dan selalu berwajah datar.
Di ingatan Glovain dia tak pernah merasakan di urus oleh seorang yang biasanya teman-temannya sebut mama, entahlah Glovain beberapa kali bertanya namun Daddy nya malah mengalihkan topik ke hal yang lain.
Namun karena Glovain yang memang seperti anak pada umumnya dia dengan gampang melupakan apa yang di tanyakan nya beberapa menit yang lalu.
"Kau sangat menggemaskan," ungkap Emthya sembari mencium gemas pipi gembul milik Glovain.
"Hihihi G menggemaskan dan kakak sangat cantik," kata Glovain.
Emthya memasuki kamarnya dan membersihkan rambut Glovain yang masih agak basah, dia mengambil baju Glovain dan memakainya ke pada anak itu. Ukuran baju yang di beli nya sangat pas, bahkan terlihat menawan untuk di gunakan oleh Glovain.
"Ayo kita makan," ajak Emthya setelah dirinya sudah menggunakan pakaian juga.
"Ayooo!" Glovain tampak semangat dengan tangan yang mengepal dan di tinjunya ke atas, dia di angkat oleh Emthya yang sudah menciumnya lagi dan lagi.
Mereka kembali ke ruang tamu dan Emthya yang meninggalkan Glovain di sofa untuk mengambil air minum dan piring.
Komen&Vote dari kalian sangat membantu dalam mempercepat up❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempurnaan Terakhir
Romance[Di usahakan up setiap hari] Menjalani hidup tanpa adanya hal baru membuat Emthya nyaman dengan kehidupannya sekarang, namun kehidupan nya berubah saat bertemu Glovain anak bersurai hitam dan mata hitam pekat yang tersesat di taman sekitaran wilayah...