AWAL

94 4 0
                                    

"Sekarang, Sa! Cepetan."

Tasya melempar hp nya kesembarang arah,dan beranjak menuju pintu luar.

"Raffa," panggil Tasya pelan.

Raffa membalikan badan dan menatap Tasya intens.

"Apa tadi, maksud kamu apa?" Raffa memulai pembicaraan dengan tinggi

"Raff aku mau kita putus."

"Ga." Raffa menolak permintaan gadisnya.

"Tapi, Raff, aku beneran mau putus."

"Kenapa, gara-gara Gio?"

"Ko jadi gio, si. Lo aneh Raff, Lo selalu nyalahin orang lain dan Lo selalu gasadar kesalah Lo sendiri!" Bela tasya Tasya."Lebih tepatnya kesalahan kita berdua," lanjutnya

"Ga, Sya, Lo apaansi. Gue bingung sama Lo, sekarang tiba-tiba minta putus, Lo marah-marah gajelas dan Lo nyalahin gue karena sikap gue ke Lo. Asal Lo tau Gue sama Lo bukan kenal sehari dua hari Sya, tapi 8 tahun. Belum cukup 8 tahun Lo ngenal gue dan ngerti sikap gue? Hah?! Jawab bangsatt!" bentak Raffa.

"Kurang ngerti apa si Raff, 8 tahun gue kenal Lo, 8 tahun juga gue ngertiin sikap Lo dan sekarang Lo bilang gue belum ngertiin sikap Lo. Gini... gue sekarang tanya sama Lo, pernah ga lo ngertiin perasaan gue, hah? Gue cemburu Raff gue kesel sama Lo dan teman sekelas lo itu, gue tau Lo sama dia cuma temenan, tapi kita juga awalnya cuma temen Raff. Gue takut Lo sama dia jadian kaya kita, hiks...," tangis Tasya mulai Muncul dan terdengar sangat lantang.

Raffa yang melihat gadisnya itu menangis, Raffa kaget dan khawatir bukan main. Bukannya Raffa menjawab tetapi Raffa dengan cepat menarik tangan Tasya dan memeluk tubuh Tasya kedalam pelukannya.

Ada perasaan senang dihati Raffa atas ucapan sekaligus pengakuan yang baru saja dilontarkan oleh Tasya, rupanya gadis itu cemburu dan kesal terhadapnya.

"Sya, maafin gue, jangan nangis plisss. Bukan cuma Lo, Sya, yang sakit tapi hati gue juga sakit ketika lihat Lo nangis gara-gara perlakuan gue." Raffa berusaha menenangkan Tasya dengan mengusap-ngusap punggung Tasya.

Setelah lama berada dipelukan Raffa, Tasya memberanikan mengangkat kepalanya dan saat ini ia menatap muka laki lakinya itu,tidak ada lagi tatapan amarahnya melainkan tatapan sendu dan tersenyum manis di bibirnya.

*

Hachim... hachimmm....

Terasa gatal di hidung, Keisya membuat gadis itu bersin terus menerus, sampai ia tersadar dari mimpi menyakitkannya itu.

"Keisya! Gila Loo. Apaan sih, ini punya Lo, kenapa taro dimuka gueee. Bau bangettt, bau jigong!" teriak Tasya sambil Membuang boneka bantal berbulu milik adiknya itu kearah tempat keisya duduk.

"Lagian tidur mulu, gue takut Ka. Kakak tadi sedih, senyum, terus sedih lagi sampe keluar air matalo. Noh- noh bantal gue basah," celetuk Kesya Syafira adik Keira Anatasya

Akibat perkataan adiknya tadi Tasya teringat mimpinya tadi ada rasa sesak saat kejadian waktu itu hadir lagi dimimpinya....

Sedangkan disebelahnya adiknya asik sendiri mendengarkan lagu di ponsel sambil memegang boneka bantal bulunya itu. Karena Keisya penasaran yang dikatakan kakaknya itu, hingga sebuah ide bodoh datang kedirinya ia dengan iseng menempelkan boneka bantal itu tepat di hidungnya.

"Huekk huekkk..., bau banget si ini boneka." Jadi malu sendiri Kesya karena telah ngejailin kakaknya dengan boneka bantal bau nya itu. Mau taro dimana muka cantik seorang Keisya Syafira ketika orang lain ia mempunyai boneka bantal baunya itu, tapi untungnya yang tahu aibnya itu cuma kakaknya seorang. Kakak sekaligus teman ributnya.

"Ya emang bau fira, bau bengettt," samber Tasya tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Nyamber aja kaya petir. Lagian, Kak, kapan lagi loh bisa nyium aroma jigong gue," ledek Kesya kepada kakak nya itu,emang adiknya itu paling suka mancing emosi kakaknya.

Author: Eh bentar ko malah jadi bahas jigong😭maafin Author yang gj ini ya semua🙏👍

Dibelakang mereka terlihat ibu dan ayahnya yang geleng-geleng kepala terhadap kelakuan anak keduanya itu.

***

Sampai beberapa menit kemudian pesawat yang ditaiki keluarga Tasya itu tepat berdarat di bandara Soekarno-Hatta dijakarta.























GEVANO || AsingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang