CHAPTER 7

227 17 1
                                    

Seminggu kemudian setelah aku menghabiskan waktu berdua bersama Yuki sebaik mungkin, aku kembali fokus dengan pekerjaanku. Aku sudah cukup sibuk setelah meninggalkan pekerjaanku selama seminggu. Untung saja rekan kerja, dan atasanku bisa saling memahami dan bahkan mereka cukup menghormati kehidupan privasiku dengan tak banyak menanyakan soal hubunganku dengan Yuki. Mereka hanya mengucapkan selamat kepadaku.

Sementara Yuki sudah kembali ke asrama untuk mempersiapkan pertandingan yang tak lama lagi akan digelar. Kami berdua memang sangat sibuk akhir-akhir ini namun kami masih saling mengabarkan walau sangat sulit mencari waktu untuk kami bertemu.

Sebulan kemudian, Yuki lebih dulu berangkat ke Indonesia bersama rekan tim nasional agar mereka juga bisa menghadiri pembukaan. Sedangkan aku masih sibuk dengan pekerjaanku sebelum aku mengambil cuti lagi. Kali ini aku mengatakan kepada atasanku alasanku cuti karena ada pertemuan keluarga Yuki dan keluargaku. Sontak saja atasanku merespon dengan sangat baik bahkan terlihat sangat bersemangat saat mendengarnya. Dia langsung memberi cuti kepadaku selama 2 minggu dan terus saja memberiku selamat, tak lupa ia juga bilang tidak akan memberitahukan siapapun. Sepertinya atasanku telah mengenalku dengan baik, aku bukan tipe orang yang suka memamerkan sesuatu apalagi hubunganku dengan Yuki.

Bahkan sampai sekarang, aku sama sekali tak pernah memposting di akun sosial mediaku mengenai hubungan kami dan foto kami berdua yang diupload Yuki bulan lalu adalah foto satu-satunya mengenai hubunganku dengan Yuki yang ada di sosial media.

Aku sudah memesankan tiket untuk keluarga Yuki untuk berangkat ke Bali. Ada sekitar 10 orang keluarga inti Yuki yang akan pergi yaitu Ayah dan Ibu Yuki, Naomi beserta keluarganya, Mayu, dan beberapa saudara dari Ayah dan Ibu Yuki. Aku sudah cukup akrab dengan paman-paman dan bibi-bibi dari keluarga Ishikawa, mereka menyambutku dengan sangat hangat bahkan mereka sudah menganggapku sebagai keluarga mereka.

Persiapanku untuk mereka sudah cukup matang. Keluargaku memiliki villa di Bali, setidaknya bisa memuat dua keluarga besar. Selain itu, aku sudah menyiapkan sesuatu untuk Yuki dan rekannya yang bertanding di Jakarta.

Di Rabu pagi, aku dan keluarga besar Yuki sudah tiba di bandara. Aku juga mengajak Azumi untuk ikut ke Bali. Sahabatku ini banyak membantuku selama ini bahkan dia masih tetap membantuku untuk melayani keluarga Yuki yang kebanyakan sudah paruhbaya. Mayu tiba cukup telat karena ia baru saja kembali dari asrama, awalnya aku pikir Mayu tidak bisa ikut berhubung selama ini ia masih tinggal di asrama namun tiba-tiba saja Mayu menghubungiku dan mengatakan akan ikut bersama kami.

Katanya dia tidak ingin kehilangan momen yang dia tunggu-tunggu selama ini.

Penerbanganku dengan penerbangan keluarga Ishikawa dan Azumi berbeda. Mereka akan langsung menuju ke Bali sedangkan aku akan ke Jakarta. Penerbangan mereka akan lebih awal dari penerbanganku dan aku mengantarkan mereka ke pintu gate. Tak lupa Ibu Ishikawa memelukku dan mencium kedua pipiku "Sampai ketemu di Bali"ucapnya dengan lembut. Aku mengangguk lalu melambaikan tanganku kepada mereka.

***

Sekitar 6 jam penerbangan, akhirnya aku tiba di Jakarta. Terakhir kali aku ke Jakarta tahun lalu saat itu aku datang untuk melihat kepenakan keduaku, anak kedua dari Risa dan Andre bernama Julia. Anak mereka sangat mirip dengan Andre, sama seperti putra pertama mereka Luis.

Tepat di sore hari ini juga, timnas Jepang masih akan bertanding di babak final melawan tuan rumah. Aku cukup senang mendengar kabar bahwa Indonesia berhasil masuk ke final.

Setibanya di stadion tempat pergeleran pertandingan volley dilaksanakan, sudah banyak penonton yang sudah memenuhi tribun. Mereka memakai kompak menggunakan baju berwarna merah dan membawa bendera Indonesia, tak lupa juga mereka bersorak untuk mendukung tim Indonesia. Aku juga melihat ada beberapa orang dari Jepang yang juga datang untuk mendukung tim Nippon.

Sedangkan aku, aku juga akan tetap menonton. Untung saja Risa sudah memesankan tiket untukku di tempat duduk yang cukup nyaman, tepat di belakang pit tim Jepang. Namun aku sama sekali tak berniat mengganggu konsentrasi Yuki dan membiarkan Yuki tak sadar dengan kehadiranku.

Pertandingan pun segera dimulai. Formasi awal dari tim jepang ada Yuki, Otsuka, Ran, Akihiro, Yamamoto, dan Sakita. Mereka sudah bersiap menerima servis dari tim lawan. Suara penonton semakin membludak, mereka mulai merasa bersemangat untuk menonton pertandingan.

Selama 2 jam lebih pertandingan akhirnya berakhir dengan tim Jepang yang unggul 3-1 dari Indonesia. Tim Nippon saling bersalaman dengan tim Indonesia, bahkan kapten tim Jepang tersebut terus tersenyum kepada lawan bahkan kepada penonton yang sudah hadir di stadion. Nampaknya Yuki ingin memberikan penilaian yang baik untuknya di depan orang Indonesia apalagi ia sadar kekasihnya pun juga orang Indonesia walau lama tinggal di Jepang.

**

Malam harinya, aku masih harus sibuk. Hal yang paling patut aku syukuri ternyata tim Jepang tinggal di hotel yang restorannya adalah milik Andre. Akhirnya dengan dibantu oleh Andre, aku menyiapkan makan malam untuk semua tim Jepang.

Yuki juga sudah memberitahukan seluruh timnya akan ada perjamuan makan malam spesial dari aku dan Yuki untuk mereka.

Pukul 07.30 malam, tim dari Jepang sudah datang tepat waktu di restoran yang sengaja dibooking untuk mereka. Aku tersenyum dengan lebar menyambut sekitar 40 orang yang datang. Malam ini, aku seperti bertugas sebagai tuan rumah dan harus mampu melayani semua teman-teman Yuki.

Dan malam ini juga, secara official aku memperkenalkan diri kepada teman-teman Yuki sebagai kekasih kapten mereka. Sebelumnya aku belum pernah bertemu dan saling menyapa dengan tema-teman Yuki secara formal, aku masih cukup malu untuk bertemu dengan mereka.

"Hm.. terima kasih sudah datang untuk perjamuan makan di malam hari ini. Dan aku ingin mengucapkan selamat atas kemenangan kalian"ucapku sedikit canggung namun aku menerima tepuk tangan yang meriah dari mereka semua, sedangkan Yuki tersenyum menahan tawa yang duduk di sebelah coach. Kali ini Yuki juga bersikap layaknya tamu untukku.

"Perkenalkan namaku Luna Putri Hinata."ucapku mengenalkan diri.

"Semoga kalian semua merasa nyaman berada di Indonesia dan juga aku berharap kalian menikmati hidangan malam ini. Oh yah, chef sudah menyediakan beberapa jenis makanan seperti makanan khas Jepang namun kami juga menyediakan beberapa makanan khas Indonesia yang bisa kalian coba. Semoga kalian menikmatinya"ucapku tak kehilangan senyumanku.

"Terima kasih banyak"ucap para timnas jepang padaku. Mereka semua bersikap sangat humble dan ramah hingga membuatku tak lagi merasa canggung dan gugup.

***

Yuki Ishikawa duduk makan diantara para coach dan tim dari Jepang. Sebagai seorang kapten, Yuki wajib untuk berada di samping para coach untuk menikmati hidangan makan malam diselingi obrolan ringan diantara mereka berdua.

Sebenarnya Yuki sudah merasa gugup sewaktu ia masuk ke restoran. Ia mencemaskan Luna yang akan mengenalkan dirinya kepada teman-temannya. Untung saja wanita itu melakukannya dengan lancar. Sesekali Yuki menerima candaan Nishida saat Luna akhirnya berdiri di depan mereka. Beberapa teman Yuki berbisik memuji kecantikan Luna yang terlihat sederhana namun tetap anggun..

"Jadi kalian berdua bertemu di kampusmu dulu?"tanya Tuan Asaki.

"Iya. Kebetulan kami satu kampus"jawab Yuki sopan.

"Kamu beruntung memiliki kekasih seperti dia. Yang saya dengar, hubungan kalian sudah 6 tahun, dan dia dengan setianya menunggumu ya"ujar Tuan Asaki yang menjadi orang kesekian kalinya yang merasa takjub dengan perjalanan hubungan antara kapten dengan Luna.

"Terbayar dengan perjuanganku mendapatkannya. Dulu aku harus menunggu selama 3 tahun untuk dia menerimaku."ujar Yuki yang memang sudah akrab dengan Tuan Asaki. Tuan Asaki lah yang membantu Yuki meraih kesuksesannya saat ini.

"Benarkah? Selama itu?"

"Iya. Dia sempat ragu untuk menerimaku"jawab Yuki dengan sedikit ringisan kecil

"Ternyata ada juga wanita yang berpikiran seperti itu. Saya pikir wanita akan langsung mengatakan iya ketika kamu bilang menyukainya"seru Tuan Asaki dengan tawa khasnya. Yuki pun ikut tertawa di sela obrolan mereka.

-TO BE CONTINUE-

After Years With Yuki (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang