Part 1

73 23 11
                                    

Di pagi yang cerah itu…..

“Bang ngebut dong Bang!! Ayo!” Lea terus menepuki punggung tukang ojek yang ia seret dari pangkalan. Untuk kesekian kalinya ia telat bangun. Tanpa pikir panjang ia berlari kedepan komplek apartemennya dan segera menyeret salah satu tukang ojek yang ada di depan jalan raya. “Ini juga udah ngebut Neng!” balasnya. “Tapi ini lamaaaaAAAAA!!!!!!!”

10 Menit kemudian 

“Neng udah sampe nih!”

“Abangnya gak kira-kira kalo ngebut! Saya belum mau mati!” omel Lea. “Lah kan si Neng nya yang minta ngebut.”

“Iya..Iya.” Lea tak mau memperpanjang obrolan dan segera memberikan ongkos ojeknya. Dengan kesal ia segera bergegas masuk. Namun, sebuah suara mengintrupsinya. “Neng!” panggil si tukang ojek dan dengan malas Lea berbalik, “Apa lagi Bang? Saya kan udah bayar?!” 

“Helm-nya belum dibalikin.”

Setelah perdebatan panjang dibawah tadi, akhirnya Lea sampai di kubikel miliknya. “Sampe juga!” ia menghempaskan tubuhnya di kursi yang menjadi saksi bisu siksaan pekerjaan yang setiap hari datang padanya. “Biasa aja kali, orang tiap hari juga kayak gitu!” Lea menatap sebal pada teman sebelahnya, Ella. “Lu kagak tau sih apa yang udah gue alamin tadi!”

“Bodo amat!” dan Ella pun tertawa. 

“Awas ya lo!”

Sebuah Audi hitam masuk ke basement kantor pagi itu, tak lama seorang pria dengan balutan jas hitam keluar dari dalam mobil tersebut. Langkahnya mengayun menuju lobi. Semua orang disana terkagum-kagum akan penampilannya. Tenggeran kacamata hitam semakin menambah karismatik seorang Danish Javier Regano.

Lea dan Ella berjalan melewati lobi setelah mengisi perut di kantin kantor. “Widihh..Widihh..Calon imam gue udah dateng!” ucap Ella kala ia melihat seseorang yang menjadi hot topic seluruh karyawan wanita dikantor mereka. “Lea lo liat deh!! Ya ampun ganteng banget!” Ella semakin histeris dan Lea semakin bosan dengan sifat temannya itu. “Biasa aja kali, orang tiap hari juga kayak gitu!” Lea mengulang kembali ucapan Ella untuknya. “Ini mah beda!” sanggahnya. “Serah lo, gue gak peduli!” Lea memilih menulikan telinganya karena merasa obrolannya pagi ini sangat unpaedah.

Lea sama sekali tidak peduli. Namun, siapa yang tahu jika akhirnya mau tidak mau ia harus berurusan dengan orang tersebut.

---------

Tumpukan pekerjaan yang hilir mudik tidak bosan menghampirinya. Lea merasa akan mati muda jika seperti ini. “Ya Tuhan cobaan ini..” terhitung 2 jam sudah ia bergelut dengan komputernya, sampai akhirnya ia menyelesaikan semua pekerjaannya. Lea melakukan peregangan dan tangannya mampir di wajah Ella. “Itu tangannya bisa dijaga kan Mbak!” Lea memperlihatkan deretan giginya pada Ella.

“Lea!” panggil seseorang didepannya. Terkejut.

Omaygattt jeritnya dalam hati. 

Dengan polosnya Lea tak berkedip sedikitpun pada objek didepannya. Merasa aneh dengan bawahannya, ia memanggil Lea sambil melambai-lambaikan tangan didepan wajah Lea, “Lea? Kamu baik-baik saja?” 

Mana bisa gue baik-baik aja.. “Ehh..Iya Pak ada yang bisa saya bantu?” tak lupa senyuman diwajahnya. 

Sambil tersenyum lelaki itupun berkata, “Bisa tolong antarkan dokumen ini pada Pak Brian?" jelasnya. “Baik Pak.” Lelaki itupun meninggalkan kubikel Lea. “Ganteng banget ya ampun!” cerocos Lea. “Sebegitu terpesonanya lu sama Pak Ello? Gue sihh lebih tertarik sama Pak Danish, kek ada panas-panasnya gitu.” ucap Ella. Ekspresi Lea sangat datar dengan terus menatap Ella. "Bodo amat, Bye!" Lea pun meninggalkan Ella yang tengah mengata-ngatainya. "Gue tunggu di kantin, sayang!!" goda Ella.

