13

1.1K 102 0
                                    

"𝓢𝓱𝓪𝓷,𝘪𝘯𝘪 𝘨𝘶𝘦 𝘈𝘯𝘪𝘯"

"𝘪𝘺𝘢, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢?"

𝘎𝘶𝘦 𝘮𝘢𝘶 𝘢𝘫𝘢𝘬 𝘎𝘳𝘦 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘯𝘪, 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘢𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘯?"

"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘪𝘻𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘬𝘶?"

"𝘕𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘪𝘩, 𝘺𝘢 𝘑𝘢𝘨𝘢-𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘢𝘫𝘢 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘎𝘳𝘦 𝘢𝘭𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘪𝘻𝘪𝘯𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘭𝘰"

"𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘪𝘻𝘪𝘯?"

"𝘎𝘶𝘦 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘢, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘨𝘶𝘦 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘵𝘢𝘶 𝘭𝘰, 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪 𝘺𝘢 𝘴𝘩𝘢𝘯. 𝘎𝘳𝘦 𝘨𝘶𝘦 𝘱𝘪𝘯𝘫𝘦𝘮 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪, 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘥𝘦𝘩 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘱𝘶𝘴 𝘱𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘨𝘶𝘦 𝘨𝘢𝘳𝘢-𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘨𝘶𝘦 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘨𝘳𝘦 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘢 𝘨𝘰𝘰𝘥 𝘋𝘢𝘺, 𝘚𝘩𝘢𝘯𝘪"

"𝘈𝘯𝘦𝘩." Panggilan diputus begitu saja oleh Anin.

"Siapa Shan?" Feni bertanya setelah selesai mengemasi alat tulisnya.

"Orang anehh," Sahut Shani asal, ia lanjut memasukkan buku tulisnya ke dalam tas.

"Hah?"

"Hah?" Shani menoleh pada Feni, kemudian ia terkekeh kecil.

"Orang salah sambung maksud aku".

Feni membulatkan mulutnya. "Kamu balik sendiri nih? Atau mau bareng aku? Frans kayaknya bawa mobil".

"𝘚𝘬𝘪𝘱, males banget jadi nyamuk".

"Yaudah kalau gitu, aku duluan ya. Hati-hati".

"Hati-hati juga". Shani membalas lambaian tangan Feni. Setelah memastikan tidak ada alat tulis yang tertinggal, Shani berjalan keluar kelas, bertepatan dengan beberapa anggota Enfant yang sedang berjalan ke arah kelasnya.

Shani terdiam di ambang pintu, ia melihat Gracio yang sedang berbincang dengan Oniel.
"Minggir". Suara tidak bersahabat dari belakang tubuhnya memecah pikiran Shani, lantas Shani maju dan bergeser, memberi akses pada Ollan yang belakangan ini bersikap dingin padanya.

Ollan bergabung dengan rombongan Enfant, Gracio sendiri malah berhenti didepan Shani. Tangan kanan Gracio terlihat menenteng jaket bewarna hitam kesayangannya. Bisa Shani rasakan, anggota Enfant yang lainnya juga menatap Shani dengan tatapan tidak bersahabat.
"Mereka kenapa deh?" Tanya Shani, matanya tidak lepas dari Enfant yang berjalan jauh di depan.

"Kayaknya masalah basket kemarin, nanti aku coba omongin lagi sama mereka".

Shani menggeleng. "Nggak usah deh, yang penting merekanya baik-baik aja sama kamu. Oh iya, kamu jadi jalan sama Anin?"

Gracio mengangkat satu alisnya mendengar pertanyaan Gracio.
"Jalan? Cuma ke kafe doang, shan".

"Oh, 𝘯𝘨𝘦-𝘥𝘢𝘵𝘦 ya berarti kalau gitu?" Sarkas Shani.

"Shan".

Shani tertawa pelan. "Iya, bercanda Gee".

"Ayo ke gerbang bareng". Gracio menggenggam tangan Shani, keduanya saat ini berjalan menuju gerbang. Beberapa murid SMA 48 Jakarta yang masih mempunyai kepentingan seperti ekstrakurikuler dan kepentingan lainnya memperhatikan langkah keduanya secara terang-terangan. Shani yang merasa risih berusaha menarik tangannya namun Gracio kekeh mempertahankannya, ia malah mengeratkan genggaman tangan keduanya.

GRACIOSHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang