You Are My Best

4.3K 299 8
                                    

Chapter 8

Sang fajar telah menampakkan dirinya. Cahaya hangat pagi hari masuk tanpa permisi ke kamar Sisi. Sisi bangun dari tidurnya, sambil mengusap-usap kedua matanya yang sebenarnya masih mengantuk karena semalam ia baru bisa tidur sekitar pukul 02:00 pagi. Ia melihat Digo yang tentunya masih tidur dengan bertelanjang dada diatas sofa kamarnya. Tanpa sadar Sisi mengembangkan senyumnya. Ia mendekatkan dirinya dengan Digo. Sisi mengusap kepala Digo dengan lembut.

"Andai lo tau semuanya, Digo. Hidup gw akan jauh lebih indah dari ini." Ucap Sisi pelan dan langsung mencium singkat kening Digo.

Sisi beranjak dari tempatnya barusan. Ia menuju kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Lalu Sisi keluar kamar dan langsung turun menuju dapur. Ia ingin membuat sarapan untuk dirinya dan Digo.

"Eh mama udah pulang? Kapan pulang ma?" Tanya Sisi sambil mencium tangan mamanya.

"Belom lama kok mama sampe. Eh iya Si, Digo jadi nginep?"

"Jadi ma.. Sisi takut sendirian. Walaupun ada bi Minah tetep aja kan Sisi sendirian tidurnya. Mama udah sarapan?"

"Ooh gituu.. Yaudah gapapa sayang. Udah kok tadi.. Yaudah kamu buatin sarapan buat Digo sana. Mama mau ke kamar dulu yaa."

Mama Sisi berlalu, Sisi langsung menyiapkan sarapan untuk Digo. Takut nanti ketika Digo bangun sarapan belum siap. Bisa-bisa Sisi diamuk oleh Digo.

"Selamat pagiiii !!!" Sapa Digo kepada Sisi yang sedang duduk dimeja makan.

"Wiiihhh udah rapi aja looo haha. Mau pulang sekarang emang?"

"Yaaa nanti sih pulangnya. Eh nanti ikut gw yuk."

"Ikut lo? Kemana?"

"Rahasia lah. Ikut aja pokoknya pasti lo suka deh."

"Iyaa.. Yaudah nih sarapan dulu." Ucap Sisi sambil meletakan sarapan yang dibuatnya diatas piring Digo.

Sisi dan Digo sarapan bersama. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka selesai sarapan. Setelah sarapan Digo berbincang-bincang dengan papa Sisi diruang tv. Sedangkan Sisi memilih untuk mandi karena nanti Digo akan mengajaknya pergi.

"Gimana sekolah kamu Digo?" Tanya papa Sisi

"Lancar-lancar aja om alhamdulillah hehe."

"Baguslah kalo begitu. Om dan tante sangat berharap nanti setelah kalian lulus SMA, kalian masih terus sama-sama. Kamu dan Sisi. Karena om lebih mempercayakan Sisi denganmu. Jadi jaga kepercayaan om ya." Ucap papa Sisi

"Pasti om. Sisi udah jadi bagian dari hidup saya. Saya gamungkin nghianatin kepercayaan om." Jelas Digo

Sisi ternyata sudah siap. Sisi mendengar percakapan Digo dan papa nya dibalik tembok yang membatasi ruang tv dengan tangga. Airmata Sisi menetes tanpa permisi. Betapa beruntungnya, ia dipercayakan papa nya kepada Digo. Sahabatnya sendiri. Namun Sisi segera sadar dari sedihnya. Ia menghampiri Digo.

"Yuk jalan. Udah siap nih."

"Eh udah siap? Yuk. Om pamit dulu yaa. Mau ajak Sisi jalan. Hehe assalamualaikum." Pamit Digo kepada papa Sisi

"Iyaa pa. Pergi dulu yaa. Assalamualaikum." Sisi pamit sambil mencium tangan papa nya.

Sisi dan Digo pergi ketempat yang belum pernah Sisi kunjungi. Sisi sudah siap dengan jaket kulit couple yang ia beli waktu itu dan helm. Begitu juga Digo, ia mengenakan kupluk yang biasa ia pakai serta jaket kulit couple dengan Sisi. Tidak lupa Digo juga mengenakan helm. Mereka tampak serasi.

Digo melajukan motor nya dengan kecepatan sedang. Mereka tidak banyak bicara diatas motor. Digo melihat Sisi yang tertidur sambil memeluknya dari kaca spion membuatnya tersenyum.

You Are My BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang