Bab IV -Memulangkan G&Janji bertemu-

12 2 0
                                    

Langkah Emthya memasuki restoran dengan Glovain yang ada di gendongannya, mereka masuk melewati pintu belakang. Kariawan lain yang sudah datang menatap heran gadis cantik yang baru saja masuk itu, seingat mereka rekan kerja mereka ini hanya tinggal sendiri di kota ini dan sekarang dia menggendong seorang anak kecil.

"Ty siapa?" tanya Yulis yang mengangkat piring yang barus saja di keringkan nya.

"Gak tau," balas Emthya enteng membuat mereka tambah bingung.

Emthya membawa Glovain untuk duduk di dekat meja yang biasanya di gunakan untuk makanan yang akan di atas ke luar dari dapur, dia meminta Glovain untuk diam sebentar di sana sedangkan dirinya ke ruangan loker untuk menyimpan barangnya.

"Kamu siapanya Emthya?" tanya Yulis pada Glovain setelah meletakkan piring di meja panjang.

Glovain hanya diam menatap Yulis dengan polos, dia tak tau juga harus membalas apa. Bolehkah Glovain berkata jika Emthya adalah orang yang akan menjadi mommy nya?.

"Yu jangan ganggu G," kata Emthya memperingati Yulis yang di kenalnya sebagai cowok usil, bisa bahaya jika Yulis menjahili Glovain.

"Cuman nanya doang kok pelit banget," rajuk Yulis dan memonyongkan dirinya lalu pergi dari dekat Emthya dan Glovain.

"G gak apa kan kakak tinggal buat kerja dulu, nanti kakak izin sama bos kakak buat kerja setengah hari biar bisa nemani G nyari sekolah atau rumah G," kata Emthya.

Glovain mengangguk dengan senyum manis, tingkahnya membuat Emthya dengan gemas mencubit kedua pipinya dengan gemas.

"Ya udah kakak tinggal dulu, kalo ada apa-apa panggil aja siapa pun yang lewat biar mereka bisa manggil kakak, ok?" -Emthya.

"Ok." Glovain lagi-lagi mengangguk.

****

Hari sudah menjelang siang dan Emthya sudah mendapatkan izin untuk pulang lebih awal setelah menjelaskan situasinya, dia dengan cepat mengganti bajunya menjadi baju kasual yang di bawanya tadi.

Emthya melihat nama TK yang tercetak di kantong baju Glovain, karena tidak Emthya tidak pernah mendengar nama TK tersebut dia dengan cepat mencarinya di google map dan memesan taksi online ke sana.

Emthya terdiam tak percaya saat mereka sampai di depan TK tersebut, apa-apaan ini. Kenapa TK yang ada di depannya sangat terlihat berbeda dari TK pada umumnya, terlihat begitu mahal hanya dengan melihat bangunan nya saja.

"Ini sekolah G?" Emthya menatap lekat wajah anak yang di gendongannya, Glovain sudah tersenyum lebar karena dia sudah menemukan TK nya.

"Iya Iya, kakak cantik hebat banget bisa bawa G ke sini," ucap Glovain dengan semangat.

Karena sudah mengkonfirmasi kebenaran tentang sekolah anak ini Emthya langsung berjalan mendekat ke arah pos satpam. Satpam di pos yang tampaknya sedang sibuk mengotak-atik komputer langsung melotot kaget melihat wajah Glovain yang di gendong perempuan asing.

"Astagah," pekiknya dan langsung keluar dari pos penjagaan. "Ini beneran Den Vain?" lanjutnya masih tak percaya.

"Halo paman satpam," sapa Glovain dengan wajah polos.

Satpam tersebut ingin menangis sekarang, dia hampir kehilangan pekerjaan kemarin dan untungnya keberuntungan masih berpihak kepadanya.

"Emm maaf pak saya mau ngantar G, kemarin saya ketemu dia di taman dekat rumah saya. Dan baru sempat mengantarnya ke sini siang ini," kata Emthya dengan sopan.

"Eh mba terimakasih banyak, astagah saya gak tau harus ngomong bagaimana lagi." Satpam tersebut tampak sangat bersyukur dari nada bicaranya.

"G, kakak harus pergi. G sekarang sama bapak ini ya biar bisa ketemu orang tua G lagi," kata Emthya sembari menurunkan Glovain dari gendongannya.

Glovain memiringkan kepalanya menatap bingung Emthya, dia tak mengerti. Kenapa Emthya ingin pergi meninggalkan nya setelah mengantarnya ke sekolah, apa kah perempuan di depannya ini tak ingin menjadi mommy nya? atau dirinya terlalu merepotkan Emthya hingga dia tak ingin bertemu dengan nya lagi.

"Kakak cantik mau kemana?" tanya Glovain yang sudah bergulat dengan keresahan di hatinya.

"Hah? Kakak mau pulang sayang, kan G sudah di sini," Balas Emthya merasa aneh dengan pertanyaan Glovain.

"Belalti kakak mau ninggalin G? belalti G gak bisa ketemu kakak lagi," kata Glovain yang sudah ingin menangis.

"Emmm bisa kok ketemu lagi, nanti kapan-kapan kita ketemu lagi." Emthya tersenyum dan mengelus rambut Glovain.

"Benalkah?" Senyum Glovain terlihat begitu lebar dan dia menyodorkan jari kelingkingnya, "Janji."

"Janji sayang." Emthya mengulurkan kelingkingnya menyambut kelingking kecil Glovain. "Ya udah kakak pergi dulu ya, pak saya titip G ya. Terimakasih," pamit Emthya langsung dan pergi setelah mencium kedua pipi dan jidat Glovain.

Satpam tersebut beberapa kali menyebutkan terimakasih kepada Emthya bahkan setelah gadis itu masuk kedalam angkutan umum yang melewati rute rumahnya. Setelah Emthya pergi satpam langsung menutup gerbang dan membawa Glovain untuk melapor ke ruang guru.

****

Derap kaki beberapa orang terdengar memenuhi koridor mengarah ke ruang guru, pintu terbuat dari kaca bening itu terbuka dan menampilkan seorang pria 27 tahun yang kini menampilkan wajah khawatir di wajah datarnya.

"Daddy!" teriak Glovain bahagia dan langsung berlari ke arah Ethan yang langsung menangkapnya dan membekap Glovain.

Tangan kecil Glovain mengunci erat leher Ethan dan mencium beberapa kali pipi pria itu, sedangkan Ethan memeluk Glovain dengan dada yang masih berdebar. Sungguh dia bersyukur Glovain kembali kedalam pelukannya dalam ke adaan selamat tanpa luka atau lecet sedikit pun.

"G ada terluka?" tanya Ethan setelah menjauhkan sedikit badannya agar bisa melihat wajah Glovain.

"Gak ada dad," jawab Glovain.

"Kita pulang." Ethan meninggalkan ruangan itu tanpa berkata apapun dia memberikan kode agar Dewa menyelesaikan urusan di sini.

Dewa yang mengerti langsung mengangguk, sedangkan Ethan langsung membawa Glovain menuju ke mobil yang sudah ada Faiz berdiri dengan raut wajah khawatir yang sangat jelas.

"Paman Aiz," sapa Glovain saat melihat Faiz dari jauh. Dia tersenyum senang menatap pria yang sudah berada di sampingnya dari dulu.

"Senang anda kembali dengan selamat tuan muda," ucap Faiz dan membukakan pintu belakang untuk Ethan dan Glovain. Setelah di pastikan majikan nya masuk Faiz ikut masuk di kursi depan sebelah pengemudi.

"Kemana saja G kemarin?" tanya Ethan sangat lembut.

Dia tak bisa berbicara kasar atau dingin kepada Glovain, meskipun orang lain menganggapnya sebagai orang yang tak berperasaan namun dia selalu hangat kepada anaknya ini. Dia memangku Glovain dengan posisi Glovain menghadap ke arahnya.

Glovain dengan bahagia duduk di pangkuan nya dengan tangan yang sudah memegang mainan mobil pemadam kebakaran kesayangannya yang memang selalu ada di mobil ini.

"G sama kakak cantik, kemalin G nangis di taman telus kakak cantik ajak G pulang. Kakak cantik antal G ke sekolah," jelas G dengan mata yang fokus ke mainannya.

"Kakak cantik?"

"Kakak cantik?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kesempurnaan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang