20. YOUR LIPS

16.8K 1K 3
                                    

Happy reading semuanya~~

Setelah ucapan selesai, seluruhsiswa berhamburan ke segala arah. Ada yang menuju blok IPA, maupun blok IPS. Ada juga yang pergi ke kantin untuk sekedar membeli minuman.

Geby dan Aca berjalan beriringan seperti biasanya menuju ke kelas. Keduanya saling berbincang sambil terus berjalan.

"Sore ini lo ada waktu gak?" Tanya Aca pada Geby.

Geby menggeleng pelan. "Nggak ada. Emang kenapa?"

"Gue mau pergi ke pantai, lo mau gak temenin gue? Sekalian jalan-jalan bareng. Ajak Malika juga. Gimana, lo mau gak?"

"Nanti ya. Gue pikir-pikir dulu," jawab Geby sedikit tidak enak. Apa lagi saat ini wajah Aca berubah masam.

"Lo mah kebanyakan mikir! Ayolah, sekali-kali kita healing bareng. Sebelum lulus."

"Gue izin dulu sama Varezo," ucap Geby. Mendengar itu sontak membuat Aca merotasikan bola matanya. "Gak enak 'kan kalau gue pergi nggak izin dulu sama dia."

"Kalau sampe nggak di izinin gimana?"

"Ya... Gue nggak pergi lah!" Balas Geby.

Aca menghela nafas panjang. "Kali ini lo harus pergi bareng gue sama Malika. Kalau suami lo itu gak ngizinin, biar dia berurusan sama gue. Caca Manalu!" Ucap Caca tegas sambil menepuk dadanya.

Geby tertawa kecil. "Bakalan gue usahain."

Saat sudah sampai di depan kelas, keduanya berjalan masuk di susul beberapa murid lainnya. Mereka duduk di bangku masing-masing.

Karena guru yang akan mengajar di kelas mereka belum datang, beberapa siswa menyibukkan diri membaca buku atau bermain game online. Ada juga yang sedang tidur di belakang.

Kelas kali ini cukup tenang, jadi Geby tidak perlu teriak sana sini untuk mengatur para siswa bandel. Tidak lama kemudian, Pak Harto datang membuat siswa kembali duduk pada bangku masing-masing.

Sepanjang pak Harto mengabsen keseluruhan siswa, Geby terus saja menatap kearah pintu. Menunggu kedatangan Varezo yang sampai sekarang belum memunculkan batang hidungnya.

Mengapa cowok itu tidak ada kapoknya di hukum oleh pak Harto! Apakah harus pakai kekerasan agar seseorang mau mematuhi peraturan. Seperti Varezo contohnya!

"Varezo, Tagasa dan Waraja kemana?" Tanya Pak Harto setelah selesai mengabsen keseluruhan siswa. Beliau baru sadar bahwa ketiga murid bandelnya hilang.

Tidak ada yang menjawab. Karena memang tidak ada yang tau kemana ketiga pemuda itu berada.

Pak Harto menghela nafas. "Tidak ada yang tau kemana perginya Varezo dan kedua temannya?" Pak Harto bertanya sekali lagi pada murid di depannya.

"Kemungkinan besar mereka terlambat atau enggak bolos, Pak!" Jawab salah satu murid.

Pak Harto mendesah kasar. Selalunya seperti ini. Tidak ada yang berubah dari sifat, dan tingkah laku Varezo dan kedua temannya. Dari kelas 10 sampai sekarang, tetap sama!

*****

"Ngapain lo ngajak gue ke sini?" Tanya Varezo pada Johan yang berdiri angkuh di hadapannya.

"Kenapa? Takut lo?" Ledek Johan terkekeh sinis.

"Atas dasar apa gue harus takut sama tikus got kek elo!" Ucap Varezo menatap jijik Johan.

Tadi setelah Varezo baru selesai memarkirkan motornya di belakang sekolah, tiba-tiba Johan datang dan menarik dirinya ke dalam gang kecil yang tidak jauh dari sekolah.

VAREZO [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang