Saat ini di waktu pulang sekolah orang-orang heran melihat Renjun dan Jaehyun masing-masing sedang berjalan cepat tetapi malah terlihat seperti sedang berkejar-kejaran. Renjun melangkahkan kakinya cepat-cepat menuju gerbang sekolah. Sesekali ia menengok kebelakang untuk memastikan langkah Jaehyun. Tapi Renjun dibuat kesal dengan Jaehyun yang seakan tak lelah mengejarnya, kenapa lelaki ini begitu mengejarnya seakan dirinya itu adalah piala olimpiade internasional, padahal jika dilihat Renjun tidak ada apa-apanya dengan eksistensi seorang Jung Jaehyun di sekolah ini yang terkenal dengan kesempurnaannya—itu kata siswa-siswi pemuja Jaehyun bukan kata Renjun.
Pada akhirnya mereka menaiki bus yang sama dengan tujuan rumah Renjun."Ibu aku pulang" teriak Renjun saat masuk kedalam rumahnya.
Renjun bergegas masuk kedalam rumahnya dan menengok kembali ke belakangnya, dilihat pria gila—menurutnya itu masih setia mengekorinya ternyata. Renjun dibuat kesal hingga masuk kamar dengan tergesa dan membanting pintu kamar dengan sekali dorongan. Jaehyun memang sebelumnya mengatakan akan berkunjung ke rumahnya hari ini pulang sekolah, dan Renjun membiarkannya karena jika ditolak pun apa lelaki itu akan mendengarkannya? Tidak kan, jadi percuma. Setiap Jaehyun berkunjung ke rumahnya, Renjun selalu acuh dan menganggap Jaehyun hanya angin lalu.Wendy Son, Ibu dari Renjun hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan putra pertamanya itu. Wendy selalu merasa sikap putranya itu makin hari makin keterlaluan, oleh karena itu setiap Jaehyun datang ke rumah wanita itu akan dengan tangan terbuka menerima Jaehyun. Wendy sendiri tidak pernah membeda-bedakan kedua 'lelaki' putranya itu, baik Doyoung maupun Jaehyun dimata Wendy sama saja, mereka adalah lelaki yang sangat menyayangi putranya. Jadi jangan dikira Wendy berlaku seperti ini hanya pada Jaehyun ya, dia juga memperlakukan Doyoung dengan sama.
"Masuklah, sayang. Kau pasti lelah ya?" ucap Wendy saat menyambut kedatangan Jaehyun depan pintu.
"Tidak selelah mengejar putramu, Bu" jawab Jaehyun dengan kekehan.
"Tidak lelah Ibu selalu meminta maaf padamu ya, Jaehyun" ucap Wendy menyesal.
"Tidak masalah, aku lelaki tangguh kan" tawa Jaehyun. Wendy pun tersenyum melihat tingkah Jaehyun. Jika boleh memaksa, Wendy ingin putranya sekali saja melihat perjuangan lelaki berkulit madu ini. Bagaimana tidak kagum dengan sosok Jaehyun, Wendy melihat lelaki ini begitu sopan dan baik sekali pada keluarganya. Wendy dapat dengan mudah melihat ketulusan Jaehyun tiap kali mata itu menatap putranya. Jika Wendy menjadi Renjun, dia akan mencoba sedikit member lelaki ini kesempatan bagaimanapun caranya.
Seperti pernah mendengar ada seseorang juga yang berandai-andai menjadi Renjun ya?
"Kali ini bawa apalagi Jaehyun? Barang pemberianmu sudah menumpuk di kamar Ibu".
"Eii kali ini hanya sebuah resep kue baru Bu, coba lihat aku menemukan resep kue ini di internet sepertinya enak ya?"
"Kau memberikan Ibu resep kue, disini Ibu seorang pemilik toko kue" sindir Wendy.
"Jangan untuk dijual Bu, coba buatkan untuk Tuan Huang yang terhormat saja. Beliau kulihat semakin tua, kasihan pasti stres dengan pekerjaannya, sedikit dimanja istri mungkin ampuh" goda Jaehyun.
"Anak ini benar-benar ya! Jika suamiku itu mendengar kau menyebutnya tua, dia akan langsung merajuk untuk melakukan perawatan anti-aging yang paling ampuh". Jaehyun tertawa mendengar jawaban Wendy. Dia mengetahui sifat Ayah Renjun itu terenal dengan kenarsisan terhadap wajah tampannya. Wajah tampan adalah kebanggaanku—motto hidupnya.***
Dua jam kemudian Renjun bangun dari tidur tampannya. Ia melangkahkan kakinya keluar kamar dengan wajah dan rambut yang masih berantakan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Waktu yang cukup untuk sedikit menghilangkan rasa lelah beraktivitas di sekolah. Telinganya sayup-sayup mendengar suara ribut dari arah ruang keluarga, tetapi dia mengabaikannya karena rasa hausnya sudah diujung.
"Sudah bangun, cantik?" Renjun refleks memuncratkan air yang diteguknya. Dia terkejut bukan main dengan keberadaan Jaehyun di belakangnya secara tiba-tiba. Demi Tuhan lelaki gila ini masih setia dirumahnya?!?
"Tidak apa-apa?" ucap Jaehyun dengan nada khawatir. Jaehyun pun refleks mengusap punggung sempit lelaki manis pujaan hatinya ini.
Jaehyun tersenyum kecil dan menghela nafas dengan respon Renjun yang langsung menepis tangan Jaehyun di punggungnya. Renjun membuat gerakan seolah mengusir Jaehyun menggunakan tangannya, tandanya Renjun benar-benar tidak ingin melihat Jaehyun disekitarnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fate [Jaeren] ✔
Fanfiction"Maafkan aku, mungkin ini karma untukku sehingga aku sulit menutup mata seperti ini" -Renjun "Aku masih disini sayang, masih dengan perasaan yang sama, jangan takut"-Jaehyun warn: bxb