"bunda...." Alan yang merasa tidak dianggap memanggil, bunda hanya menoleh sebentar lalu mengajak Lily mengobrol. Bunda mengajak Lily berjalan menuju cafetaria di depan supermaket dan duduk, Alan mengekor dengan 3 kantong belanjaan.
------------------------------------------------------------MLMP------------------------------------------------------------
Bunda mendelik pada Alan "ngapain kamu ngikut Al? Kantong belanjaan mamah taroh mobil dulu gih, punya Ana tinggal aja disini" Tanya bunda. "masa aku ke mobil sih bun, aku juga mau ikut minum kopi masih ngantuk" Alan ngeles dengan bilang masih mengantuk padahal dia ingin berlama-lama menatap gadis yang berada disebelah bundanya itu.
"kamu tunggu di mobil aja, biasanya kan kamu juga gitu dan bunda juga ga akan lama kok Cuma ngobrol bentar sama Ana. Ya kan Ana?" langsung dibalas anggukan singkat dari Ana. "Biasanya juga aku gapapa ikut bunda ngobrol sama temennya" sahut Al sambil melirik Lily "kamu keberatan aku ikut minum kopi disini?" tanya Alan pada Lily, Lily menunduk dan menggeleng "nah dia aja nggak keberatan bun" ujar Al kekeh sembari duduk.
Bunda yang sudah malas pun hanya menghela nafas "yaudah kamu pesankan bunda kopi susu dan untuk Ana Red Velvet hangat" Alan pun berdiri ikut mengantri untuk pesanan bunda "maaf ya na, biasanya dia nggak ikut duduk. Padahal tante mau ngobrol lama sama kamu Cuma berdua" ujar bunda tersenyum. "gapapa tante, umm aku udah pernah ketemu sama anak tante di cafe tempat ku bekerja" jawab Lily, bunda terkejut "dimana cafe tempatmu bekerja? Siapa bos mu?" tanya bunda "Revan tante, bos saya namanya Revan" jawabnya lagi, bunda tertawa tiba-tiba "bunda ngerasa lucu aja memperkenalkan orang yang sudah saling kenal" selorohnya.
Saat Alan berjalan dengan nampan minuman mereka samar-samar al mendengar "di bilang udah kenal sih nggak tante, Cuma pernah ketemu aja dan aku yakin dia nggak ingat sama aku soalnya dipesta ramai orang nggak Cuma aku" ujar Lily pelan namun Alan tetap bisa mendengarnya, Alan pun duduk dan menyodorkan minuman yang sudah ia bawa.
"Hmm Ly, tadi aku belum sempat mengenalkan diri, bisa kita ulang sekali lagi?" tanya Alan, Lily mengerjapkan mata lalu terkikik 'lucu sekali anaknya bunda ini' batinnya masih melihat Alan yang menatapnya bingung, tak lama ia menyambut uluran tangan Alan lalu menggerakkan Alisnya. Alan yang menangkap sinyal itu berdehem menetralkan jantungnya yang tiba-tiba berdebar tidak karuan.
"Hmm, namaku Alan Mahendra panggil aja Alan" Lily menggangguk lalu mengaduk Red velvet-nya "Boleh ku panggil Al seperti bunda memanggilmu?" tanyanya sembari mengangkat gelas dan minum perlahan. Alan mengangkat alisnya sebelah, Lily yang melihat itu terkikik lagi. Setelah Al paham yang dimaksud Lily ia mengangguk mengiyakan.
tiba-tiba handphone Al berbunyi menandakan panggilan masuk, panggilan pertama diabaikan
Drettt...
Dretttt....
Bunyi ponsel Alan membuatnya tersedak dan menumpahkan minumannya sedikit "nih tisu, lap dulu nanti sampai rumah langsung dicuci bajunya Al" Lily menyodorkan tisu, Alan mengambilnya lalu di lapkannnya pada baju yang terkena tumpahan. Alan merogoh saku jaket dan melihat nama yang terpampang di layarnya Videocall by myQueen "aku angkat telepon dulu" sembari berjalan agak jauh dari Lily dan bunda, bunda sudah tau siapa yang menelepon tak heran karena ini hari minggu pasti kekasih Al yang menelponnya sepagi ini karena mereka sedang LDR.
Alan kembali sebentar dengan senyumpaksa yang di tampilkannya untuk Lily "bun, kayanya Alan ke mobil aja deh. Disini nanti ganggu waktu bunda sama Lily" sembari meneguk tandas kopi hangatnya. Dengan 2 kantong belanjaan besar ia berjalan menuju parkiran hingga tak terlihat lagi oleh keduanya.
Setelah itu mereka berdua mengobrol seperti ibu dan anak, sesekali mereka terkekeh dan tertawa "Kapan-kapan bunda kenalin anak bunda yang satunya ya" ujar bunda semangat "iya tante" sahut Lily "Kamu sudah punya pacar belum na?" tanya bunda penasaran "jangan panggil tante ahh, panggil aja bunda biar kita lebih akrab" tambah bunda sembari menyeruput minumannya sedikit. "belum tante ehh bunda.." sahutnya lagi. "wahh sama dong dengan Ali juga nggak ada pacar na, kamu mau nggak sama Ali?" tanya bunda semangat. 'melihat orangnya saja belum sudah ditawari seperti ini, dan kenapa tante nggak menawarkan sama kakaknya tadi' batinnya.
Bunda yang melihat Lily hanya termenung saat ditanyai melambaikan tangannya dihadapan Lily, Lily terkesiap lalu tersenyum kikuk "aku masih kuliah tante, nggak kepikiran buat pacaran" sahutnya dengan senyum yang dipaksakan, bunda mendengus kecewa "Seandainya Al nggak punya pacar juga bunda pasti menyuruhmu dengannya" celetuk bunda, sedangkan Lily malah tersedak air liur nya sendiri.
Bunda yang panik langsung mengambil tisu didalam tasnya, Lily pun menepuk pelan dadanya. "duh maafin bunda ya. Bunda suka banget sama gadis kaya kamu soalnya, sampe bunda mengucapkan hal tadi" ujar bunda tak enak. "mmm... memangnya Al sudah punya pacar bun?" tanya Lily pelan, bunda yang mendengar pun tertawa kecil "iya sudah punya, kamu suka ya..." seloroh bunda, Lily dengan muka memerah merasa malu menanyakan itu "tapi Ali nggak kalah tampan loh, mereka cuma beda setahun dan Ali lebih muda dari Al na" ujar bunda dengan tangan menyentuh dagu pura-pura berfikir. Mereka berdua melanjutkan obrolannya hingga siang....
Sedangkan Alan yang tadinya di VC oleh kekasihnya mendengus pelan 'coba tadi Alisya nggak pake VC pasti aku masih duduk dan melihatnya' batin Al, karena lama menunggu dalam mobil Alan yang sudah bosan menunggu menelpon bunda.
Telepon tersambung...
'Hallo bun...'
'......'
'Aku udah lama nunggu daritadi'
'.....'
'iya tadi dia VC makanya aku kemobil duluan, bunda masih lama?'
'.....'
'masih lama nggak? Atau aku samperin kalian lagi'
'.....'
'dia ikut kita nggak bun'
'......'
'ya siapa tau naik ojek, kan bisa sekalian kita anterin'
'.....'
'Yaudah aku tutup bun, nanti belanjaannya pada layu kalo lama'
Tuuuuttt.....
Setelah beberapa menit bunda masuk ke mobil, Alan yang sempat memejamkan mata terperanjat, bunda yang melihat itu hanya terkekeh "kenapa kamu kaget? Kamu kira orang masuk ke mobil?" tanya bunda, Alan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "keburu ngantuk nungguin bunda" sahutnya "kan bunda jarang-jarang bisa ketemu Ana, kalo tau tadi bunda bawa Ali aja biar ga ada yang ngajakin cepet pulang" dengus bunda sedikit kesal.
"bunda jangan marah dong, kan Ali juga biasanya bangun agak siang. Palingan ga sempet ketemu Lily" bela Al "Ana, Al..." ujar bunda membenarkan. "namanya kan Lilyana ga salah dong mau dipanggil Lily atau Ana sama aja" jawab Al acuh tak acuh. "terserah kamu lah.... oiya tumben kamu bosen dimobil, di VC nya sebentar aja ya.." tanya bunda santai. "iya bun, maklum dia kan model jadi sibuk disana" sahut Al sambil menyetir keluar dari parkiran mereka habiskan dengan mengobrol santai, perkembangan usaha dan juga hobby Alan, bahkan mereka membahas kegiatan bunda di rumah.
Sampai mereka membahas tentang pertemuan pertama Alan dengan Lily yang membuat bunda kadang-kadang tertawa, karena cerita dari dua pihak yang bunda dengar begitu sama. Mereka hanya saling pandang di pesta dan bahkan lupa berjabat tangan, malah di pertemukan di supermaket oleh bunda. Bunda merasa ada tali takdir antara anaknya dengan Lily tetapi bunda tetap ingin mengenalkan Ali juga kepada Lily
'anak yang manapun yang penting Lily menjadi menantuku sudah bisa membuatku bahagia' batinnya.
Penasaran lagi nggak sama kelanjutannya? Author mau tau kalian nungguin lanjutannya atau nggak? Kalau nungguin, jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen ya semuanya... jangan lupa follow agar tidak tertinggal cerita lainnya....
Aku lagi ada work cerita baru tapi masih on proses ada yang penasaran? mari di komen...
See yaaa....
07/02/2022 Noorjjh_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Music Princess [SLOW UPDATE]
Fanfiction"Suaranya... Senyumnya... Candu untuk ku lihat setiap saat" Alan Mahendra. "Kenapa pria itu selalu mengganggu pikiranku, setelah bertemu dengannya. Pikiranku menjadi tak karuan, Apa yang terjadi sebenarnya? Apa aku jatuh cinta?" Lillyana Azzahra. "D...