🍂 - 04

183 27 0
                                    

" Just a little bit step "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Just a little bit step "

.
×
.
×
.

Tinggal hitungan minggu lagi hari kelulusan dan beberapa hari sebelum kelulusan, mereka sibuk mempersiapkan segala hal, Mona bahkan semakin giat part-time untuk menyisihkan gajinya sebagai bekal mengikuti Scara nanti.

Scara sendiri tidak banyak melakukan sesuatu selain berusaha mencari tempat yang startegis untuk tempat tinggal mereka selanjutnya, waktunya banyak tersita untuk les dan lain sebagainya.

Belakangan ini, Mona tinggal sementara diapartemen Scara karna gadis itu khawatir soal kesehatan Scara, mengingat biasanya Scara baru pulang kegiatan lesnya saat malam hari.

Mona memutuskan menetap disana sementara agar bisa memantau pola makan Scara atau menbantunya membersihkan apartemennya, Scara beberapa kali melarang Mona karna sudah ada pembantu pribadi namun bukan Mona namanya kalau tidak keras kepala.

Alhasil, Mona tetap mengurus semua keperluan Scara.

Hari itu adalah hari terakhir ujian kelulusan dan setelah ini mereka akan disibukkan dengan geladi bersih pentas seni kelulusan.

Scara terlihat kurang tidur, bagaimana tidak? Selama ujian, jam lesnya bertambah dan dia nyaris tidak ada waktu istirahat.

Kantung matanya terlihat jelas dan tubuhnya semakin kurus, tapi beruntung berkat Mona pemuda itu sama sekali tidak tumbang karna Mona rajin memaksa pemuda itu untuk makan.

"Hahh akhirnya ujiannya kelar, kepala gue pusing"Keluh Scara memijat-mijat kepalanya, Ajax tertawa.

"Iya anjir, gue udah gila tiap hari liatin rumus mulu anjir"

"Lo mah dasarnya udah gila ga sih"

"JAGA ALAT BICARAMU ITU KAWAN"

Scara terkekeh lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi.

"Lo beneran mau cabut Scar?"

"Iya, ngapa sih lu nanya mulu kek Dora"

"Ya gue khawatir sebagai sahabat lo oon, lo asal cabut aje padal lo belum pernah kan ngerasain dunia luar gimana 'kan?"Tanya Ajax, Scara terdiam.

Ajax tidak salah, mereka memang sama-sama orang kaya tapi Ajax berbeda, dia sejak kecil terbiasa kerja keras bahkan dia sudah menghasilkan banyak uang diumur belia sedangkan Scara selama ini hanya bergantung pada kekayaan orang tuanya.

Tentu saja dibanding Ajax, Scara sama sekali tidak punya pengalaman apapun untuk menapaki hidup diluar sana tanpa naungan orang tuanya lagi.

"Emang dunia luar sekejam itu ya Jax? Jujur gue gamau ngakuin ini, tapi yang lo bilang itu bener"

"Dunia itu kejam sama orang yang gapunya duit apalagi dunia pekerjaan, beh banyak banget dah orang munafik dan hobi menjatuhkan orang lain cuma karna iri dengki"

Scara mangut-mangut tanda mengerti lalu menghela nafas.

"Tapi gue lebih baik cabut sih Jax, daripada gue berlimpah harta tapi gue gila sama kehidupan gue yang gak manusiawi ini"

Ajax tersenyum menepuk pundak Scara.

Entah kenapa pemuda itu bangga dengan perubahan sahabatnya, padahal dulu saat Ajax baru mengenal Scara, dia bagai mayat yang terpaksa hidup tanpa binar kehidupan dimatanya.

Tapi sekarang? Berkat Mona, Scara berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih hidup dan tentu saja membuat Ajax terharu, itulah alasan kenapa Ajax sangat mendukung hubungan Scara dengan Mona.

"Gue ga nyangka Mona bisa ngerubah lo sampe kayak gini Scar haha"Ucap Ajax, Scara bersemu sebelum akhirnya tersenyum.

"Tu cewek gila emang aneh, kalo gue ga ketemu sama dia, gue yakin gue masih jadi robot tanpa hati"

"Haha anjir, gue kadang sampe iri sama kalian fakk crush gue kenapa gamau diajak jadian sih, Lumine kenapa sih"

"Elu sih aneh"

"GUE GA ANEH"

Scara tertawa.

"Oh iya btw, lo masih cari-cari kosan murah di Mondstadt ga?"

"Iya, kenapa emang?"

"Temen kerja gue ada yang buka kosan di Mondstadt, harganya lumayan murah sih kata gue, mana tahu lo butuh"

"Lah tumben baik lo, boleh, coba gue liat kosannya"

Ajax menunjukkan kosan yang dimaksud pada Scara melalui ponselnya, Scara terlihat tertarik dengan fasilitas yang ditawarkan lalu meminta nomor pemilik kosannya pada Ajax.

"Jax, thanks ya lo udah bantuin gue, mungkin dimasa depan gue bakal lebih ngerepotin lo"

Ajax tertawa menepuk-nepuk pundak Scara.

"Apaan sih lo, repotin gue aja gapapa, kan kita sohib bro? Lo ga sendiri Scar, ada gue,Dottore,Signora, atau Kazuha, kita tu temenan bukan buat haha hihi doang tapi juga sengsara bareng"Ucap Ajax mengibas poni, Scara tertawa kecil.

Dasar aneh dan narsis, begitulah pikir Scara.

Tapi Scara senang, walau kehidupannya dirumah sangat mengerikan, setidaknya disekolah dia memiliki teman-teman yang perhatian padannya dan siap membantunya tanpa pamrih.

Terkadang Scara heran, kenapa bisa dia yang memiliki sifat yang menyebalkan begini bisa dipertemukan dengan orang-orang baik seperti mereka?.

Semesta memang penuh kejutan.

"Anyway, lo cabut kapan Scar?"

Scara terlihat berpikir sejenak.

"Gue pengennya sih secepatnya, tapi kayaknya gue mau nunggu ijazah dulu dah biar bisa gue pake cari kerja"

"Berarti sekitar 3 bulan lagi dong? Yaudah deh, good luck ya Scar! Kapan-kapan gue samper dah sama anak-anak lainnya"

Scara mengacungkan jempolnya.

Manusia merencanakan sesuatu, menggantungkan harapannya tinggi-tinggi.

Sekali lagi, bagaimana kira-kira semesta menanggapi semua ini nantinya?.

Sekali lagi, bagaimana kira-kira semesta menanggapi semua ini nantinya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lengkara || PungudProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang