Author POV
Jinny, Soodam, Somi dan Denise berdiri di pintu kamar Sheryl sambil senyum-senyum nahan ketawa. Sama halnya kaya Byounggon, Donghyun Woojin dan Daehwi yang berdiri di depan jendela kamar Sheryl.
Beberapa saat lalu jendelanya baru aja dibukain sama Denise. Sementara sang pemilik kamar masih tidur sambil memeluk lutut dengan kepala bersandar ke bahu Woong yang juga tertidur di sampingnya.
Mereka masih duduk di bawah jendela dan sama-sama terlelap. Sheryl nyandar ke bahunya Woong, sedangkan Woong menyandarkan kepalanya ke kepala Sheryl.
"Foto woy foto!" suruh Woojin usil, setengah berbisik.
Denise ngangguk-ngangguk dan langsung mengeluarkan ponselnya buat mengabadikan momen sepasang mantan kekasih yang lagi terlelap dalam posisi bersandar ke satu sama lain itu.
Cekrek!
Tepat setelah Denise mencet tombol kamera, dua oknum yang difoto melek. Awalnya baik Sheryl atau Woong sama-sama kebingungan dan natap ke sekeliling ruangan. Mata mereka membelalak begitu liat satu sama lain.
"Ciyeeeeee!!!" sorak Daehwi, Somi dan yang lainnya heboh.
Sheryl dan Woong buru-buru berdiri. Sama-sama panik, mereka menjauh dari satu sama lain. Sheryl lari ke hadapan Jinny dan yang lain, sedangkan Woong melompat keluar dari kamar Sheryl setelah nyuruh Woojin bukain jendelanya ke atas.
"Ada apaan nih? Baru ditinggal sendirian semalem, udah bobo berdua," ejek Jinny disambut gelak tawa yang lainnya.
Wajah Sheryl memerah kaya kepiting rebus.
"Hush! Bobo berdua apaan?!" Woong melototin Jinny. "Semalem mati lampu! Gua tau Sheryl takut gelap, jadinya gua samperin ke sini. Ternyata dugaan gua bener, dia lagi nangis ketakutan begitu gua ke sini."
"Ooooh jadi itu yang semalem bikin lo mondar mandir dengan ekspresi khawatir di kamar pas mati lampu?" tanya Woojin sekalian menggoda. "... Ternyata beneran khawatirin Sheryl hahaha...."
Sheryl kaget denger ucapannya Woojin. Apa bener Woong khawatirin dirinya sampai segitunya? Pikir Sheryl.
"Berisik ah lo!" rutuk Woong. Udah kelewat malu karena dicepuin Woojin, dia berlalu pergi duluan.
"Balikan, Kak?" tanya Somi kepo.
"Engga!" sahut Sheryl dengan mata membelalak.
"Kocak anjir panik banget dia ke-gep tidur sebelahan sama Bang Woong hahaha ..." Gelak tawa Jinny bersahutan sama gelak tawa yang lainnya.
Mereka kembali ke kamar masing-masing setelah puas ngeledekin Sheryl.
Setelah cuci muka dan gosok gigi, Sheryl merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Dalam posisi meringkuk dia memeluk bantal. Ingatannya mengingat sesuatu yang didengarnya dini hari tadi.
"Maaf ..."
"... Kalau tau ucapan gua dulu bakal bikin lo seterluka itu sampai jadi seberubah ini, harusnya gua pake alesan lain buat ninggalin lo."
Sheryl meremas bantal dalam pelukannya. Matanya berkaca-kaca. Sebetulnya, waktu Woong berucap begitu pelan sekali, Sheryl mendengarnya karena sama sekali belum terlelap. Sheryl cuma membenamkan wajahnya di atas lutut karena tau Woong terus menatap ke arahnya. Sheryl deg-degan.
Sama sekali gak Sheryl sangka Woong bakal mengucapkan hal semacam itu.
Sejak semalam Sheryl terfikir, apa maksud dari ucapan Woong itu? Apa yang Woong ucapkan waktu mutusin Sheryl bertahun-tahun lalu cuma alasan asal yang dia lontarkan gitu aja? Untuk menjauh dari Sheryl? Tapi apa alasannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan || Jeon Woong✔
Fanfic[Silverboys series Book 9] Buat Woong, tetanggaan sama mantan adalah salah satu bentuk musibah. Apalagi mantannya berubah jadi super duper cantik. ©Millenniums12, April 2022.