Pemandangan pertama membuat wajah Lea berseri-seri saat masuk ke dalam ruangan Brian. Lea segera menghampiri Brian Araga selaku pimpinan diperusahaan Lea. “Pak ini dokumen dari Pak Ello yang harus ditandatangani.” Brian tersenyum pada Lea dan segera mengambil dokumen dari tangan Lea. Selesai sudah pekerjaanya. Lea bergegas akan kembali ke lantai bawah. Namun sebelum itu, “Selamat pagi Bu Araga!” sapanya pada seorang wanita cantik yang sedari tadi duduk di sofa. “Sopan amat, biasanya juga enggak!” Lea hanya mengulas senyuman sebagai balasannya.

“Kamu tidak perlu canggung Lea, bersikap seperti biasa saja.” Tegas Brian dari balik laptopnya. “I-iya Pak,hehe.”

Seseorang tiba-tiba memeluknya hingga ia hampir terjatuh. “Kangen banget gue sama lo tau gak!” wanita itupun melepaskan pelukannya. “Jarang banget mampir ke rumah, gue kesepian tau! Atau jangan-jangan lo lupa sama gue?” kesalnya. “Yakali gue lupain lu bocah popok!" jawab Lea dengan sedikit toyoran dikepala Areta. "Suttttt!! Jangan buka aib depan suami gue goblokk!" Areta membekap mulut Lea dan berkata sangat pelan. Lea tertawa karena melihat raut cemas dan malu dari Areta. 

"What’s going on, Honey?" santai Brian tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop. Areta bergantian menatap Brian dan Lea. "Ng-Ngaak ada kok, hehee.” Areta tampak menahan malu dan tetap berkata dengan sangat pelan. "Awas aja kalo lu cerita macem-macem!” matanya mulai melototi Lea.

Lea menggelengkan kepalanya menanggapi Areta. “Gua gak cerita apa-apa kok. Paling cuman….” Pelototan mata Areta semakin menjadi-jadi.

"Ahhh iya, gue lupa. Gua ada janji. Bye!!" Lea segera melarikan diri dari Areta yang siap akan memarahinya. Tanpa terduga seseorang dari balik pintu menabraknya dengan sangat keras hingga ia hampir terjatuh jika refleks dari orang tersebut tidak bagus. "Lea!!!" pekik Areta. Lea perlahan membuka matanya dan terkejut ketika matanya tak sengaja bertatapan dengan sepasang manik amber yang sanggup menghipnotis Lea selama beberapa saat.

------------

"Dateng juga lo. Sini duduk." ucap Ella ketika melihat Lea yang berjalan ke arahnya dengan pandangan kosong. "Lo kenapa?" tanya Ella kembali. Lea memilih diam dengan raut yang tidak bisa dimengerti terpatri jelas di wajahnya. "Pesenin gue chicken wings level 5." jawabnya masih dengan pandangan yang sama. "Gila ya lu!" 

"Lo kenapa sih?" tanya Ella ditengah acara Lea yang sibuk dengan ayam didepannya. "Gak kepedasan itu?"

"Gak."

Ella menghentikan tangan Lea yang siap melahap potongan ayam yang ke-7 itu. "Cukup. Entar lo sakit perut!" Dengan kesal Lea membanting ayam ditangannya ke piring. "Damn!! Arghhhhhhh!!" Ella sedikit terkejut dengan respon Lea. "Lo kenapa Aleasya?"

"Gue gak baik-baik aja?! Ella! Please! Arghhhhh….. Tau ahhh…. Shit! gue kehipnotis!" racau Lea dan berakhir dengan menenggelamkan wajahnya dimeja. "Gue jatuh cinta sama matanya!" 

"Mata siapa?"

"Tapi gue gak suka orangnya!"

"Siapa goblokk gua gak paham!"

"Tau ahh!" Lea meninggalkan Ella dikantin dan memilih kembali ke mejanya. "Yaakk!! Ini siapa yang bayar?" teriak Ella. Lea dengan jengah berbalik menatap Ella, "Lo!" iapun kembali melanjutkan langkahnya. "Hehhh dasar gurita!!"

.
.
.
.
.
.

Gimana-gimana?
Gk sesuai expect kalian yaahh??
Hmmmmm.......
🙂🙂🙂🙂🙂

DAMN BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang