Chance Received

26 1 0
                                    

Yang Jungwon » Arjuna

calleniaa

OC » Viola

⌗⌗⌗



"

Minggir woy! Arjuna sang penakluk gadis mau lewat!"

Bertingkah bak seorang pengawal, Haru dan Jonathan, mengibas tangan menyingkirkan kerumunan. Arjuna menghela nafas, jengah melihat kelakuan dua temannya. Dengan sebuah buku, ia memukul kedua kepala yang tengah beraksi itu.

"Sakit, Jun!" Jonathan mengaduh, memandang sebal pada sang pelaku.

"Ya lo bego! Penakluk cewek apaan, pacar aja nggak punya!" dengus Arjuna.

Haru melipat tangan, dipandangnya Arjuna dengan ekspresi sombong. "Udah sering mau gue ajarin, lo nya nggak mau."

"Kalau belajar sama lo, bukannya cewek cakep yang gue dapat, malah tante-tante umur 30-an!" cibir Arjuna.

Haru mendengus. "Tante-tante itu menggoda, njir!"

"Ya Tuhan, tobat Haru. Kalau tante-tante single mah nggak apa-apa, tapi yang lo cari tante-tante udah berkeluarga," kata Jonathan sembari mengelus dada.

"Daripada lo, jomlo dari lahir!"

"Lah? Arjuna juga jomlo dari lahir!" balas Jonathan ngotot.

"Arjuna jomlo-jomlo banyak yang ngirimin surat cinta. Lah lo? Udah jomblo, dekil, nggak ada yang suka lagi!"

Jonathan mengelus dada, memandang Haru sedikit murka. "Astaga, gelut sini kita, Ru!" katanya menantang.

"Ayo!"

Arjuna menepuk dahi melihatnya. Meski sudah biasa, tapi terkadang ia merasa malu melihat kelakuan kedua temannya. Ia tersenyum kecil. Walau demikian, Haru dan Jonathan merupakan sahabatnya terbaiknya sejak kecil. Mereka tumbuh bersama dan saling tahu tabiat masing-masing. Seperti Haru yang suka dengan tante-tante, Jonathan yang joroknya minta ampun, atau Arjuna yang kadang bisa waras dan kadang bisa ikut sedeng kayak mereka. Tapi sepertinya Arjuna punya satu rahasia yang tidak kedua temannya ketahui. Mereka tidak tahu jika Arjuna yang mereka anggap kelihatan tak tertarik pacaran, justru menyukai seorang gadis selama hampir 3 tahun.

"Hei, boleh ributnya di pinggir? Kalian ngehalangin jalan orang lain," kata Viona. Siswi kelas 12 IPA 1. Dengan kacamata, buku di tangan, serta senyum manis yang selalu membuat orang terasa nyaman. Dan Arjuna salah satu orang yang nyaman melihat Viona.

"Eh, Viona. Maaf ya, Vi. Kita ngehalangin jalan, silahkan lewat tuan putri." Jonathan memberi celah.

Viona pun melewati dengan segera, tak lupa melempar senyum pada Jonathan dan Haru. Namun ketika tiba di hadapan Arjuna, dia berhenti sejenak dan menyapa, "Hai, Juna!" katanya dengan ceria dan berlalu.

Mata Arjuna melebar, semburat merah menjalar menghiasi pipi. Tangan kanannya merangkak naik, meraba dada bagian kiri. "Manis banget," ucapnya spontan, yang dapat terdengar hingga ke telinga Haru dan Jonathan.

Kedua teman Arjuna saling bertukar pandang sejenak. Tersadar, Jonathan menepuk bahu Arjuna sedikit keras.

"Jun, lo suka sama Viona?!" pekiknya sedikit keras, hingga Arjuna membekap mulut Jonathan dengan kuat.

"Jangan keras-keras, dekil!"

Arjuna menghela nafas, dipandangnya keempat mata yang menatapnya penuh tanya. "Iya, gue suka Viona," akunya.

⌗ Dimple Boy ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang