4. Bertemu, lagi?

418 37 4
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum semuanya

Pa kabar? masih setia baca sampai part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sobat
.
.
.

Happy reading

🌻🌻

Dengan bunyi mesin yang meredup, pesawat mendarat dengan mulus di landasan pacu bandara. Di dalam kabin, penumpang merasa getaran mesin berkurang, menandakan bahwa mereka telah mencapai tujuan mereka. Suara pilot mengumumkan kedatangan, dan penumpang bersiap untuk turun dari pesawat dengan hati-hati. Begitu pintu kabin terbuka, aliran udara segar dan suara keributan bandara masuk ke dalam kabin. Dengan hati yang berdebar, penumpang mengambil barang bawaan mereka dan bergerak menuju pintu keluar, siap menyambut suasana baru di bandara yang baru saja mereka datangi.

Seseorang berjalan dengan langkah percaya diri di sepanjang terminal bandara, menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Dengan kacamata hitam yang terangkat sedikit di ujung hidung, dia menambahkan sentuhan gaya yang tak terbantahkan pada penampilannya. Setiap gerakan dan sikapnya terpancar sikap yang tenang namun cuek. Bisik-bisik para gadis membuat dirinya sedikit terusik, namun dengan langkah lebarnya ia berjalan menuju suatu titik.

Kedua sudut bibirnya terangkat, menampilkan senyum kecil. Seorang gadis didepan sana terlihat melambaikan tangannya penuh semangat.

"I really miss you" ungkapnya setelah berhasil mendekap tubuh mungil di hadapannya.

Gadis itu ikut mengeratkan pelukannya, seakan menumpahkan segala kerinduannya selama ini. "Aku juga," balasnya yang membuat laki-laki itu kembali melebarkan senyumnya.

"Ayah kakak gak ikut pulang?" tanya gadis itu setelah pelukan keduanya berakhir.

"Tentu saja pria pemaksa itu tengah sibuk dengan dunianya,"

Gadis itu mencubit perut sixpack kekasihnya, namun tentu saja hal itu tidak terasa bagi sang empu. "Kok dicubit?" ujarnya pura-pura kesakitan.

"Kak Selat gak boleh gitu,"

Selatan Devin Anggara, laki-laki dengan segala kegelapan dalam hidupnya. Namun setitik cahaya mampu membuat Selatan memiliki tujuan hidup. Selatan menanggapinya dengan senyum simpul, laki-laki itu menarik pinggang gadisnya. "Ayo pulang askara-nya Selat,"

Gadis itu mengangguk setuju, mereka berjalan dengan Selatan yang merangkul posesif gadisnya. "Aksa juga udah di Indonesia?"

Gadis itu mendongak, menatap lawan bicara. "Oh ya? aku gak tau malah."

"Hm, besok kita ketemu mereka"

Gadis itu tersenyum.

★★★

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Faizha menemukan ruangan yang di maksud Arkan. Karena memang di lantai dua ini hanya ada satu pintu kayu bercat coklat. Tanpa menunggu intruksi dari siapapun, Faizha segera masuk kedalam ruangan tersebut.

Faizha kira saat dirinya membuka pintu akan langsung menampilkan tatanan kamar pada umumnya. Tapi nyatanya ia salah besar, gadis itu harus melangkah lebih dalam untuk menemukan ruang yang pas untuk ia sholat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Finally Meet You Again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang