Setelah restoran tutup tepat jam sepuluh Emthya langsung mengemas barangnya dari loker dan berpamitan dengan rekan kerjanya untuk pulang duluan, mereka mengangguk. Untuk membersihkan restoran ini memang memiliki karyawan khusus yang hanya datang saat restoran akan tutup untuk membersihkan lantai dan lainnya.
Emthya tak terlalu memikirkan tentang ucapan Daddy Glovain, tidak mungkin mereka akan menunggunya hingga jam segini. Emthya dengan pelan keluar dari restoran dan langsung berhenti di pinggir jalan untuk mencari angkutan umum yang mungkin ada di jam segini, jika tidak ada dia akan memesan taksi online.
Tittt . . . .
Suara klakson mobil membuat Emthya langsung menoleh ke sumber suara, diam mengerutkan kedua alisnya. Perasaan dirinya berhenti di trotoar, atau apakah mobil ini tak sengaja memencet klakson. Atau lebih parahnya ini adalah mobil penculikan, eh tapi masa iya mobil penculik terlihat mahal seperti ini apa lagi tak ada yang bisa menebus dirinya jika dia di culik. Sangat tak ada untungnya.
Kaca mobil melakang terbuka, dia berkedip beberapa kali saat melihat pria yang tadi di panggil daddy oleh Glovain menatapnya tanpa ekspresi.
"Masuk," perintah Ethan.
"Hah?" Emthya mengerjab tak mengerti.
"Masuk ke mobil," ulang nya.
"Eh tidak osah pak, saya pulang sendiri." tolak Emthya cepat.
"Masuk sekarang." Hawa Ethan menjadi dingin dan tak enak.
Dewa dan Faiz hanya diam tak berani mengeluarkan suara, tumben sekali bos mereka marah hanya karena hal seperti ini.
Emthya yang agak takut dengan nada bicara Ethan yang tampaknya marah langsung masuk kedalam mobil dan duduk dengan sopan di sebelah Glovain yang ternyata tertidur dangan kepala yang ada di atas paha Ethan.
Glovain tampak lelah, sepertinya anak ini benar-benar menunggu dirinya berjam-jam hingga tertidur seperti ini.
"Jalan," perintah Ethan pada Dewa.
Dewa dengan cepat mengangguk dan langsung menjalankan mobil, dia melirik sekilas perempuan yang tepat berada di belakang bangkunya dari kaca. Tak bisa di bantah oleh Dewa jika perempuan ini memiliki wajah cantik dan manis secara bersamaan membuatnya tak bosan bila di pandang.
"Maaf pak ini kita ke mana?" tanya Dewa sopan mencoba memecah keheningan yang ada di dalam mobil.
Ethan tak menjawab dan hanya melirik Emthya yang kini menunduk memainkan jarinya, Dewa yang mengerti langsung berdehem.
"Maaf nona bisa saya tau di mana alamat rumah nona?" -Dewa.
Pertanyaan Dewa langsung membuat Emthya berhenti memainkan tangannya dan menganggat wajahnya agar melihat ke depan.
"Jalan Cindrawasi 7," jawab Emthya tanpa bertanya untuk apa pria di depannya ini menanyakan alamat nya.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Ethan tiba-tiba membuat Emthya diam.
Dia pikir daddy nya Glovain sedang berbicara kepada kedua pria di depannya, karena tak ada jawaban Ethan menatap tajam Emthya dan membuat perempuan itu langsung menatapnya juga.
Sungguh aura yang di keluarkan pria di sampingnya sangat tak enak, seperti dirinya sedang menjadi mangsa yang di tatap tajam oleh harimau yang bisa dalam hitungan detik memakannya.
"Apa kah bapak bicara dengan saya," tanya Emthya polos.
Ethan menatap tak percaya Emthya, apa-apaan pertanyaan bodoh yang di keluarkan perempuan ini.
"Huh," napas kasar keluar dari mulut Ethan, dia mencoba bersabar karena Kini Glovain tidur di dekatnya. Ethan tak ingin membuat keributan, takut membangunkan Glovain. "Ya, apa yang kau inginkan?" ulang Ethan.
"Emm..." Emthya menepuk-nepuk bibirnya dengan telunjuknya.
Ck, jelas sekali Ethan tau apa tang mau perempuan di sampingnya ini. Bukankah sudah jelas perempuan ini sedang berpikir mobil dan rumah tipe apa yang di inginkan nya, atau malah sedang menghitung berapa persen saham yang di inginkannya.
"Pulang," ucap Emthya dengan semangat dia menjauhkan jari telunjuk.
Mendengar kata yang di ucapkan Emthya, Ethan membuka mulutnya tak percaya. Jika di film-film kartun mungkin kini rahangnya sudah menyentuh lantai saking terkejutnya.
Tak jauh berbeda dengan Ekspresi Ethan Kini Dewa dan Faiz hanya membuat memastikan apa yang di minta oleh Emthya."Yang kau maksud mansion bukan? Kau ingin mansion kan?" ucap Ethan mencoba mencari harta yang paling dekat dengan kata 'pulang'.
Hahaha ya ya dia tau tak mungkin perempuan ini hanya minta di antara pulang, dia pasti ingin mereka mengantarnya ke mansion yang akan menjadi imbalan karena menyelamatkan Glovain.
"Tidak pak rumah saya bukan mansion, emm rumah saya di Jalan Cindrawasi 7. Itu pak kontraknya bu Wiwit yang masuk gang dikit itu loh pak," jelas Emthya.
"Kau--- apa tujuan mu membantu G?" tanya Ethan memastikan.
"Saya ketemu di taman, terus karena saya gak tega saya bawa pulang. Sebenarnya saya mau antar ke kantor polisi pak tapi saya gak sempat kalo harus ngurus hal itu, bapak kan kayanya orang kaya pasti tau kan kalo ke kantor polisi urusannya lama. Nanti saya gak jadi bolos kerja terus gajih saya di potong, sedih pak kalo di potong." Dengan panjang lebar Emthya mengutarakan apa yang di pikirkan nya.
"Jad---"
"Enghhh," lenguhan Glovain yang kini dengan kesadaran yang perlahan kembali, dia berusaha duduk dan mengusap matanya pelan lalu menguap.
"Daddy apa kakak cantik masih lama?" Glovain masih memejamkan matanya sembari mencobanya mengumpul semua kesadarannya, dia tak menyadari jika sekarang Emthya menatapnya gemas.
"Hey G," sapa Emthya membuat mata Glovain langsung terbuka lebar dan langsung menengok ke arah Emthya.
Sudut bibir Glovain di tarik menciptakan senyum manis khas anak itu, dengan semangat dia menubruk badan Emthya dengan badan kecilnya. Dia memeluk Emthya senang dan mencium harum parfum Emthya yang dirindukannya.
"G ngantuk mau tidul sama kakak cantik, telus nanti di peluk." rengek manja Glovain dengan menatap berbinar Emthya.
"Oh apa kah kamu merindukan aku boy." Emthya balas memeluk Glovain.
"Ya! G melindukan, tidak G sangat sangat sangat melindukan kakak cantik." Dengan semangat Glovain mengangguk.
"Ughh sayang ku, aku juga merindukan mu." -Emthya.
Keheningan dan hawa mencengkam di dalam mobil di ganti oleh hawa bahagia kedua orang yang kini berpelukan. Bahkan hawa Ethan yang begitu sangat mendominasi tertutup oleh Glovain dan Emthya.
"Antuk," rengek Glovain dengan sangat manja, kepalanya di sembunyikan di perut Emthya.
"Tidur lagi sayang, besok masih sekolah kan." Emthya mengusap kepala Glovain memberikan kenyamanan agar anak kecil itu bisa tidur lagi.
Karena keadaan jalanan yang lumayan lenggang karena sudah malam jadi Glovain bisa tertidur nyaman lagi karena mobil tak goyang atau Dewa yang dengan hati-hati mengemudi berusaha agar tak rem mendadak serta menimbulkan guncangan yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempurnaan Terakhir
Romance[Di usahakan up setiap hari] Menjalani hidup tanpa adanya hal baru membuat Emthya nyaman dengan kehidupannya sekarang, namun kehidupan nya berubah saat bertemu Glovain anak bersurai hitam dan mata hitam pekat yang tersesat di taman sekitaran wilayah...