*.*.*
Jungkook meletakkan beberapa kayu dan Styrofoam ke atas lantai, dia akan mulai membuat karangan bunga. Di awali dengan membuat kerangka kayu tuk bisa menopang karangan papan supaya bisa berdiri, lalu menutupi kerangka tersebut dengan Styrofoam. Sudah sekitar dua kerangka yang ia buat, lonceng menandakan ada pelanggan berbunyi. Pandangannya Jungkook tertuju ke asal suara, Eunha dan kedua anaknya yang baru selesai sekolah.
Jungkook menyudahi kegiatannya sebentar, menghampiri lalu memeluk Hana dan Haru secara bergantian.
"Selamat datang," ucapnya. "Apa ada yang seru di sekolah?"
"Seru! Tadi di sekolah Kakak Eunha mengajari kami membuat origami!" ucap Hana dan Haru bersamaan.
"Wah, boleh Appa lihat?"
Keduanya mengangguk, satunya mengeluarkan origami berbentuk pesawat dan satunya lagi origami berbentuk bunga. Jungkook bertepuk tangan hebat, memuji kedua anaknya.
Eunha tidak bisa menahan senyum melihat interaksi Ayah dua anak itu."Apa yang sedang kau lakukan?" tegur Eunha.
"Membuat karangan bunga, ada klien yang memintaku. Untuk acara tunangan," jelas Jungkook.
"Apa ada yang bisa aku bantu?"
"Kakak Eunha kan mau bermain bersama kami," ungkap Hana, menggenggam tangan wanita tersebut. Di ikuti oleh Haru.
"Kau temani saja mereka, Eunha-ya. Aku bisa melakukannya sendiri."
Eunha menggangguk paham, ia menggenggam balik tangan Hana dan Haru. Mengajak untuk belajar menggambar, mereka masuk ke dalam ruangan, meninggalkan Jungkook sendiri. Tapi, detik kemudian Eunha kembali hanya untuk memberikan Jungkook bekal makan siang.
"Jangan lupa makan siang sebelum kembali beraktivitas, Ayah Hana dan Haru," kata Eunha, mengingatkan Jungkook. Ia memang sering membuatkan pria itu bekal karena pernah di rawat inap akibat tidak makan teratur.
Jungkook terkekeh, "terimakasih atas bekalnya, Bu guru."
"Sama-sama," sahut Eunha, ia lalu pergi menghampiri Hana dan Haru yang memanggilnya sedari tadi.
Sebuah senyuman terukir di bibir Jungkook, dibukanya bekal tersebut menampilkan beberapa masakan yang membuat siapapun tergiur memakannya. Eunha sudah seperti seorang istri saja selalu membuatkan bekal.
*.*.*
Di dalam ruangan Hana dan Haru sedang sibuk menggambar, Eunha berkata tema hari ini adalah keluarga. Mereka akan mulai dari menggambar Ayah, Ibu, lalu anak-anak. Hana maupun Haru berhenti membuat Eunha bingung apa yang tengah terjadi.
"Haru dan Hana cuma punya Ayah, tidak ada Ibu," celetuk Haru.
"Iya, kami tidak pernah bertemu dengan Ibu."
Eunha menjadi merasa bersalah, harusnya ia tidak menggunakan tema keluarga. Maka tidak akan ada perkataan tersebut.
"Tapi, Haru ingin menggambar Ibu. Apa kakak tahu Ibu seperti apa?" tanya Haru.
Eunha menggeleng, Haru tersenyum sedih kembali ia bertanya.
"Kak, apa perkataan Kakek benar? Kami dibuang oleh Ibu, tidak kan, kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
La Destine (Rosekook)
FanfictionJika takdir yang memisahkan kita, tetapi kenapa takdir juga mempertemukan kita kembali?