Yang Jungwon » Juna
"Akh!"
Seorang lelaki dengan kaos putih dengan dilapisi leather jacket mengerang sembari memegangi sisi kanan kepalanya. Mata bulatnya mengerjap, menatap sekeliling ruangan yang nampak remang-remang. Ruangan yang cukup luas ini nampak lengang, hanya terdengar suara jangkrik di hari yang hampir tengah malam ini.
"Sial! Siapa sih yang berani nyulik gue?" monolognya sembari berusaha bangkit. Meski sedikit sempoyongan, lelaki dengan berlesung pipi itu berhasil berjalan beberapa langkah ke depan.
Dia mengamati sekitar, lukisan bernuansa Yunani nampak memenuhi dinding. Tak lupa guci-guci dengan dugaan mahal turut berjejer menghiasi sisi ruangan. Semua di mata Juna normal, namun tidak dengan kebersihannya. Semua nampak kotor dan tak terawat.
"Dimana pintu keluarnya?"
Tak! Tak! Tak!
Suara langkah kaki yang terdengar lambat namun tegas itu membuat Juna terkesiap. Reflek kakinya menuju sebuah lemari kosong nan berdebu. Dimasukkannya tubuhnya ke dalam sana, dengan membuka sedikit pintu lemari.
Tak! Tak! Tak!
Suara langkah kaki itu semakin mendekat, namun kini disertai suara gesekan antara besi dan lantai. Cukup membuat telinga Juna berdengung, serta jantungnya yang kini berdetak tak normal.
Srek! Srek! Srek!
Semakin dekat, hingga Juna dibuat menahan nafasnya. Suara langkah kaki itu berhenti, tepat di depan Juna yang tengah bersembunyi di dalam lemari.
"Hehe..."
Suara tawa itu menggema, seketika membuat bulu kuduk Juna merinding.
"Selamat datang Juna..."
Juna mengumpat dalam hati, begitu mendengar orang dengan pakaian serba hitam itu menyebut namanya.
"Cepat sembunyi, jangan sampai kami menemukanmu. Atau kamu...akan mati."
Juna merasa seperti jantungnya berhenti berdetak, pasokan oksigen sekitarnya pun terasa menipis.
Juna baru dapat bernafas lega, begitu orang dengan pakaian serba hitam itu berlalu. Dengan sangat pelan, ia melangkah keluar.
"Gila, kalo ketemu gue mati gitu?"
Juna bergidik ngeri. "Gue masih muda njir, belum siap mati gue."
Dengan pelan dan waspada, lelaki itu perlahan berjalan ke depan. Pintu berwarna coklat kini menjadi tujuannya.
Dibukanya dengan pelan pintu itu, mencoba agar tak membuat suara sekecil apapun itu. Dalam sepuluh detik, pintu yang masih bagus itu berhasil terbuka, menunjukkan pemandangan di dalamnya yang sedikit lebih remang dari ruangan yang Juna pijak sekarang.
Kaki kanannya melangkah dahulu, matanya menyisir tiap sisi ruangan dengan cat merah darah.
"Ini serius gue nggak nemu petunjuk keluar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
⌗ Dimple Boy ⟩
ContoYang Jungwon, semakin banyak yang dipelajarinya, semakin banyak pula hal yang ia jadikan tempat berlabuh. ⟨ Birthday Event by @HYPENGE ⟩ Since: 09.02.22 » 16.02.22 09.02.23 » 17.02.23