NABAAD 5

15 4 0
                                    

Sesampainya di rumah El mengendap ngendap agar tidak terdengar suara sedikitpun, tetapi suara yang paling dia takuti terdengar

"Mau kemana kamu ha!!!!!, Ingat ya kamu itu saya rawat di sini ga gratis!!!" Teriak seseorang yang membesar kan El dari kecil dengan raut marah tercetak jelas di wajah nya

"Ta tapi El baru pulang Bun, El dari kemarin ju juga belum ada makan"tak berani menatap raut wajah bunda nya tersebut sambil memilih baju sekolah nya

"Kamu pikir saya peduli, cepat kamu kerjakan semuanya sebelum saya hukum kamu!!!!" Lalu pergi dengan sedikit menendang tulang kering El, El yang memang tidak sigap langsung terjatuh dan menatap lantai dengan air mata yang mengalir dia ingin semua ini berakhir sedari kecil ia sudah di perlakukan begini tak ada yang membela nya, ayah nya pun sama sekali tidak perduli malahan jika ia mengadu ia akan menerima hukuman yang lebih parah

"Hiks hiks El Lo harus kuat,Lo singa yang kuat El, Lo harus ingat bagaimanapun mereka orang tua lo El, Lo ga boleh nyerah"sambil mengusap sisa air mata yang berada di pipi nya, lalu ia bangkit untuk mengganti pakaian lalu mengerjakan semua tugas rumah

Sore menjelang

"Bu bunda makanan nya udah selesai bunda"melihat bunda nya yang sedang menonton tv, tapi tiba tiba

Plakkkk

"Siapa yang memperbolehkan kau melihat ku dengan tatapan menjijikkan itu anak sialan!!!"tamparan yang sangat kuat diberikan kepada El "Ha katakan padaku"menjambak rambut El hingga kepalanya mendongak ke atas tapi tak berani menatap bunda nya itu karena ia takut akan membuat nya semakin marah

Tapi semua itu terhenti ketika suara berat itu muncul" tidak usah membuang tenaga mu velisia"ya dia ayah dari El yang menatap semuanya itu dengan datar, sedari tadi ia melihat perlakuan istrinya terhadap anak nya yang sudah ia anggap sebagai orang asing

"Huh menyusahkan kan, ingat ya kamu makan sisa dari makanan kami jangan berani berani mengambil makanan baru"lain menghempaskan tubuh El hingga terjatuh tepar di kaki bunda nya itu, lalu lewat begitu saja setelah mencampakkan tubuh El.

El hanya bisa menahan tangis nya karena jika ia menangis ia akan semakin di hukum lebih berat lagi, lalu ia beranjak menuju kamar nya yang terdapat di kamar pembantu

Ia menenggelamkan wajah nya di bantal lalu menangis dengan kencang agar suara nya tidak terdengar hingga keluar, perih memang tapi ia harus kuat untuk menjalani semua ini

Lalu ia menatap plapon yang berwarna putih itu"Lo kuat El Lo kuat hiks Lo kuat Lo ga blh nangis terus ke y/n,"gumam nya sambil tersenyum miris

Keesokan paginya ia bangun dan membersihkan semua sebelum ia berangkat sekolah

"Ok 1 2 3 4..." Hitung nya sambil menunjuk bahwa semua nya telah bersih lalu ia bersiap untuk berangkat sekolah,

Setelah ia siap dengan seragam nya ia melihat tatapan mata dari ayah nya yang kesannya ingin mengulitinya ia berjalan sambil menunduk lalu berhenti dan meminta izin untuk berangkat ke sekolah"a ayah e El berangkat sekolah dulu"ingin rasanya ia menyalimi tangan orang tua nya tersebut tapi itu hanya khayalan nya

Leon yang melihat itu hanya berdehem singkat lalu kembali membaca koran

El yang mendengar itu hanya tersenyum miris lalu ia berangkat dari rumah menuju sekolah, ya hanya di sana ia bisa merasakan sedikit rasanya bahagia bersama sahabat sahabat nya, saat mengingat itu El langsung semangat untuk ke sekolah tak sabar menemui sehabat yang ia sayangi

                 
Bersambung.....


Jangan lupa vote nya

not as beautiful as a dream (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang