Emthya sibuk mengantar beberapa pesanan di lantai satu, dia baru saja mendapat kan napas lega setelah pergantian shift kerja pagi dan malam. Meskipun cukup lelah namun Emthya tak akan membuang rezeki untuk membuat dirinya tetap makan enak akhir bulan ini.
Malam ini dia sedang mempersiapkan troli makanan untuk pelanggan ruang VVIP yang selalu menjadi tamu khusus di restoran ini, jujur saja ini pertama kali untuk Emthya melayani tamu khusus karena biasanya dia tak pernah masuk ke ruang VVIP.
Ruang VVIP berada di lantai dua sedangkan Emthya adalah pelayanan yang menangani lantai satu, tapi karena temannya yang hari ini di gantikan nya biasanya tak tentu di lantai mana jadi lah Emthya membantu untuk melayani tamu tersebut.
Emthya kini mendorong troli makanan bersama dengan Agustian yang ada di depannya memandu jalan, Emthya cukup beruntung karena dirinya bersama Agustian yang sempat memberikan nya pengarahan tentang bagaimana dia harus bersiap dan menenangkan nya.
Pintu ruang VVIP di buka oleh satu dari sua orang menggunakan baju hitam yang kini berjaga di depan pintu tersebut, dapat di simpulkan oleh Emthya jika orang di dalam sana adalah orang yang berpengaruh. Pasti merepotkan kemana-mana harus di kawal oleh orang-orang seperti ini.
Agustian mengambil makanan dari troli dan menatanya di meja yang cukup besar dengan enam kursi di sana, Emthya hanya melihat sekilas seorang pria yang memiliki aura yang sangat mendominasi di antara dua pria lain seumuran dengannya. Tampaknya pria itu adalah seorang ayah muda, terdengar di indra pendengaran Emthya suara seorang anak kecil yang entah kenapa tampak sedang meminta sesuatu dengan menuntut.
Emthya dengan pelan meletakkan makanan yang ada di troli nya ke meja, dia tampak santai namun dalam hatinya sudah tak karuan. Dia tak ingin membuat kesalahan dalam pekerjaan nya ini.
"Kakak Cantik!?" teriak itu terdengar di seluruh ruangan VVIP yang membuat semua orang menoleh ke Emthya yang kini menjadi satu-satunya perempuan di ruangan ini.
Emthya yang akan mendorong troli menjauh dari meja langsung terdiam dan tanpa aba-aba menoleh ke arah cempreng yang meneriakinya. Tatapan bahagia tampak jelas di mata coklat kayu itu, dia mengembangkan sudut bibirnya saat anak kecil yang satu minggu lalu sempat di rawatnya turun dari bangku dan dengan cepat berlari ke arahnya.
Ya dia adalah Glovain, kini tangan kecilnya merentangkan lebar membuat Emthya langsung berjongkok dan melakukan hal yang sama. Dia menenggelamkan tubuh kecil Glovain ke dalam pelukannya dan mencium aroma manis permen karet dari rambut itu.
"Huaaaaa Kakak Cantik bohong," ucap Glovain dalam tangisnya.
Dia menangis dalam pelukan Emthya, wajahnya di sembunyikan pada ceruk leher Emthya.
"Maaf," guma Emthya pelan sembari mengusap pelan punggung Glovain.
Seperti dejavu dengan keadaan yang pernah terjadi, saat Glovain di temukan nya di taman seminggu lalu. Bedanya kini pelukan anak itu begitu kuat seakan tak ingin melepaskan Emthya bahkan sedetikpun.
Sedangkan semua yang menyaksikan hal ini menatap dengan tatapan yang berbeda-beda, Ethan terpaku dengan wajah Emthya yang tampak sangat tulus memeluk Glovain.
Bibir gadis itu tak luput dari pandangan Ethan karena terus menggumakan kata-kata maaf dan penenang untuk putranya.
Jelas sekali wajah terkejut Ethan tak bisa di hindari saat mata coklat kayu Emthya bertemu dengan mata abu-abu miliknya. Jantung Ethan entah kenapa berdebar, rasa aneh yang belum pernah di rasakan oleh Ethan sebelumnya tiba-tiba memenuhi seluruh badannya.
Ada perasaan aneh dan tak suka saat semua mata terfokus dengan perempuan yang kini memeluk anaknya, Ethan menepis perasaan yang timbul itu. Mungkin ini hanya efek karena Glovain yang jarang akrab dengan orang tiba-tiba terlihat seperti mengenal baik perempuan ini.
"Emthya kita harus kembali," ucap Agustian membuat Emthya tersadar jika dirinya masih bekerja.
Bagaimana pun pekerjaan ini tak bisa di tinggal oleh Emthya untuk melepas rindu dengan Glovain, ini tanggung jawab yang Emthya ambil.
Dengan lembut Emthya menjauhkan sedikit tubuh Glovain, dia tersenyum manis dan menghapus air mata yang masih ada di pipi gembul nya. Emthya mendekat dan mencium kedua pipi Glovain dan kening anak itu singkat.
"Emm sayang, kakak harus kerja." -Emthya
Mendengar kalimat yang di keluarkan Emthya, Glovain berusaha untuk mendekat kembali ke tubuh Emthya ingin kembali memeluk gadis itu.
"Hey, dengar dulu kakak harus bekerja. Nanti jika libur kakak akan mendatangi mu ke sekolah," kata Emthya memberi pengertian ke Glovain.
"Nda mauuuu," tolak Glovain yang masih berusaha memeluk tubuh Emthya.
"G," panggil Ethan membuat Glovain menoleh sedangkan Emthya langsung mendongak menatap pria yang tadi memiliki aura yang sangat kuat.
Kini Ethan menunduk menatap Glovain dan Emthya yang juga menatapnya, semakin dekat Ethan semakin jelas melihat wajah lembut Emthya. Bahkan pikiran buruk tentang Emthya saat pertama kali Glovain menceritakannya hilang seketika.
"G menurut lah, dia masih memiliki tanggung jawab menyelesaikan pekerjaannya. Jam berapa kau selesai?" tanya Ethan.
Emthya diam sebentar memikirkan jam berapa diri nya akan selesai bekerja hari ini.
"Jam 10 saat restoran tutup," kata Emthya membuat Ethan mengangguk.
"Baiklah kami akan menunggumu hingga selesai bekerja, G sekarang biarkan dia kembali ke pekerjaan nya." Ethan berjongkok dan menarik pelan tubuh Glovain agar menjauh dari Emthya.
"Benarkah dad? daddy tidak bohong kan?" ucap Glovain memastikan, dia sekarang sudah bertemu dengan mom- ekhem kakak cantiknya. Masa iya baru bertemu beberapa menit dia akan di pisahkan lagi.
"Ya sayang," kata Ethan lembut, berbanding terbalik dengan wajahnya yang tampak dingin suara Ethan begitu lembut dan penuh kasih sayang. "Kau bisa kembali," lanjut Ethan.
Emthya mengangguk dia mengerti dan langsung berdiri, tangan Emthya terulur untuk mengusap kepala Glovain dan mengucapkan salam perpisahan dengan senyum manis.
Emthya dan Agustian kembali ke dapur dan kembali sibuk mengantar pesanan para tamu lainnya di lantai satu, sedangkan Glovain dengan semangat memakan makanan yang diantarkan Emthya. Bahkan dia hanya menyentuh piring yang di pegang gadis itu.
"G harus makan sayur," suruh Ethan yang ingin meletakkan salad sayur ke piring milik anaknya itu.
"Nda mau, G nda suka," tolak Glovain cepat. Dia menutup atas piringnya dengan tangan mungil yang bahkan hanya bisa menutup setengah piring itu.
"Anak daddy sangat susah jika di suruh makan sayur," gerutu Ethan dengan kebiasaan Glovain ini.
Meskipun nutrisi untuk sayur sering Ethan ganti dengan yang lain atas saran dokter kesehatan pribadi Glovain tapi dia tak ingin Glovain seperti ini, selalu menolak makan sayur. Bagaimana pun sayur adalah makanan baik yang penting untuk kesehatan dan masa pertumbuhan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempurnaan Terakhir
Romance[Di usahakan up setiap hari] Menjalani hidup tanpa adanya hal baru membuat Emthya nyaman dengan kehidupannya sekarang, namun kehidupan nya berubah saat bertemu Glovain anak bersurai hitam dan mata hitam pekat yang tersesat di taman sekitaran wilayah...