41. HEALING

10.2K 716 22
                                    

Go follow Instagram; Snbilyaa

•••••

Geby melenguh kecil saat sesuatu terasa geli di bagian dadanya. Perlahan tapi pasti gadis itu membuka kelopak matanya dan betapa terkejutnya Geby ketika mendapati seorang cowok yang melumat lembut benda privasinya.

"VAREZO! MASIH PAGI! GAK USAH GREPE-GREPE!" teriak Geby nyaring. Sontak membuat Varezo terlonjak kaget.

Cowok bertelanjang dada dengan celana piyama yang sudah melorot itu mendongakkan pandangannya menatap Geby tanpa melepaskan mulutnya dari dada sang istri.

"Mesum!" Geby mendorong kuat kepala Varezo, hingga cowok itu terhuyung ke samping. "Kalau kelakuan kamu kek gini terus, aku tinggalin!" ancamnya.

Varezo yang tidur terlentang di atas kasur merengek seperti anak kecil. "Gak bisa. Aku tadi haus, By. Tenggorokanku kering."

"Air minum di dapur banyak, tinggal di ambil." dengan kesal Geby bangkit dan membenarkan penampilannya yang mengenaskan karena ulah sang suami.

"Tapi ... Pengennya nyusu." cowok sableng itu sudah seperti wanita penggoda di atas ranjang dengan gaya mengangkang lebar. "Main bentar yuk, mumpung masih pagi."

"Jangan mulai, deh!" sentak Geby mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kamu juga pasti mau, By. Ayolah, sekali aja."

"Nggak!" tolak Geby mentah-mentah. "Kamu gak kasian liat baby Pabong kesiksa di dalam sana, hah?"

"Gak ngaruh, By. Baby twinsnya masih sekecil buah apel. Gak bakalan buat dia kejepit." Varezo memasang wajah melemas sok-sok tersakiti.

"Boleh, ya? Aku mainya pelan kok," ucap Varezo setengah memaksa. Dengan sengaja cowok itu melorotkan celananya, berharap agar Geby tergoda dengan dalaman bergambar Keropi itu.

"Gak! Dulu juga kamu bilangnya gitu. Tapi, apa, aku sampe gak bisa bangun karena ulah kamu. Pokoknya nggak ada main pagi ini!" putus Geby menatap sinis Varezo.

"Aku janji, kali ini mainnya pelan kok gak brutal kek dulu. Sumpah Yang, gak bo'ong."

"Kalau aku bilang nggak, ya enggak! Kepala batu banget sih kalau di bilangin."

Varezo bangkit dari posisinya. Ia menarik tangan Geby lembut lalu keduanya duduk di bibir ranjang.

Geby berdecak, gadis itu hendak berdiri namun dengan cepat Varezo menaikkan satu kakinya di atas paha Geby. Menghimpit sedikit kuat agar gadis itu tidak bisa pergi kemana-mana.

Tatapan Varezo jatuh pada bawah hidung Geby. Benda kenyal nan merah muda itu sungguh menambah keinginan Varezo untuk bermain di pagi ini. Naluri lelaki cowok itu seakan menggebu tak terkontrol.

"Boleh, ya? Lima ronde aja kok, gak lama."

Mata Geby membelalak tidak percaya. Lima ronde di bilang tidak lama? Dasar cowok setres!

"Varezo, jangan gila kamu. Lima ronde itu lama kalau kamu yang main. Plisss, lah, jangan sekarang. Kamu juga udah janji kan mau puasa jatah demi baby Pabong kita." Geby melemas, meminta belas kasih pada mas suami.

Kening Varezo berkerut dalam. "Kapan aku janji kek gitu? Perasaan gak ada tuh."

Senyum miring Varezo tercetak jelas ketika gadis di sampingnya tak berkutik lagi. Dengan sekali gerakkan Varezo menarik dagu Geby dan menyalurkan rasa cinta lewat ciuman hangat.

Awalnya Geby memberontak karena terkejut akibat mendapat serangan mendadani. Namun, lama-kelamaan gadis cantik itu menikmatinya. Membalas ciuman Varezo dengan ragu, membuat sang empu meringis kesenangan.

VAREZO [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang