Chapter 2

84 9 0
                                    

"Kau..."

"Ya...aku adalah Otsutsuki Toneri"ucap Toneri.

"T-toneri Otsutsuki?"ucap Boruto.

"Ya"

"Kau yang ada di mimpi ku dulu kan?"tanya Boruto.

"Ya itu aku"jawab Toneri.

"Lalu mengapa kau ada dimimpi ku lagi?"tanya Boruto.

"Boruto kau harus keluar dari desa!"ucap Toneri

Deg!

"T-tapi mengapa aku harus keluar dari desa?!"tanya Boruto

"Kau harus mempelajari Karma mu dan Jougan mu Boruto"ucap Toneri

"Boruto! Kau harus menyelamatkan dunia Shinobi!" Ucap Toneri

Toneri pun menghilang.

"T-tunggu apa?! Dunia Shinobi? Apa maksud mu?!tanya Boruto kepada Toneri, tetapi Toneri sudah menghilang lebih dulu.

"Ughh?" Boruto terbangun, ia pun terduduk di sisi ranjang.

Terdapat makanan untuk sarapan di meja dekat ranjang nya itu, Boruto pun mulai memakan makanan itu.

"Apa aku harus keluar dari desa?" Batin Boruto

"Ya sepertinya aku harus keluar dari desa, malam ini!" Batin Boruto

Boruto pun terbangun di tengah malam, ini adalah waktu yang tepat untuk keluar dari desa.

Boruto bangkit dari tempat tidur dan melepaskan infus dengan paksa. Tekatnya sudah bulat ini demi kebaikan semuanya. Boruto pun membuka jendela rumah sakit dan ia keluar dari rumah sakit itu, ia pergi menuju ke patung hokage lebih tepatnya patung sang ayah.

"Tou-chan, aku akan melindungi desa dari luar dengan cara ku sendiri, dan aku akan mempelajari segel karma ini, jadi kau jangan pikirkan aku tou-chan!" Ucap Boruto tersenyum kecil, kemudian dia pergi dari tempat tersebut menuju rumah nya.

Awalnya Boruto ingin masuk lewat pintu tetapi akhirnya dia memutuskan untuk langsung meloncat melewati kamarnya.

Ia harus cepat karena ibunya benar-benar peka akan chakra. Boruto segera memasukkan barang-barangnya tak lupa ia juga membawa hadiah dari ayahnya itu.

Melompati dari atap satu ke atap lainnya Boruto pergi dari desa dan saat Boruto keluar dari desa, alarm berbunyi menandakan ada Shinobi yang keluar dari desa.

Di lain sisi, saat sarada ingin memasuki ruangan Boruto. Ia mendapati ruangan yang kosong bersamaan dengan alarm desa yang berbunyi.

"Jadi kau memilih untuk pergi yah, Boruto" batin sarada

Sarada melangkah kearah ranjang Boruto yang kosong dan ia menemukan kalung. Kalung yang selalu dipakai oleh sahabatnya itu.

Sarada menangis mengingat banyak kenangan
yang telah ia lewati sejak kecil bersama Boruto dan sekarang mereka adalah musuh.

"Boruto kami data-" Mitsuki menghentikan ucapannya saat melihat ranjang Boruto kosong dan sarada yang tengah menangis itu.

"Jadi si bodoh itu berkhianat, dia benar-benar bodoh" ucap kawaki geram yang mengikuti Mitsuki dari belakang.

Sarada hanya diam.dia pun memakai kalung Boruto di lehernya dan memasukkannya kedalam bajunya.

"Alarm darurat berbunyi, kita harus berkumpul di kantor hokage" ucap sarada seraya melangkahkan keluar ruangan.

"Sarada, apa kau baik-baik saja?" Tanya Mitsuki

Sarada tidak menjawab dan ia tetap berjalan keluar mendahului teman-temannya.

——

Seorang lelaki berusia 30 tahunan sedang berdiri menghadap ke arah jendela melihat bagaimana indahnya desa yang ia pimpin sekarang.

"Anata!"

Seorang wanita berambut pendek masuk kedalam ruangan Naruto.

"Hinata?" Ucap Naruto seraya melangkahkan kearah sang istri.

"Bo... Boruto benarkah hiks"

"Hinata... Dengarkan aku baik-baik" ucap Naruto seraya memegang bahu sang istri

"Kita harus percayakan semuanya, dia itu anak kita" ucap Naruto

Hinata menatap mata warna biru Naruto dengan tatapan khawatir. Hinata pun tersenyum kecil dan menganggu. kepalanya, Naruto tersenyum kemudian memeluk erat hinata. Menyandarkan sebentar beban yang sedang ia bawa di pundak nya.

"Terima kasih Hinata, sudah mengerti" ucap Naruto.

"Aku percaya atas semua tindakan mu. Anata. Untuk Himawari aku akan mengurusnya" ucap Hinata seraya melepaskan pelukannya.

"Arigato, na" ucap Naruto

"Suami istri harus saling membantu bukan?" Ucap Hinata.

Tok...tok...

"Hokage-sama, para Shinobi sudah berkumpul" ucap seseorang dari balik pintu ruangan Naruto.

"Aku harus pergi" ucap Naruto. Hinata mengangguk tak lupa Naruto mencium kening Hinata sebelum keluar ruangan.

Hinata berharap anaknya akan baik-baik saja dan dia percaya anaknya akan menjadi Shinobi yang hebat melebihi sang ayah.

--

Yuhu..

Gimana ceritanya? Bagus gk?

Maaf yah kalo gk bagus hehe..

Dan maaf kalo cerita hari ini pendek :(
.

.

.
Tunggu kelanjutannya yah..

Happy reading
-N

waiting for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang