5. a fact

3.4K 334 41
                                    


::
::

•_•

::
::

Memikirkan tentang istri mark Lee, na jaemin hanya mampu terdiam. Baginya ucapan pria berkursi roda itu aneh dan mengejutkan. Bagaimana bisa dia mengatakan mark memanipulasi orang lain?

Oh tunggu, tapi itu bisa saja benar! Kita tidak tau wujud asli setiap manusia itu seperti apa. Mungkin yang ditampilkan ke publik hanyalah topeng semata.

Pria na itu kembali menunduk, melirik telapak tangannya yang terkepal. Hari sudah malam, mark sudah pulang sore tadi dan dia pun memilih meninggalkan kediaman tetangganya kala sepasang suami-istri itu mulai bercumbu. Yah, na jaemin sedang tidak berminat melihat pertunjukan live lagi.

Ruang tamu rumah nomor 9 itu nampak dingin akibat AC yang menyala. Televisi sudah mulai menayangkan drama dewasa menandakan jam sudah tak lagi sore.

Jendela nya masih tak tertutup gorden. Membuat na jaemin bisa leluasa melihat pemandangan luar. Tetangganya-lee Jeno, dia sudah pulang satu jam yang lalu. Tapi tidak dengan motor, dia membawa mobil dengan warna merah menyala. Lamborghini.

Bodynya benar-benar menggoda. jaemin sebenarnya pecinta motor dan mobil sport mewah. Sudah lama dia ingin mengoleksi tapi orangtuanya tak mengijinkan.

Pria lee itu keluar kembali dari rumahnya dengan keadaan shirtless membiarkan dada dan perutnya terekspos bebas, lalu membuka pintu ghini nya itu. Mengeluarkan tas gitar dari kayu yang diukir.

"Dia bilang dia freelance bukan? Apa menjadi musisi juga termasuk pekerjaannya?" gumam jaemin.

Suara debuman mobil mewah itu kembali menarik atensinya. Bisa ia lihat Lee Jeno kembali melenggang masuk kedalam rumahnya. Membiarkan si merah terparkir gagah di pekarangan.

Jaemin menarik sudut bibirnya, "aku punya ide supaya bisa menaiki mobil itu besok." ujarnya seraya kembali menunduk pada telapak tangannya.

::
::

•_•

::
::

Tok tok tok

Ceklek

"Ow, Hi sexy!"

Katakanlah na jaemin nekat. Dia tau jenis tetangga seperti apa yang sekarang ia ketuk pintu rumahnya. Tapi ia tak peduli demi merasakan duduk di seat penumpang Lamborghini.

Lee jeno berdiri diambang pintu rumahnya, bersiul dengan mata yang kembali jelalatan. "Ada yang bisa aku bantu manis? Atau mungkin kau butuh sesuatu yang hangat?"

Jaemin semakin meremas ujung hoodie kebesaran miliknya. Menurutnya outfit yang ia pakai kali ini cukup 'aman', short pants sedengkul dengan hoodie kebesaran. Cute, right?

"Aku.......ingin minta tolong."

"Okay, so?"

"Bisa kau antar aku ke apotek terdekat? Aku harus membeli beberapa obat."

Pria dengan tinggi mencapai 1,8m itu melipat kedua tangannya di dada. "3 pohon cemara dari rumahmu, ada rumah nomor 7 milik si camar dan istrinya. Dia seorang dokter, dan kurasa jika sekedar obat migrain dia pasti memilikinya." bukannya jeno tak ingin membantu, tapi dia mencoba membuat segalanya menjadi lebih mudah.

Oh fuck! Jaemin kembali memutar otaknya. Dia lupa akan profesi tetangga yang ia cap sebagai pria romantis itu. Well, walaupun kini jaemin jadi sedikit memandang berbeda pria Lee itu, tentu setelah apa yang haechan katakan kemarin.

Neighborhood ⫸HAREM⫷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang