Serumah [NoMinRen]

17.3K 717 149
                                    

☞ Kebiasaan minta cium pas kecil, eh ternyata sampe gede keterusan.

⊙⊙⊙⊙

"Aduh Na, maap banget ya gue gabisa nemenin lo dirumah. Soalnya mae tiba-tiba ngajak pergi ke Singapur, ya gue mana nolak anjrit."

Lee Haechan, laki-laki manis dengan perawakan sedikit 'gembul' (jangan disebut gendut, nanti dia marah) itu menggerutu merasa bersalah. Pasalnya ia harus menolak ajakan sang sahabat untuk menginap dirumah nya, habisannya sang ibu menawarkan ia untuk pergi liburan ke negara tetangga.

"Yaudah gapapa deh chan. Nana juga bisa dirumah sendiri kok, cuman seminggu doang, terus ayah sama bunda pasti kasih nana uang jajan yang banyak." balas Jaemin, laki-laki manis sahabat dari Lee Haechan.

"Yakin berani? Kenapa lo ga ngajak si dua curut itu, biasanya manut pas lo ajak kemana-mana."

"Ish masalahnya tuh Injun sama Nono lagi marah sama Nana, terus mereka cuekin Nana deh. Nana gatau harus bujuk mereka pake cara apa. Nana tawarin kiss aja mereka ngga mau Chan." keluh pemuda itu sambil mengerucutkan bibirnya, sangat lucu hingga Haechan harus menggigit pipi bagian dalamnya untuk menahan diri supaya tidak mengecup bibir itu.

Dua curut yang dimaksud oleh Haechan adalah Huang Renjun dan Lee Jeno, sahabat Jaemin sedari kecil yang selalu mengikuti Jaemin kemana pun si manis pergi.

Bukan hanya mengikuti Jaemin saja, mereka berdua juga menjaga Jaemin dari tatapan genit para laki-laki dominan dan perempuan-perempuan yang berusaha menarik perhatian Jaemin.

"Emang kali ini marah karena apa lagi sih Na?" tanya Haechan.

"Beberapa hari lalu Nana ga sengaja cium kakak Karin. Eum sebenernya sengaja sih, soalnya kakak Karin kasih boneka ryan ke Nana, yaudah sebagai tanda terimakasih Nana cium aja kaka Karin nya. Eh Injun sama Nono malah marah ke Nana, padahal kakak Karin kan kakak sepupu nya Nono."  ujar Jaemin dengan menggebu-gebu, ia masih mengingat jelas alasan kedua pria yang merangkap menjadi sahabatnya itu merajuk pada dirinya. "Padahal kakak Winter sebagai pacarnya kakak Karin aja ngga marah tuh, malah minta di kiss juga sama Nana."

Haechan mengangguk paham, sudah sangat hafal dengan kelakuan Renjun dan Jeno yang selalu aja cemburuan dan sangat posesif.

Namun tiba-tiba sebuah ide jahil terlintas di otak cemerlang Haechan.

"Lo sepong aja titit mereka Na, pasti ga bakal ngambek lagi."

.
.
.

Jaemin melangkahkan kaki menuju rumah keluarga Huang, ia ingin menghampiri kedua sahabat nya yang sedang bermain bersama itu. Sebenarnya Jaemin sedih karena tidak diajak, tapi mau tak mau Jaemin harus meminta bantuan pada kedua sahabatnya supaya mereka mau menemani dirinya dirumah selama seminggu.

"Loh Nana, Mami kira udah didalem bareng Renjun Jeno."

Itu Jungwoo, pria manis yang melahirkan Renjun ke dunia ini.

"Heum belum mami, tadi Nana masih dirumah. Ayah sama Bunda mau pergi ke Jepang lagi." balas si manis dengan lesu.

"Oalah, Nana mau nginep disini aja? Nanti biar tidur nya ditemenin mami atau ngga sama Renjun."

Jungwoo menuntun si manis kesayangannya itu memasuki kediaman keluarga Huang sembari berbincang kecil perihal Jaemin yang ditinggal sendiri.

"Ngga usah mami. Nana pengen minta Injun sama Nono temenin Nana dirumah aja, gapapa kan Injun nya Nana pinjem?"

Jungwoo mengangguk dengan semangat, "Pasti boleh dong, ga dibalikin juga gapapa."

Jaemin terkekeh kecil, pria yang melahirkan Renjun memang ada-ada saja.

"Yaudah Nana masuk aja ke kamar Renjun. Renjun sama Jeno lagi main game berdua, nanti mami bawain cookies kesukaan Nana."

"Makasih mami." Ujar Jaemin, lalu ia mengecup pipi Jungwoo sekilas dan memasuki kamar Renjun.

Sementara Jungwoo terkikik senang, ia segera menelepon Taeyong, pria yang melahirkan Jeno yang merangkap sebagai sahabatnya juga.

"Kayaknya rencana kita berhasil. Nana bakal ngajak Renjun sama Jeno nginep dirumahnya."

"Kita perlu kasih makanan juga ga sih wu? Supaya makin lancar."

Mari tinggalkan kedua pria manis dengan segala rencana mereka.

.
.
.

Jaemin merengut kesal, selama sejam ia diabaikan oleh Renjun dan Jeno. Bahkan ketika si manis meminta maaf, keduanya tidak menggubris sama sekali.

"Nono, Injun... Nana sepong deh titit nya biar ngga ngambek lagi."

Renjun dan Jeno sontak menoleh dengan terkejut, memelototi Jaemin yang dengan tidak sopan berucap sesantai itu.

"Heh, siapa yang ngajarin Nana ngomong begitu?" tanya Jeno sambil mencengkeram lengan Jaemin.

Jaemin tersenyum lebar, akhirnya kedua sahabatnya menoleh juga.

"Kata Echan, Nana harus bilang begitu dulu supaya dimaafin sama kalian." jawab Jaemin dengan riang.

Sementara Renjun dan Jeno mendecak sebal, benar tebakan mereka. Pasti yang mengajarkan Jaemin kosa kata yang sangat kotor tentu saja si gembul satu itu.

"Emang nya Nana tau sepong itu apaan?"

Jaemin mengangguk, "Tau dong. Tadi Nana cari di google, katanya itu jilat-jilat titit gitu."

Renjun menarik Jaemin mendekat, ia dudukan si manis tepat dihadapan nya. "Emang nya Nana mau masukin punya nya Injun sama Nono kedalam mulut Nana?"

"Mau dong! Kata nya echan rasanya enak kok."

Sial, dasar si Lee Mesum Haechan tidak ada berhentinya menodai otak suci Jaemin.

"Nana mau sepongin Nono sama Injun dimana?" tanya Jeno.

"Dirumah Nana aja. Sekalian Injun sama Nono nginep dirumah Nana ya! Ayah sama Bunda pergi ke Jepang seminggu."

Renjun dan Jeno tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti ini.

.
.
.

"Loh Na, lo kenapa nangis anjir? Siapa yang bikin lo nangis, coba kasih tau gue. Haduh jangan bikin panik dong please, gua masih di Singapur Na."

"Hiks... Kata Echan sepong titit Injun sama Nono bakal enak, ta-tapi hiks... Lubang pantat Nana i-ikutan dimasukin hiks... Sama Nono Injun."

.
.
.

to be continue

dilanjut kalau ada ide lagi,
ide buat bikin ewe ewe nya🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Sexy Na {NoMinRen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang