11. he knows

4.1K 341 40
                                    

Nih update nih:))

::
::

^_^

::
::

Matahari tepat berada di tengah-tengah langit sekarang. Menyinari bumi dengan sengatan panasnya. Cahaya terang nya bahkan dengan berani menerobos masuk melalui setiap celah yang ada.

Seorang pemuda nampak mengernyit kesal kemudian mengusap wajahnya yang berminyak. Jaemin mendelik kala menemukan kaca dikamarnya tak tertutup gorden. Pantas saja wajahnya seperti terbakar sekarang.

Untung saja dia tidur tanpa pakaian jadi tak terlalu panas.

Eh? Tanpa pakaian?

Srett

"Shit!! LEE JENOO!!" Jaemin berteriak murka. Bukan salah lagi pasti ini kerjaan laki-laki kelebihan hormon itu. Jaemin yakin 100 persen.

Tapi setelah menunggu 5 menit tidak ada tanda-tanda manusia yang menghampiri nya ke kamar. "Jen? Are you here?"

Dengan tak rela pemuda itu bangkit dari kasur. Rasanya kepalanya melayang sakit saat dia berdiri. Jangan lupakan rasa tak nyaman di liang analnya.

Jaemin mengernyit kala menemukan kedua jarinya dapat masuk dengan mudah kedalam lubang yang seharusnya sudah sedikit rapat itu. "Apa Jeno melakukan nya saat aku mabuk kemarin?" tapi analnya bersih tidak diisi sperma. Jaemin cukup tau jika si Lee tak suka bermain dengan penis yang dibungkus kondom.

Pria na itu mengedikkan bahu tak mau ambil pusing. Kini matanya tertuju ke arah sudut ruangan. Ada pakaiannya yang semalam dan juga ada pakaian asing.

Jaemin mengernyit kala bau asam tercium dari hoodie favoritnya. Lalu menarik kaos abu yang baru pertama kali ia lihat. Otaknya terpaksa diperas sekarang. "Ah benar semalam aku muntah dan sir jaehyun meminjamkan baju milik taeyong."

Kini dia nampak lega tapi sedetik kemudian jaemin menghentikan pergerakannya. Potongan ingatan lain masuk kedalam memorinya.

Kamar mandi, kloset, jung jaehyun, mata tajam itu, lubang analnya, orgasme.

"Aku sudah dilecehkan si Jung semalam!!"

::
::

^_^

::
::

Jeno datang sekitar pukul 2 siang dan langsung diberondong pertanyaan oleh na jaemin. Bahkan pria Lee itu tidak sempat menaruh sup pereda mabuk yang dibawanya ke meja terlebih dahulu.

"Jadi semalam bukan kau yang mengantar ku pulang?"

"Sudah kubilang bukan. Si Jung memaksa ingin mengantarmu, dia bilang tak bisa mempercayakan keselematanmu padaku. Lucu sekali." Jeno menarik kursi meja makan lalu menaruh mangkuk yang berisi sup hangat. "Makanlah. Kau tidur seperti latihan mati saja."

Jaemin menurut dan ikut menarik kursi. Mulutnya menyecap rasa segar dari sup yang dibawa Jeno. "Terimakasih." ucapnya pelan.

"Kau berterimakasih pada orang yang sudah membobol lubang rapatmu?" Jeno tertawa kecil dibawah tatapan tajam na jaemin. Si manis menyesal berkata baik pada manusia jelmaan iblis dihadapannya.

"Apa kau tau apa yang terjadi saat aku sedang berganti pakaian semalam?"

Jeno mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa? Dia menyentuhmu kemarin? Wah tak kusangka secepat ini pria tua itu tertarik padamu. Well, memang kemolekanmu tidak bisa dianggurkan."

"Kau tau itu akan terjadi tapi kenapa tak mencegahnya?!" jaemin marah. Jika Lee Jeno tau si Jung itu keparat kenapa tak menyelamatkannya?

"I've tried. Tapi si Jung sangat gigih semalam. Yah lagipula sekarang atau nanti tetap saja akan kejadian. Dari awal kau sudah menarik terlalu banyak perhatian. Ditambah kau tak bisa diam. Kau tak patuh padaku." kini tidak ada Lee jeno yang nampak slengean. Pria itu menatap tak kalah tajam manik rusa di hadapannya.

Neighborhood ⫸HAREM⫷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang