16. Kesalahan

853 74 1
                                    

Beomgyu bangkit dari kasur terpaksa karena ada tamu nunggu dia di luar. Tanpa ada fikiran aneh aneh Beomgyu buka pintu dan terkejut ngeliat yeonjun di depan pintu kosnya.

"Lo?"

"Gue bawa bubur"

"Makasih"

"Gue boleh masuk?"

Yeonjun memaksa masuk ke kos Beomgyu secara halus dan berhasil. Pintu di tutup Beomgyu dan yeonjun duduk berhadapan lantai beralas karpet bulu.

"Katanya lo sakit?"

"Kata siapa?" Selak Beomgyu.

"Soobin kan?" Ucap Beomgyu lagi.

"Kenapa lo ilang gitu aja"

"Apalagi? Kontrak kita habis kan?"

"Tanpa ada pamit?"

"Kenapa harus? Hubungan kita cuman sebatas temen tidur"

Yeonjun terusik dengan kata temen tidur di dalamnya.

"Lo emang cuman redahan ya? Lo emang cuman butuh uang"

Beomgyu mengigit bibir dalam mencoba menelan kata yeonjun yang jelas membuat luka di hatinya.

"Kontrak udah selesai kan? Silahkan lo pergi"

"Andai temen lo tau lo temen tidur gue"

"Keluar!"

Beomgyu gak bisa nahan emosi ketika digoreng harga dirinya. Yeonjun lengang kaki keluar tanpa rasa bersalah dari kamar kos Beomgyu. Sepeninggalan Beomgyu dia gak bisa nahan dirinya buat luapin emosinya air matanya deras mengalis di pipi gembilnya.

Kenapa? Kenapa dia cuman bisa nanggis dari dulu? Kenapa dia ngebiarin orang nyakitin dia? Kenapa? Kenapa juga rasanya sesakit itu?

.
.
.

Soobin menghela nafas setelah dia gak merasakan panas di kening Beomgyu. Beberapa hari ini dia ngurus sahabat baiknya ini karena Beomgyu gak punya siapapun di sampingnya sekarang.

Masih muda udah barani lari dari keluarga yang harmonis. Kata Beomgyu dulu lebih baik disakitin orang lain dari pada disakitin keluarga sendiri. Nekat kuliah awalnya kerja part time dan lebih milih jadi peliharaan tante gula di karena lebih menguntungkan.

Beomgyu terganggu karena soobin akhirnya bangun dari tidurnya. Duduk perlahan sambil netralisir rasa pusing di kepalanya.

"Masih pusing gyu?"

"Huum" Kata Beomgyu sambil ganggu pelan

Tiba tiba dia bangun dan lari ke kamar mandi. Ternyata muntah lagi. Soobin bantu mijetin leher Beomgyu biar mendingan. Sehabis cuci muka dan mulut Beomgyu balik ke tempat tidurnya.

"Gue capek bin" Keluh Beomgyu

"Makanya kalo gue bilang ke dokter ya ke dokter" Omel soobin. Siapa juga yang gak kesel tiga hari berturut turut maksa Beomgyu buat berobat ke dokter.

"Iya gue nyerah deh"

"Bentar gue buatin teh dulu abis itu baru berangkat"

.
.

Sinb memutar bola matanya malas. Lagi suasana bahagia tapi dari tadi Yeonjun cemberut aja.

"Heh! Kenapa sih lo!" Sinb yenggol bahu Yeonjun.

"Gue mau cabut" Yeonjun udah bangun dari bangkunya.

"Bentar? Lo kenapa? Hu?"

"Gue gak mood"

"Jun? Lo? Lo masih mikiran temen tidur lo?"

"Lepas"

Cengkraman tangan di tangan Yeonjun di lepas sama sinb. Yeonjun pergi keluar club malam berniat ninggalin tempat itu sayangnya kakinya gak sanggup melangkah lagi. Dia duduk di teras club malam sambil mengusak kepalanya kasar.

Rasa bersalah buat hatinya gak tenang selama dua hari ini. Entah kenapa kata sekotor itu bisa keluar dari mulut Yeonjun. Harusnya dia gak segampang itu tersulut emosi. Dia keterlaluan sama Beomgyu.

.
.
.

"Lo yakin masuk sendiri?"

"Iya bin~ berisik deh lo"

"Yaudah sana"

Beomgyu memasuki ruang periksa menemui sang dokter juga ngelewatin beberapa sesi pemeriksaan. Sampai dokter sudah bisa mendiaknosa penyakit apa yang diderita Beomgyu sekarang.

"Sebelumnya maaf apa anda pernah berhubungan badan?" Tanya sang dokter hati hati

"Eumm sudah dok"

"Dengan seorang laki laki?"

"Iya dok"

"Maaf sebelumnya jika pertanyaan saya kurang nyaman, tapi melalui pemeriksaan tadi kondisin anda mirip dengan perempuan yang tengah berbadan dua"

Pupil mata Beomgyu membesar kaget atas pernyataan sang dokter. Yang bener aja masa Beomgyu di diagnosa hamil?

"Resep obat akan saya resepkan untuk pereda mual dan vitamin saya sarankan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan terlebih dahulu sebelum meminum obat yang saya resepkan"

Dokter laki laki tersebut membuka lacinya dan memberikan sebuah testpack pada Beomgyu.

"Anda bisa memastikan sendiri terlebih dahulu"

Beomgyu menerima dengan canggung testpack tersebut memasukan ke kantong bajunya dan keluar.

"Apa kata dokter?" Tanya soobin begitu Beomgyu keluar ruangan.

"Masuk angin sama mag"

"Noh kan! Lo! Biasa banget! Yaudah yok tebus obat"

Setelah tebus obat mereka pulang ke rumah Beomgyu ambil kesempatan ke kamar mandi dan melakukan test kehamilan. Setelah nunggu sepuluh menit hasilnya udah keliatan dan positif.

"Gyu~"

"Gyu? Lo ngapain he! Keluar cepet lama banget!"
































Hayolooooo













Maaf kalo gk suka konten mpreg

Sudah ada di deskripsi ya kaka🙏🏻














Next

thePLESTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang