🍂 - 08

188 25 11
                                    

" Is something wrong? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Is something wrong? "

.
×
.
×

Setelah berbulan-bulan lamanya, akhirnya diriku kembali menginjakkan kaki ditempat ini yang mana dulu selalu aku kunjungi sebelum pulang ke apartemen atau saat aku sedang suntuk, rumahku sebelum ada Mona disisiku.

Fatui.

Sebenarnya aku tidak terlalu mengerti bagaimana circle  ini bisa tercipta, hanya sekumpulan anak-anak yang hidupnya kurang beruntung.

Pemilik circle ini awalnya adalah Tsaritsa yang kenal dengan Dottore serta Signora, sedikit demi sedikit teman mereka bertambah hingga akhirnya terciptalah circle ini.

Dulu aku sempat berpikir mengapa orang seperti Ajax bisa berada di circle seperti ini.

Maksudku, Ajax adalah anak orang kaya dan keluarganya juga baik-baik saja, tapi semakin aku mengenalnya, aku semakin mengerti.

Ajax tidak pernah memiliki orang yang benar-benar mengerti soal dia, dia supel dengan semua orang dan memiliki banyak orang tapi apa daya mereka hanya mengenal Ajax yang ceria, bukan Ajax yang sesungguhnya.

Ajax lah yang menyapaku saat itu dikelas, disaat aku terasa sangat transparan dikelas, tidak ada yang mau atau melihatku dikelas karna sifatku yang kasar, orang lebih memilih menjauhiku daripada menghadapi sifat anger issue ku yang mengerikan.

Sebelumnya aku memang sudah berteman baik dengan Kazuha sejak SMP, tapi sayangnya saat SMA kami terpisah karna berbeda jurusan.

"Nama lo Scara bukan? Boleh satu kelompok sama lo gak? Gue kemarin ga masuk jadi gatau ada pembagian kelompok haha"

Tapi Ajax berbeda, dia menyapaku dan memperlakukanku seperti temannya yang lain, dia bahkan yang mengenalkanku dengan anak Fatui lainnya.

Pernah suatu ketika aku bertanya padanya, kenapa dia tidak pernah merasa risih dengan sifatku dan saat itu dia tersenyum sembari menjawab.

"Gue mah kalo jengkel sama sifat lo yang gampang marah sering sih Scar, tapi gue dibalik sifat lo yang jelek itu lo tu sebenernya baik kok, cuma cara lo nunjukin aja beda"

"Hah? Baik gimana? Gue aja kerjaannya ngumpat sama mukul elu anj"

Ajax tertawa kala itu.

"Lo itu perhatian Scar, cuma lo ga sadar"

"Apasih anjir, lo ngigau kali"

"Kagakk, lo inget ga waktu gue sakit? Lo bela-belain bolos demi ngerawat gue dikosan, terus lo inget ga waktu Kak Tsaritsa sedih gagal PO album kpop, terus lo diem-diem beliin? Pas Teteh Signora lagi dirawat dirumah sakit abis kecelakaan motor sama pacarnya, lo juga nemenin dia seminggu dirumah sakit, pas Bang Dottore motornya rusak, lo juga diem-diem panggilin tukang servis buat benerin motornya pas Bang Dottore maen sama gue, itu kalo ga perhatian apa Scara~?"

Pipiku terasa panas kala itu karna malu perbuatanku ternyata diperhatikan Ajax, jujur saja aku memang tidak sadar melakukan itu, didalam hatiku hanya ada perasaan 'harus melakukan sesuatu' untuk mereka.

"Kalo tanya kenapa gue ga risih sama sifat kasar lo, karna gue ngeliat lo dari 2 sisi, manusia kalo liat dari buruknya terus, lo ga akan pernah nemu orang baik tapi bukan berarti ga ada orang jahat sih, yang penting lo harus tahu takaran mereka dalam berbuat baik buruk lebih seimbang atau kagak? Kalo buruk mulu ya mending dijauhi kalo baik ya sok atuh ditemenin, gitu sih prinsip gue"

Dulu aku tidak mengerti dengan maksud Ajax, tapi setelah bertemu Mona aku mengerti, Mona bukan gadis yang manis dan lemah lembut, dia mudah terpancing emosi dan gampang sekali ngambek, tapi disatu sisi dia adalah gadis paling sabar menghadapiku dan selalu tahu cara menghiburku disaat terpuruk.

Aku tersenyum mengingat betapa beruntungnya memiliki mereka semua hingga tanpa sadar aku sudah memarkirkan motor didepan markas Fatui.

"Wah wah siapa nih yang dateng? Scara sinii"

Orang pertama yang menyambutku adalah Tsaritsa, wanita anggun itu memelukku sesaat seperti biasa lalu membiarkan duduk di salah satu bangku yang kosong.

"Yo bro! Apa kabar nih? Masih ada yang sakit ga bekas luka lo?"Tanya Ajax yang entah darimana merangkul pundakku, aku terkekeh.

"Udah gapapa sih, cuma kata dokter gue ga bolehi kerja berat-berat dulu"Jawabku mencomot snack yang tertata diatas meja, tiba-tiba seseorang memukul pelan kepalaku, aku menoleh, terlihat Dottore yang kini melipat tangan didepan dada.

"Kek sehat aje lu, beneran kecelakaan ga sih lu"

"Yaelah bang, lo aja jenguk gue dirumah sakit masa lo ga percaya sih anjing"

Dottore tertawa lalu duduk.

"Bercanda Scar, lo ga berubah ternyata, masih emosian kek dulu haha"

"Ya gue cuma kecelakaan Bang, lo pikir gue abis diguna-guna?"

Sejenak markas Fatui dipenuhi canda tawa satu sama lain, saling bercerita keseharian masing-masing sebelum akhirnya beberapa anak berpamitan untuk pulang dan hanya menyisakanku,Dottore,SIgnora dan Ajax.

"Mama lo sekarang gimana?"Tanya Signora menyesap tehnya, aku menghela nafas lelah menyandarkan tubuhku di kursi.

"Dia berubah sih jadi lebih perhatian sama gue, Kak Ei juga, tapi jujur rasanya malah aneh tapi gue ga peduli sih karna yang penting sekarang gue udah tenang sama Mona"

Signora,Dottore, serta Ajax saling menatap satu sama lain sesaat setelah aku menuntaskan kalimatku, mereka menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Scar lo—"

"Mona sehat-sehat kan Scar? Gue denger dia paling parah kecelakaannya"

Entah kenapa Ajax tiba-tiba memutus ucapan Dottore dengan sedikit panik, aku mengerutkan alis tidak mengerti, dia itu kenapa?.

"Yah Mona sehat sih, gue sempet ga ketemu dia seminggu gara-gara Mama tapi sekarang dia tinggal di apartemen gue sih"

Ajax menepuk pundakku, entah kenapa pandangannya seperti..

sedih?.

"Gapapa Scar pelan-pelan aje, kalo ada apa-apa lo masih ada kita buat lari"

Aku menatap Ajax heran lalu tertawa mengejek dan memukulnya pelan.

"Apaan sih lo, freak banget anjing"

"JAHAT BANGET LO SAMA GUE"

"Mulai, mulai deh drama kingnya"

Aku melompat turun dari kursi lalu merangkul ke-3 temanku itu, sedikit berjinjit karna mereka tinggi sekali sial.

"Dah dah daripada lo semua aneh gini, mending kita cabut karaokean ga sih?"Tawarku, Signora mengacak suraiku.

"Lo traktir ye?"

"Gampang"

Aku tidak mengerti, kenapa mereka menatapku sedih? Bukankah harusnya mereka senang akhirnya hidup sedikit lebih baik?.

Aku tidak mengerti, kenapa mereka menatapku sedih? Bukankah harusnya mereka senang akhirnya hidup sedikit lebih baik?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lengkara || PungudProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang