CHAPTER 4

244 18 0
                                    

Pagi ini aku bangun lebih pagi, entah mengapa aku merasa tak tenang sejak kemarin, bahkan aku tak ingin mengecek handphoneku dan berita di internet. Untung saja Yuki sudah mengatakan padaku kalau dia mungkin tidak akan menghubungiku di malam hari karena akan sibuk bersama anggota tim.

Aku selalu berusaha untuk bersikap seperti biasa dengan senyuman dan selalu berpikir positif. Aku menyiapkan sandwich untuk sarapan pagi lalu memegang handphoneku. Oke, aku sudah siap menjelajahi dunia internet.

Dengan perlahan. aku membuka handphoneku. Benar saja, tidak ada pesan dari Yuki. Pria itu nampaknya masih sangat sibuk, aku bisa mengerti kondisinya, tanggung jawabnya sangat besar. Aku pun berselfie lalu mengirimkan pada Yuki

Aku lagi sarapan. tulisku.

Aku tahu dia mungkin akan membacanya di siang hari dan aku tak mempermasalahkannya. Begitu banyak chat masuk dan sebagian besar menanyakan kebenaran hubunganku dengan Yuki. Aku sama sekali tak berniat untuk membalasnya, bukan aku sombong, aku hanya tak ingin menjual nama Yuki yang sebagai kekasihku kepada orang lain. Dan akupun belum terbiasa dengan kondisi ini.

Azumi mengirimkanku pesan

selamat sudah official jadi pacar atlet yaa hahahah

Sahabatku Azumi adalah orang yang paling dekat denganku dan dia tahu awal mula bagaimana hubunganku dengan Yuki. Saat aku mengatakan padanya aku sudah berpacaran sama Yuki, dia sama sekali tak terkejut, dia bilang dia tahu Yuki pasti akan menyukaiku. Entah apa yang ada di pikirannya, dia seperti seorang peramal.

Aku meluangkan waktu untuk video call bersama Ayah dan Ibu.

"Hallo, selamat pagi"sapaku dengan tersenyum saat melihat kedua orang tuaku telah mengangkat panggilan. Keduanya terlihat sedang berada di mobil "Mau kemana?"

"Restoran Risa. Kakakmu baru buka cabang baru hari ini"jawab Ibuku "Bagaimana kabarmu?"

"Baik. Aku kira kak Risa opening minggu depan, ternyata hari ini yaa"ujarku.

"Nanti kamu tanyakan sendiri dengan Risa"jawab Ayah berseru.

"Oh yah, Yuki menelpon kami kemarin"ujar Ibu membuatku sangat terkejut. Kemarin? Kenapa aku tidak tahu padahal aku berada disamping pria itu setiap waktu. "Dia bilang kalau hubungan kalian mungkin saja dieskpos media secepatnya. Jadi dia izin dulu pada Ayah dan Ibu"lanjut Ibuku.

Sejenak aku tersenyum.

"Ibu pikir hubungan kalian akan merenggang, ternyata masih kokoh yaa"canda Ibuku di sela tawanya.

"Si Yuki mana mungkin mau melepaskan anak perempuan saya" terdengar suara Ayahku yang selalu membanggakanku.

"Jadi kalian bilang apa padanya?"tanyaku.

"Ya kami bilang, itu terserah kalian. Ibu dan Ayah di sini selalu mendukung kalian. Yaa.. walaupun kami berdua inginnya kalian cepat-cepat menikah. Ibu juga bilang ke Yuki seperti itu"jawab Ibuku dan lagi-lagi membuatku syok.

"Ibu!!"

Ibuku tertawa "Awalnya Ibu bercanda, tapi dia bilang dia selalu serius padamu. Ayah dan Ibu juga sangat memahami kondisi Yuki sekarang, dia bukan orang biasa. Dia superstar. Kita tidak bisa berbuat semena-mena ke pahlawan Jepang,kan?"jelasnya.

Aku kembali tersenyum lebar "Aku beruntung memiliki orang tua seperti kalian"

"Kami lebih beruntung Nak. Siapa sangka kami akan mempunyai menantu seorang Yuki Ishikawa"balas Ayah dengan candaannya lagi.

Pembicaraanku dengan kedua orang tuaku telah usai. Aku jadi ingat saat aku mengenalkan Yuki sebagai pacarku ke kedua orang tuaku. Mereka berdua masih tinggal di Jepang saat itu dan itu pertama kalinya mereka bertemu bertatap muka dengan Yuki.

After Years With Yuki (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang