10. a party (2)

4.1K 300 37
                                    

HOLLAAAAA
Semoga readersnya belom pada kabur ya wkwk kelamaan update nih:')

::
::

•_•

::
::

Bocah yang masih duduk di bangku SMP itu mendusel pelan di perpotongan leher na jaemin. Sedangkan pemuda itu menahan nafas dengan tubuh yang menegang.

"S-sungchan, sadarlah ini aku na jaemin." dalam benak cantiknya sudah muncul bercabang-cabang pertanyaan.

Jung sungchan jelas tadi menyebut nama kecil shotaro. Ada kejadian apa dahulu? Apa mereka akrab? Haruskah jaemin menginterogasi bocah di bawahnya?

Tapi yang paling penting adalah, kenapa sungchan berbicara  seperti orang sakau?

Jaemin perlahan bangkit walaupun harus penuh usaha karena bocah di bawahnya terus mencengkram pinggangnya. Pemuda itu bergeser ke arah dinding, kembali mencoba mencari saklar.

"Hyung...." serak dan kecil. Tapi beruntung disini sangat hening sehingga jaemin bisa mendengarnya dengan jelas.

"Kenapa? Kau baik-baik saja?"

Cahaya bulan yang menerobos masuk di celah-celah gorden menghasilkan penerangan minim. Tubuh jangkung yang terlentang di ubin itu kini beralih menjadi miring sebelum bangkit terduduk.

Jaemin bisa merasakan tangannya diraih lalu dikecup. Kemudian suara isakan terdengar lirih keluar dari sela bibir bocah dihadapannya.

"Maaf....maaf"

Jaemin masih diam membiarkan tangannya dibaluri entah itu air mata atau ingus. "Harusnya aku tidak melibatkanmu. Maafkan aku. Jika saja aku tak ceroboh, mungkin kau takkan begini."

Jaemin merasa kepalanya berputar-putar. Maksud bocah ini apa sih? Akhirnya pemuda itu membasahi bibirnya kemudian ikut menyahut. "Tak apa, aku tau.....kau tak bermaksud begitu." iya, jaemin mengikuti alur menyamar menjadi shotaro di gelapnya ruangan ini yang sepertinya kamar Jung sungchan.

Lagipula, apa bocah ini terlalu mengantuk sampai tidak mengenali orang didepannya? Atau mungkin dia mabuk? Wah padahal masih dibawah umur. Lepas dari pengawasan orang tua.

Kini sungchan menumpukan kepalanya di tangan kecil jaemin. "Terimakasih Hyung. Ini hadiah untukmu" satu kantong plastik kecil diselipkan diantara tangan jaemin. Kemudian bocah itu menjatuhkan kembali tubuh bongsor nya ke lantai seolah tak terjadi apapun.

Hening beberapa saat jaemin pun beringsut berdiri. Pemuda itu melirik sekilas siluet sungchan lalu bergegas keluar. Dia terlalu lama pamit ke toilet.

::
::

^_^

::
::

"Jaemin yatuhan aku hampir menyusulmu." taeyong mengerucutkan bibirnya dengan sorot khawatir.

Jaemin tersenyum tak enak, "maaf aku sembelit." alasan yang payah.

"Oh pasti tak nyaman. Sekarang bagaimana perutmu? Mau ku buatkan teh?" ten menarik tangan kurus itu agar kembali duduk disamping nya.

Sepertinya dia memang terlalu lama meladeni sungchan. Kini meja itu sudah kembali diisi daging dan seluruh penghuni komplek duduk lengkap di meja.

"Sudah lumayan baikan. Terimakasih kak ten." pria thailand itu hanya tersenyum kemudian mengusap lengan jaemin.

Jaehyun berdiri kemudian mengangkat segelas wine di tangan kanannya. "Karna jaemin sudah kembali, aku ingin mengatakan sesuatu. Komplek kita terisi orang-orang yang damai, baik juga saling tolong menolong. Semoga dengan hadirnya jaemin semakin menguatkan rasa solidaritas diantara kita." mata tegas pria Jung itu menyorot jaemin dengan senyuman.

Neighborhood ⫸HAREM⫷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang