Cuit-cuit, cuit-cuit!
Pukul 6 pagi, langit mulai berwarna kebiruan menandakan sang matahari akan terbit. Alarm alami yang di ciptakan oleh Tuhan yang membuat Boruto terbangun. Tubuhnya benar-benar pegal karena tidurnya tidak beralaskan apa-apa. Ia menggeliat, mengusap matanya dan melihat sekeliling.
"Aku lupa kalau ini bukan rumah-ttebasa" ucap Boruto pelan.
Jika dulu dia tidur di kasur yang empuk, sarapan yang selalu disiapkan oleh ibunya, tak lupa pertengkaran di pagi hari bersama adiknya dan ayahnya. Tetapi sekarang dia sendirian, sunyi dan banyak yang mengancam nyawanya.
Boruto tidak mau terlarut dalam fikirannya, Boruto segera mengemasi barang-barang nya, dia harus mendapatkan makanan untuk beberapa hari kedepannya, Boruto pun keluar dari gua itu dan ia memakai jubah untuk menutupi Identitas nya.
Setelah beberapa lamanya Boruto berjalan, akhirnya ia menemukan sebuah desa kecil yang baru pertama kali ia temui, ia pun memasuki desa tersebut, Boruto pun memasangkan wajah yang waspada, ia melihat kanan kiri untuk memastikan tidak ada Shinobi yang berjaga.
"Sepertinya ini desa non-Shinobi" ucap Boruto setelah mengamati.
Kruk...krukk..
"Lapar sekali-ttebasa"
Tak lama kemudian ia menemukan sebuah kedai ramen, ia pun memasuki kedai ramen tersebut dan memesan 1 porsi ramen, dia jadi ingat saat ayahnya mengajak Boruto untuk memakan ramen
Tak lupa Naruto juga menceritakan kencan pertamanya bersama Hinata di kedai Ramen Ichiraku Dengan kupon gratis yang sudah lusuh entah sudah berapa tahun di pakai, sungguh ayah yang tidak modal. Tak lupa sang ayah menceritakan bawah kedai ramen adalah tempat dia dan Hinata berkencan.Boruto tersenyum kecil mengingat kenangannya. Bahkan rasa ramen ini tidak seenak ramen Ichiraku yang di makan bersama ayahnya.
"Aku dengar ada seorang pemuda Konoha melarikan diri dari desanya" ucap orang di sebelah Boruto. Boruto yang mendengar itu seketika mengeratkan sumpit yang sedang ia pegang.
"Jika kita menangkapnya Konohagakure pasti akan membayar cukup mahal untuk kepalanya"
Napsu makannya menghilang, Boruto memilih pergi untuk mengurangi kecurigaan orang-orang disini, Boruto berjalan cepat untuk menghindari area yang ramai memasuki daerah hutan dan melanjutkan perjalanannya, Boruto tidak tahu ia ingin kemana lagi, ia hanya mengikuti langkah kakinya.
Di perjalanan Boruto beberapa kali dia membantu desa dari serangan. Bermodalkan taijutsu dia untuk melawan penjahat dia ingin menggunakan ninjutsu tapi itu terlalu beresiko mengingat dia adalah buronan 5 negara. Jika ada yang melihatnya pasti ia akan di tangkap oleh para Shinobi.
Perjalanan Boruto membutuhkan waktu 1 hari, hingga hari itu ia menemukan sebuah yang bernama desa Amegekure. Sesuai dengan namanya desa ini selalu hujan Boruto berjalan memasuki desa tersebut. Sepi itu lah kalimat yang terlintas di kepala Boruto.
"Desa ini cukup menarik" batin Boruto.
Ia terus berjalan seraya melihat kanan kiri untuk memastikan tidak akan yang mencurigakan, ia berhenti berjalan setelah melihat bangunan yang sudah hancur.
Bukan Boruto namanya kalo dia tidak penasaran.
Boruto memasuki bangunan yang sudah hancur. Dia memasuki bangunan itu Dengan pelan-pelan.
Tiba-tiba pintu tertutup dengan sendirinya.
"Wah wah ternyata benar, itu kau Uzumaki Boruto" ucap orang itu seraya berjalan mendekati Boruto.
"Aku penasaran siapa yang masuk kedalam lab rahasia itu karena tandanya muncul ternyata kau, takdir benar-benar mempertemukan kita" ucap orang itu seraya mengaktifkan karmanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
waiting for you
Short Story"I will always be waiting for you, Boruto" - Uchiha Sarada "Sorry for making you wait for me, Sarada" - Uzumaki Boruto All Character always belongs to masashi kishimoto. Anime: Boruto : Naruto Next Generation Happy reading -N