14. a story

5.6K 362 94
                                    

Okayy first of all maap ya alurnya ga bakal sesuai sama spoiler yg kmren
johnjaem nya di pending dlu lg ga mood bikin scene ewewew :))

::
::

^_^

::
::

Pagi kembali datang. Di kamar yang sama, dan diisi orang yang sama pula.

Na jaemin sedikit mengerang merasakan pinggangnya yang kaku. Si sialan mark lee itu. Benar-benar memperlakukannya seperti pelacur.

"Astaga!"

Benar-benar pagi yang sama seperti kemarin. Na jaemin kembali terlonjak kaget pagi ini menemukan istri dari mark lee berada di samping ranjangnya, lagi.

Refleks si manis menjalankan tangannya ke area selangkangan. Karena seingatnya semalam ia tertidur tanpa membersihkan apa-apa. Terlalu lelah, dan malas tentunya.

Tapi bahkan tangannya menemukan area bawahnya sudah kembali tertutup celana. Siapa yang melakukannya? Apakah si dokter?

"Aku yang melakukannya"

Damn!

"Haechanー"

Pria berkursi roda itu tersenyum tipis. "Aku tau dia akan melakukannya denganmu. Tidak usah merasa bersalah."

Bagaimana bisa? Apakah hati seorang lee haechan terbuat dari batu?

"Na, ingin mendengar sebuah cerita?"

Perlahan haechan mengarahkan kursi rodanya ke arah jendela. "Aku bertemu mark saat usiaku 17 tahun. Saat itu aku yang duduk di kelas 3 sma bertemu dengan dokter muda bernama mark lee."

"Dia sangat ramah. Kami bertukar nomor telepon setelah mark membantuku dari kejaran anjing. Lucu sekali." Seolah ikut bernostalgia, na jaemin mengeluarkan senyumnya melihat haechan tertawa kecil.

"Tiga bulan kemudian kami memutuskan berpacaran. Padahal usia kami terpaut jauh. Tapi cinta kami terlalu besar. Kami yakin usia dan gender bukanlah halangan. Walaupun aku sendiri pun tau hubungan kami tidak akan diterima dengan mudah oleh masyarakat"

"Di hubungan yang ke 4 bulan, aku kehilangan keperjakaanku. Mark cemburu lalu memperkosaku di mobilnya. Saat itu aku takut dan setelahnya memilih menjauh. Tapi mark dengan gigih kembali mengejar. Dia meminta maaf dan beralasan terbawa emosi karena terlalu mencintaiku. Dan aku pun luluh. Kami kembali bersama."

"Saat tahun kelulusan aku lulus dengan nilai tinggi dan pulang ke rumah dengan ekspektasi kedua orangtuaku akan memelukku. Tapi ternyata salah. Aku bahkan hampir mati dipukuli ayahku sendiri. Mereka mengetahui seksualitasku menyimpang. Ada seseorang yang sengaja mengirim foto kebersamaanku dengan mark kepada ayahku."

"Keluarga ayahku sangat kental akan agamanya. Setiap minggu mereka ke gereja lalu beramal. Sampai-sampai lupa ada anak kandungnya di rumah yang butuh amal juga berupa kasih sayang." Entah kenapa na jaemin ikut termenung. Keluarganya tidak sereligius keluarga haechan tapi mereka tetap tidak menerimanya. Dengan alasan mereka malu. Miris!

"Saat itu mark kembali datang disaat yang tepat. Dia membawaku kabur tengah malam saat aku menelponnya. Membuatku semakin yakin bahwa dia adalah orang yang tepat. Esoknya kami memutuskan mengikat janji suci di hadapan tuhan. Lalu beberapa bulan kemudian mark mengajak ku pindah kesini."

"Tapi kepercayaanku kembali terkikis. Saat tau jika sebenarnya orang yang mengirim foto kepada ayahku adalah yang menjadi suamiku  saat ini. Kami kembali bertengkar. Aku menangis dan mark membanting foto pernikahan kami. Lalu aku berlari mengemas barang seadanya. Berniat pergi, tapi kejadian itu malah membuatku tertahan selamanya disini."

"Dia panik. Setelahnya membiusku. Dan setelahnya kakiku tak bisa di gerakan. Entah apa yang ia lakukan tapi katanya aku koma selama 10 hari. Setelahnya keluar hasil tes dari rumah sakit. Ada yang salah dengan jantungku katanya. Setiap hari obat-obatan itu selalu ku minum." Kepala bersurai coklat itu menoleh pada si manis. "Dan kau tau sendiri obat apa yang ku minum jaemin."

Mark tidak menyakiti istrinya. Dia hanya menyandera orang yang ia cintai dengan cara yang unik. Dan lee haechan hanya memperingati pemuda di hadapannya. Bahwa apa yang ia alami bisa saja terjadi pada si manis na jaemin.

::
::

^_^

::
::

"Psychopath!" Cibir jaemin kala mengingat cerita lee haechan beberapa jam yang lalu.

"Siapa yang psychopath na?"

"Oh?!" Sialan dia lupa jika dirinya kini kembali tak sendiri. Dengan baiknya lee taeyong datang menjenguk. Membawa buah-buahan serta brownies coklat titipan dari ten yang belum bisa datang melihatnya.

"Apa kakimu sangat sakit sampai terus melamun?" Kekeh taeyong.

Ya, suami tampannya berkata jika tetangga baru mereka ini terjatuh dari tangga hingga kakinya terkilir. Dan tentu saja taeyong percaya.

Andai pria itu tau jika yang sakit adalah analnya. Dan penyebab nya adalah suami tercinta lee taeyong, jung jaehyun. Akan semurka apa pria cantik ini?

"Tapi kulihat kakimu sudah tidak bengkak. Syukurlah. Bukankah kita sangat beruntung memiliki tetangga seorang dokter?"

Jaemin hanya tersenyum tipis. Jika ia membuka mulutnya entah perkataan seperti apa yang terucap. Jaemin tak yakin bisa menahan. Mungkin saja si manis akan berkata, 'semalam dokter itu juga menghajar lubangku. Dan hebatnya istrinya tau tapi diam saja'

Lee taeyong tidak datang sendirian. Di samping pintu ada siluet tinggi milik jung sungchan. Bocah itu hanya berdiri bersandar di dinding. Menatap datar si manis yang bersandar di kepala ranjang.

Risih terus diperhatikan, akhirnya na jaemin menatap balik bocah jangkung itu. "Apa ada yang ingin kau sampaikan padaku sungchan?"

Taeyong melirik bergantian dua orang disana. Akhirnya si jangkung bergerak mendekat. "Bubu, boleh aku berbicara berdua dengan kak jaemin?"

"Hm?tentu."

Tak lupa taeyong keluar sambil menutup pintu kamar itu. Setelah suara langkah taeyong menjauh, si jung langsung memposisikan diri duduk di ujung kasur.

"Kasihan sekali bukan bubu, dibohongi tapi tetap percaya. Padahal alasan yang dibuat ayah selalu sama."

"Konteks?"

Jung sungchan menatap lamat wajah si manis layaknya pengamat professional. "Selera ayah tidak pernah berubah. Langsing, putih, masih muda dan poin pentingnya terlihat cantik dan menggemaskan."

"Kau pelacur baru ayah kan?"

Hampir saja na jaemin menerjang tubuh jangkung itu dengan bogeman mentah jika saja si jung kecil itu tidak kembali berucap. "Jika kau sudah tidak kuat, katakan saja padaku. Kali ini akan kupastikan tidak akan ada kegagalan."

Kepalang tanggung, si manis langsung saja menambahkan apa yang ia pikirkan. "Gagal seperti dulu kau mencoba melindungi shotaro?"

Iris coklat tua itu melebar. Bulu matanya sedikit bergetar. "Kau sudah tau?"

"Bangkai nya mudah sekali tercium. Terlalu banyak petunjuk yang kalian berikan. Dan malam itu kau memberiku petunjuk paling besar. Ini semua berkatmu sungchan."

Tak ia duga jung sungchan bergerak resah mendekati na jaemin. Telunjuknya di taruh didepan mulutnya sendiri. Mengisyaratkan si manis untuk berhenti bersuara.

"Jika begitu, aku rasa kau juga harus tau bahwa ini saatnya untuk diam. Jangan percaya siapapun na."

Na jaemin memajukan wajahnya. Tak bisa dielakan lagi kedua benda kenyal itu beradu sekejap. "Baiklah, jung sungchan."

^_^

Tbc.

Kasih saran dong kalo lagi cape kalian biasanya ngapain nih??
Lg down euy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Neighborhood ⫸HAREM⫷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang