Apa kabar?

77 22 0
                                    

Author POV

"Siang amat jemur cuciannya."

Sheryl terperanjat mendengar suara yang amat sangat gak asing di telinganya. Pandangannya terhalang rak jemuran yang berisi pakaian-pakaian milik Jinny, Soodam, Denise dan Somi.

Tanpa harus mencari tau keberadaan si pemilik suara, Sheryl bisa langsung mengenali bahwa orang itu adalah Jeon Woong.

"Sial, dikacangin."

Laki-laki itu bersuara lagi. Karena Sheryl sama sekali gak menyahuti celotehannya barusan.

"Apa? Mau gua jemur baju pagi, siang atau malem, apa urusannya sama lo?" sahut Sheryl.

Woong menampakkan dirinya.
Dia berdiri di tepi rooftop sambil megang buku resep.

"Dih, emang gua ngomong ke lo?" sahut Woong usil.

Sheryl diem sesaat, sebelum melempar kembali cucian miliknya ke dalam ember dengan wajah super kesal.

"... Bercanda, buset. Ngambekan banget," ralat Woong cepat-cepat. Dia duduk bersandar ke toren air yang ada di rooftop.

Kontrakan yang ditempati Sheryl dan Woong cuma berjarak sekitar dua langkah orang dewasa.

Sheryl meneruskan aktivitasnya yang sempat ketunda—jemur cucian.

"Yang lain ke mana?" tanya Woong.

"Kak Jinny sama Denise kerja. Soodam belanja sama temen kerjanya. Somi ke kampus," ujar Sheryl.

"Kalo lo?"

"Ya ini gua di sini! Buta mata lo?!" sungut Sheryl emosi.

"Bukan, maksud gua apa kegiatan lo hari ini? Abis jemur baju lo ngapain?"

"Tidur lagi."

"Abis tidur lagi?"

"Bangun, makan siang."

"Abis makan siang lo ngapain?" Woong terus-terusan nanya.

"Tidur siang." Anehnya Sheryl juga terus meladeni laki-laki itu.

"Abis tidur siang?"

"Mandi, kalo gak lupa."

"Terus sore lo ngapain?"

"Tidur-"

"Apaaaan dah ni cewe satu. Mau jadi putri tidur lo hah? Jangan-jangan Mbah Surip nyiptain lagu Bangun Tidur, Tidur Lagi terinspirasi dari lo."

Sheryl menoleh sekilas, Woong keliatan geleng-geleng kepala dengan atensi tertuju ke buku di tangannya.

Setelahnya hening.
Sheryl lanjutin kegiatannya jemur cucian, sedangkan Woong ... Sheryl noleh natap ke arah laki-laki itu lagi, yang ternyata ... laki-laki itu juga lagi ngeliatin Sheryl tanpa bicara apapun.

Tatapannya ... susah dimengerti. Yang jelas sukses bikin Sheryl melengos karena ngerasa gak nyaman liat tatapannya Woong.

"Apa kabar, Sher?"

Kini laki-laki itu bicara dengan nada serius. Beda sama tadi, bawaannya kaya ngajak bercanda terus.

"Baik. Walaupun sebelumnya gua harus berusaha lewatin masa-masa sulit berkat seseorang." Sheryl menyahuti.

"Gua nih pasti," celetuk Woong.

Sheryl cuma senyum sinis.

"Lo banyak berubah ya. Sekarang kaya cewe beneran-"

"Emang sebelumnya jadi-jadian?" tanya Sheryl gak terima.

"Bukan gitu. Maksudnya ... sekarang lo jadi seneng dandan, bahkan nata rambut dan pake softlens segala. Udah gak pake kacamata sekarang?" tanya Woong.

"Engga. Berkat seseorang gua berhenti pake kacamata sejak bertahun-tahun lalu." Sekali lagi Sheryl noleh ke arah Woong sambil senyum sinis.

"Lo berubah drastis gini gara-gara gua?"

Sheryl membeku, sesaat.
Sebelum menggantung helai terakhir cuciannya, terus berbalik sambil nenteng ember.

"Ya ... gitu deh. Thanks, ya. Berkat lo, gua jadi sadar untuk ngerubah banyak hal dalam diri gua. Karena kalau gua tetep kaya dulu, mungkin gua bakal jadi sasaran dari permainan seseorang lagi," ucap Sheryl sebelum melangkah pergi.

Dia masuk dan langsung nutup pintu. Gak langsung menuruni anak tangga, Sheryl berdiri dengan punggung bersandar ke permukaan pintu.

Tangannya bergerak menyeka jejak basah di pipinya sendiri.

"Bodoh! Lo gak boleh lemah!" ucapnya setengah berbisik.


















Jangan lupa vote dan komen yaa~

Mantan || Jeon Woong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang