10

56 28 97
                                    

"Hai, Ayu sayang." Reza secara terang-terangan menggodaku di depan Arif sambil mengedipkan mata.

Teman-temanku terkekeh karena bisa-bisanya Reza melakukan itu.

"Aku ambil buku dulu."

***

Saat ini aku telah berada di bawah tepatnya di parkiran dimana motorku terparkir. Aku berhasil melarikan diri  dari Reza yang dari tadi menggodaku.

"Kenapa sih dia? Kerasukan setan apa sampai-sampai ganggu aku terus," gumam ku.

Aku mengeluarkan buku tulis ku dan buku Arif yang berada di jok motor lalu menutupnya kembali.

'Tunggu, kalau Arif salah paham gimana? Aku kan gak ada hubungan apa-apa sama Reza.'

Tiba-tiba terlintas pikiran khawatir jika Arif mengira aku pacaran sama Reza. Aku harus bergegas pergi ke ruangan itu. Sebelum aku menaiki tangga, aku melihat Arif dan teman-temanku tengah turun. Aku tidak melihat Reza di sana. Aku menunggu mereka di bawah.

"Arif, ini bukunya. Makasih ya," ucapku.

Aku menyerahkan buku tulis ku dan bukunya. Beberapa buku tulis teman-teman sekelas sudah berada di tangan Arif. Aku meletakkan kedua buku tersebut di atas tumpukan buku yang di pegang Arif.

"Yu, kami tunggu di parkiran ya?" ucap Claudia.

Claudia dan Dini melangkah lebih dulu ke parkiran sementara Ruby, Rihanna, dan Siska pergi jajan di kantin.

"Aku duluan ya," ucap Arif.

Aku mengamati Arif yang tiba-tiba bersikap cuek. Aku tidak tahu kenapa Arif begitu. Apa Arif salah paham?

"Arif, tunggu," panggilku.

Arif menghentikan langkah dan menoleh. Aku menghampiri Arif yang beberapa langkah dariku.

"Arif, hm, aku mau ngomong," gugup ku.

Aku yang sudah berada di hadapannya tidak berani menatap wajahnya dan hanya menundukkan kepala.

"Iya, Yu?" Arif menatapku kebingungan.

'Aku harus menjelaskannya pada Arif agar dia tidak salah paham, tapi aku kan bukan siapa-siapa dia. Aku harus gimana? Apa yang harus ku katakan.'


Aku sibuk dengan pikiranku sambil memainkan kedua jari-jariku gugup.

"Yu?" panggil Arif lagi.

Aku tersadar karena telah menahan Arif tanpa bicara apapun dan menatapnya. "Ah, maaf. Gak jadi deh."

Aku terpaksa mengurungkan niatku namun masih berdiri di hadapannya. Arif menatapku curiga namun dia harus mengumpulkan buku tugas ini secepatnya sebelum terlambat.

"Hm, ya sudah. Aku kumpulin buku ini dulu ya," pamit Arif.

Aku mengangguk dan Arif berjalan lebih dulu menuju gedung di seberang sana. Aku menatap kepergian Arif.

"Waktunya belum tepat buat ngomong sama dia," gumam ku.

Aku pun melangkah pergi menuju parkiran dimana Claudia dan Dini sudah menunggu ku. Aku juga melihat Ruby, Rihanna, dan Siska sudah berada di sana dengan cemilan yang di pegang.

***

[ Bioskop di Mall ]

Kami sudah sampai di sebuah mall besar di kota, yang terdapat bioskop di dalamnya. Bioskop berada di lantai atas dekat arena bermain. Aku, Dini, Ruby, Siska, tengah duduk menunggu Rihanna dan Claudia memesan tiket untuk kami. Rihanna memegang beberapa popcorn dan minuman memanggil Ruby untuk membantu sisanya. Ruby bangkit dari duduknya membantu. Rihanna dan Ruby membagi-bagi kan Popcorn dan minuman masing-masing.  Aku mendapatkan satu popcorn dan minuman ku. Claudia yang sudah membawa beberapa lembar tiket yang telah di pesan tersenyum senang menghampiri kami. Sebelumnya kami sudah iuran untuk membayar tiket, popcorn, dan minuman.

AKU BUKAN JODOHNYA (DIBUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang