CHAPTER 11

312 24 6
                                    

Hari pernikahan pun tiba. Sejak jam 6 pagi aku sudah berdiri di depan meja rias saat wajah mulai di rias. Kali ini yang meriasku adalah Azumi. Selain menjadi WO, Azumi juga ahli dalam merias wajah dan dia tahu seperti apa riasan yang aku mau, tak begitu menonjol namun tetap terlihat anggun. Aku juga mengatakan padanya kalau aku ingin bibirku dibuat merah. Aku memakai kimono berwarna hitam-merah dengan corak bunga sakura.

"Apa kamu sudah tahu kabar Yuki?"tanyaku pada Azumi yang masih sibuk meriasku.

"Belum. Aku belum melihatnya. Sepertinya dia pakaian dari rumahnya"jawab Azumi nampak serius "Kamu tidak menghubunginya?"

"Tidak"jawabku meringis kecil "Aku rasa aku tak ingin menghubunginya dulu sebelum aku dan dia sudah sah"

Azumi menggelengkan kepalanya "Apa yang ada di otakmu? Jangan sampai Yuki melarikan diri"

"Jaga bicaramu"ocehku cemberut.

Azumi tertawa "Aku bercanda. Mana mungkin Yuki mau melakukan itu. Sama saja dia bunuh diri sendiri"

Aku menghela panjang lalu mencoba tersenyum saat melihat wajahku yang mulai berubah ketika dirias. Lalu Azumi mulai mencoba menyanggul rambutku dan ia sudah menyiapkan jepitan sebagai aksesoris.

"Asal kamu tahu, sampai sekarang aku masih dibuat takjub, temanku lah yang bisa membuat Yuki bertekuk lutut"ujar Azumi dengan tawa kecilnya "Kalau diingat-ingat, aku juga andil dalam hubungan kalian ya"

Aku mengangguk dengan tawa kecil "Benar juga. Seandainya kalau kamu tidak mengajakku menonton pertandingannya dan mengajakku untuk ikut fan signnya, aku mungkin tidak bertemu dengannya".

Azumi memang memiliki peran yang sangat penting di awal hubunganku dengan Yuki. Wanita itu lah yang mengajakku menonton pertandingan voli sehingga aku jatuh cinta pada Yuki. Dan Azumi juga lah yang mengajakku ke fan sign padahal saat itu aku tengah memiliki kelas yang sangat padat namun Azumi terus saja memelas memohon untuk aku menemaninya.

Aku ingat sekali saat aku dibuat bimbang dengan perasaanku sendiri, aku sering merasa terpuruk dengan hubungan tak jelasku, ada Azumi yang menyakinkanku tiap langkah dan keputusanku. Azumi selalu memberikan energi positif padaku dan siap mendukung hubunganku dengan Yuki di saat hubungan itu masih tak menemukan titik terang. Jika tidak ada Azumi, mungkin saja aku tidak menjadi pengantin Yuki hari ini.

***

Acara pernikahan Yuki dan Luna akan berlangsung sangat sakral di sebuah kuil. Hanya beberapa sanak keluarga dari kedua pengantin yang hadir untuk menyaksikan janji cinta sehidup semati itu. Di luar kuil, sudah ada pengamanan yang super ketat agar tak ada yang dapat mengganggu acara tersebut.

Acara akan dilaksanakan pukul 10 pagi. Dan sekarang sudah menunjukkan waktu setengah 10. Yuki bersama keluarganya sudah berada di area kuil menyambut beberapa keluarga yang sudah hadir. Orang tua dari Luna dan juga Risa dan Andre juga ikut menyambut.

Tampak kegugupan menyelimuti Yuki menunggu pengantin wanita untuk keluar. Sejak tadi, pria itu tak hentinya menghela napas panjang dan mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.

"Kakak terlihat sangat gugup dibanding saat di pertandingan"ujar Mayu tersenyum menggoda Yuki.

"Tentu saja. Ini akan menjadi acara seumur hidupku"jawab Yuki yang dari suaranya sudah serak.

"Aku penasaran bagaimana anggota yang lain bereaksi jika melihat eskpresi kakak sekarang"seru Mayu yang sejak kemarin sangat bersemangat. Sebenarnya ia tak kalah gugupnya dari kakaknya. Mayu juga merasa gugup untuk menyaksikan acara sakral kakaknya yang akan meminang seorang wanita untuk masuk ke dalam keluarga Ishikawa.

Dulu Mayu sempat berpikir kalau kakaknya akan sulit menikah mengingat sejak dulu Yuki selalu menghindari pertanyaan mengenai perempuan dari media. Sampai akhirnya, Mayu mendengar kalau kakaknya tengah memperjuangkan seorang wanita yang tampaknya tak mudah untuk ditaklukkan. Mayu pun sangat penasaran siapa wanita yang hendak menolak cinta kakaknya, seorang Yuki Ishikawa.

After Years With Yuki (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang