2

382 23 0
                                    


Jakarta, 15 September 2022

Hai Akira,

Bagaimana kiranya kabarmu? Apakah demam semalam telah mereda? Ba'da Subuh aku terus bermain dengan beragam pertanyaan tentangmu. Apakah kamu memiliki obat pereda demam di sana? Apakah anggota keluargamu tau jika kamu telah demam semalaman?

Aku ini manusia dengan banyak keterbatasan, bahkan cinta yang kumiliki ini juga memiliki banyak keterbatasan. Aku tak bisa selalu bersamamu, meskipun aku ingin selalu ada di saat-saat penting dalam hidupmu.

Jelang siang hari kita telah berbicara tentang banyak hal. Tentang demammu semalam, cerita acak tentang kehidupanmu yang kemudian disela dengan omelanmu padaku karena hal-hal sederhana yang kulakukan namun berdampak pada kesehatanku.

Akira... Ingatkah kamu bahwa hari ini telah sampai di tanggal 15 September? Telah 15 hari berlalu sejak aku mengatakan perasaanku dengan bahasa Prancis. Sepanjang 15 hari itu kita telah melalui beragam hal. Kamu telah menyebar bibit perasaan dalam hatiku, terus memeliharanya sejak 10 bulan lalu, dan pada akhirnya bibit itu telah tumbuh dan menjadi perasaan hangat saat bersamamu.

Selama 15 hari terakhir kamu telah menjadi kekasihku. Apa kamu ingat bagaimana kita memulai ini dengan sedikit paksaan darimu agar aku berani membuka mata tentang apa yang aku rasakan padamu? Ingatkah kamu bagaimana kita memulai semua ini saat kamu ingin mengakhiri semuanya? Apa kamu ingat bagaimana saat kamu akan melangkah keluar dari hidupku, namun aku membuatmu tetap bertahan di sini?

Akiraku... Kamu harus mengingat bahwa perasaan di antara kita bukan perasaan karena emosi sesaat atau perasaan ingin memiliki yang menggebu. 

Perasaan antara aku dan kamu adalah perasaan yang dewasa. Perasaan yang hadir bukan karena penampilan fisik semata, atau hanya sekedar perasaan yang hadir karena suatu kebutuhan. Perasaan itu telah lama tumbuh dan kini mencapai tingkat kematangannya. Perasaan yang dewasa sehingga ego tersisihkan begitu saja. Itulah yang terjadi di antara kita.

Jika aku mengingat perjalanan 15 hari terakhir, mengingat bagaimana perubahan besar terjadi pada diriku, mengingat bagaimana aku semakin memahami makna kehadiranmu dalam hidupku, mengingat semua itu membuatku kian memahami bahwa kamu benar-benar telah menjadi poros kehidupanku saat ini.

Kita memulainya dengan perasaan yang dewasa, kemudian mulai tumbuh kisah romantis dan kita juga memiliki kisah yang sedikit erotis, namun semua itu tak pernah mengurangi rasa hormatku padamu sebagai wanita yang kuanggap kekasih.

Aku menutup mata tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari tentang kamu yang akan pergi dengan pria itu. Bukan karena aku ingin merebutmu, atau karena aku tak acuh dengan keadaan. Aku hanya ingin memberikan apa yang seharusnya aku berikan sejak awal, yaitu tentang perasaan tulus yang aku miliki untukmu.

Pernah satu malam kamu marah padaku, kemudian di malam berikutnya aku marah padamu. Seperti itulah kita, ada saat-saat kita menghabiskan satu malam untuk meluapkan amarah karena suatu hal, namun itu tidak pernah menjadi sebuah keributan. Mungkin karena amarah yang kita miliki juga timbul karena perasaan yang dewasa.

Akira sayang, apa kamu ingat saat kamu mengatakan bahwa kamu ingin aku menjadi orang pertama dan terakhir yang kamu cintai dengan begitu hebatnya?

Aku sangat benci saat mendapati kalimat itu darimu, namun aku juga tak bisa melupakannya begitu saja. Mungkin seumur hidupku, itu menjadi salah satu ucapanmu yang tidak aku lupakan.

Aku sangat benci jika aku menjadi orang terakhir yang ingin kamu cintai, aku ingin kamu mencintai lebih banyak orang meskipun telah bertemu denganku. Amarahku memuncak, namun sungguh demi Tuhan, itu bukan marahku padamu, namun marahku pada diri sendiri yang selalu menemukan keterbatasan setiap ingin memberimu perasaan cinta ini.

Malam di mana amarah tengah membakar diriku sendiri, malam itu kamu berkata, "kamu adalah orang yang aku harapkan bisa menemaniku sampai keriput dan beruban...lalu aku ingin mati dalam pelukanmu."

"Kamu seperti bintang Sirius," ucapmu lagi.

Itu sungguh perumpamaan indah yang kau katakan di tengah gejolak amarahku. Kamu bilang bahwa kamu selalu ingin menggapaiku kendati kamu tau itu adalah hal yang tak mungkin.

"Aku lupa bahwa di dunia ini ada miracle, dan keajaiban itu yang mungkin sedang terjadi di antara kita sekarang," lanjutmu.

Malam itu, amarahku mulai mereda seiring dengan kamu yang terus mengungkapkan makna diriku dalam hidupmu. "Aku sudah benar-benar gila, namun ini kegilaan yang aku nikmati setiap detiknya," tegasmu.

"I love you, Bee," ucapmu menutup sederet kalimat yang berhasil meredakan amarahku.

Akira sayang... Malam itu menjadi begitu panjang, seandainya kamu tau bahwa kamu selalu memiliki dua makna dalam hidupku.

Kamu adalah kekasihku. Aku tidak pernah peduli pada ikatan yang kamu miliki dengan orang lain. Aku tidap pernah peduli tentang jejak masa lalumu yang mungkin berbanding terbalik denganku. Bagiku semua itu adalah bagian dari kehidupanmu yang tak bisa kamu minta ataupun kamu tolak. Aku hanya menginginkanmu dan menerima semua yang pernah ada atau yang akan ada dalam hidupmu.

Akira kekasihku... Kamu harus tau bahwa kamu adalah poros kehidupanku. Jika kamu sakit, maka aku merasa lebih sakit. Maka jangan pernah memandang kehidupan ini dengan pesimis, jangan pikirkan apapun yang membuatmu sedih. Karena setiap kamu melakukan itu, maka aku yang merasa sakit.

Aku ini seperti orang lumpuh yang ingin bergerak, namun tidak mampu... Aku merasa layaknya orang idiot yang tidak melakukan apa-apa meskipun tau jika kamu sedang sakit, kamu sedang lemah, kamu sedang butuh seseorang yang menjadi tempat bersandar. Aku ingin menggengam tanganmu, menyalurkan semua kekuatan dan berkata "kamu gak sendiri, aku di sini kok."

Namun aku selalu menemukan batasan dan menjadi orang idiot yang lumpuh.

Aku ini adalah manusia yang memiliki cinta untukmu, namun cintaku terlalu banyak menemui batasan yang tidak bisa aku lewati.

Ketidakberdayaanku untuk berada di sampingmu di saat-saat kau membutuhkan kehadiranku adalah hal yang paling menghancurkan hatiku.

Kamu tidak pernah tau sesakit apa aku setiap melihatmu mulai pasrah dengan kehidupanmu sendiri. Rasanya lebih sakit dan lebih pedih daripada saat aku harus melepasmu dengan orang lain.

Akira sayang... Jika aku melihat ke belakang, maka aku telah melewati 15 hari bersamamu dengan penuh perasaan hangat. Namun entah apakah hatiku masih mampu menanggung rasa kecewa pada diri sendiri selama 30 hari mendatang. Maka hari ini aku meminta sedikit waktu untuk menyendiri. Mungkin butuh beberapa hari. Karena aku sungguh sedang merasa lelah. 

Aku ingin menyiapkan hatiku agar lebih teguh menjalani perasaan cinta ini sampai 30 hari mendatang.

Aku tak akan pernah berhenti mencintaimu, karena kau bukan sembarang orang yang hadir dalam hidupku. Kau adalah kekasihku, dan kau tau lebih baik daripada siapapun bagaimana aku menghormatimu sebagai kekasihku dan bagaimana makna kamu dalam hidupku.

Perasaan ini akan tetap tinggal di sini kendati kamu melangkah lebih jauh dengan pria itu...

Setelah hati itu menemukan kekuatannya, maka aku akan kembali padamu. Jadi jangan marah karena aku menghilang dari jangkauanmu beberapa hari ke depan.

Jaga dirimu baik-baik.

Kirana


You're My AxisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang